webnovel

Senja Diantara Kita

Diego tengah berada dalam kebimbangan antara dua pilihan memilih untuk meneruskan.usaha keluarganya yang mana dia adalah anak tunggal pemilik resort terkemuka dinegaranya,Sebagai anak tunggal adalah kewajibannya untuk bisa menjalankan satu bisnisnya dimana dia mencoba untuk menyewakan sebuah villa terindah dipinggiran pantai.Sebuah permintaan yang harus dia lakukan tetapi saat ini passion sang Diego adalah menjadi seorang Barista paruh waktu dan menjalankan misinya untuk bercakap dengan sahabat baiknya bernama Alina kinara. Ya Alina kali ini berusaha untuk selalu menjadi sahabat dimana setiap permasalahan tengah dihadapinya bisa saling berbagi.Alina pemilik kedai kopi dimana Diego bekerja,setelah mendapatkan intervensi dari keluarga Diego dengan susah payah ia membujuknya untuk bisa melepaskan pekerjaannya.Tetapi banyak hal yang membuatnya ingin terus bekerja sebagai barista.Karena kemarahan sang Ayah,dia pun meninggal akibat pertengkaran hebat dengan anaknya.Setelah waktu berlalu hatinya pun kembali dalam kebimbangan dalam memilih antara dua passion yang berbeda. Disaat dia keluar dan menjalani hidupnya dan mencoba mejalankan bisnis ayahnya,dia pun tengah menjadi penyewa sebuah villa yang sempat dia tinggalkan,dan mendapatkan sebuah penyewa wanita berparas cantik oriental bernama Lisa young.Liburannya sungguh menyenangkan tak keindahan alam telah menghipnotis dirinya apalagi Diego menjadi seorang gaet untuknya.Sampai hatinya perlahan jatuh seketika saat keduanya merasakan ada yang mulai mendekati sebuah perasaan keduanya dalam zona aman.Bermain bersama dipinggiran pantai dan keduanya saling menyatakan cinta. Tanpa disadari kehadiran mantan kekasih telah merusak hubungannya selama ini,ingin kembali tetapi hal itu dihadang penuh oleh Alina.Bahkan Alina bersedia menjadi pengganti Lisa hingga perseteruan itu berakhir dengan ditangkap oleh pihak berwajib atas tindakan kriminal.Apakah Lisa ataukah Alina akan menjadi pilihan utama untuk kehidupan barunya.Entah satu hal membuatnya kembali dalam pelukan hangat Diego.

david_purwanto · Urban
Not enough ratings
2 Chs

1.Cuti yang batal sendiri.

Seperti yang dirasakan oleh Diego pagi ini masih membuatnya malas untuk berada dalam pekerjaannya saat ini.Menikmati tidur yang cukup lama disebuah ranjang empuk dengan terbungkus oleh selimut tebal membuatnya semakin pulas dan tak beranjak untuk meninggalkan mimpinya saat ini.Ya setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang fotografer ia berada dalam kedamaian bersama hembusan angin pagi dipinggiran pantai.

Saat ini dia menepati sebuah rumah mewah dan hanya dirinya sendiri yang menepatinya.Rumah bernuansa minimalis dan dipenuhi oleh ornamen kesenian dan beberapa lukisan indah terpajang disetiap sudut ruangan.Tempat yang luas dan tertata minimalis dan kalem hanya dua warna yang membuatnya tenang untuk merasakan semua keadaan rumah yaitu hitam dan abu-abu,warna monocrom pemberi inspirasi sampai ia berada cukup lama tanpa harus berpindah-pindah.

Suara ponsel miliknya tengah berbunyi beberapa kali sampai ia sangat membenci suara itu,beranjak bangun mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang menghubunginya.

"Kenapa juga Maya butuh aku,padahal ini waktu yang baik untuk bermalas-malasan."Ujarnya mengangkat untuk menjawabnya,dia sangat tahu siapa Maya wanita yang membuatnya sedikit kerepotan dengan permintaan yang aneh-aneh apalagi dia adalah rekan kerja dan bosnya.

"Haloooou,kenapa May?"Tanya Diego dengan suara parau.

"Diego kamu dimana seeh?aku butuh kamu.Kamu bisa datang kesini!"Panggilnya dengan nada bingung.

"Emangnya kamu kenapa?"Kembali malas untuk menjawabnya.

"Banku bocor,aku sekarang dipinggiran jalanan menuju rumah kamu.Aku butuh kamu,jadi mau ya bantu aku!"

"Ngapain juga kamu mau kesini?aku mau tidur capek.Proyekku kan udah selesai May!"

"Iya tahu,tapi bantu aku.Apa kamu mau mobilku kena derek lagi untuk kesekian kalinya kalau kamu tidak menolongku?"

Menghela nafas lagi,mencoba membuka mata tapi masih berat juga kalau harus kesana.

"Berapa jaraknya kamu deket lokasi rumahku,supaya aku bisa pesan taxi!"Terpaksa harus bangun dan mencoba sabar menghadapi wanita satu ini.

"Beneran kamu mau bantu aku Diego?aku ditukungan pertama itu deket tebing pantai,dateng yaaa pleace."Sembari jingkrak-jingkrak ga karuan merasakan kesenangannya kali ini.

Kembali menguap lebar seraya menutupnya dia menjawab santai."Tunggu 30 menit,itu cukup jauh kalau aku kesan sekarang.Aku mandi dulu."Menutup telponnya.

"Dieeeegoooo,jangan mandi.Nanti aja!"Teriak Maya menghentikan langkah Diego untuk menutup telponnya.

Saking ga kuat sama suaranya,dia melepaskan genggaman telpon dan kesakitan pula telinganya mendengar suara berisiknya."Trus kamu mau liat aku tanpa pakaian sama sekali datang kesana!"Suaranya mulai meninggi.

"Oooouuu,maaf.Kamu mandi dulu ya,atau ngopi-ngopi dulu.Aku kuat kok nunggu kamu.Makasih ya diego!"Menutup telponnya.

Dari arah seberang,Maya memang agak takut juga sama kegarangan Diego.Ya aku tahu kalau dia karyawanku.Tapi ini jam libur dia,ya aku merasa bersalah juga.Mau buat kejutan malahan aku yang terkejut dipinggir jalan.Huuuuh,bete deh.Kembali jongkok sambil merengek ia memukuli ban mobil yang membuatnya harus menunggu lama.

Sama halnya dengan Dieogo,turun dari ranjang masih dalam bawaan mimpi dan tak bisa lagi dirasakan untuk bisa kuat serasa sempoyongan menuju kamar mandi untuk membuat tubuhnya kembali segar dalam siraman shower yang segar.Perlahan demi perlahan Diego bisa membuat hatinya kembali natural dan ga lagi merasa capek setelah beberapa menit berdiri serta menompangkan kedua tangannya menyentuh tembok dengan aksen batu alam.Membiarkan kepalanya basah dan kembali segar untuk mencerahkan segala racun dunia dalam jiwanya.

Keluar dari kamar mandi berbalutkan handuk putih,dia bergegas untuk mencari pakaian santai miliknya yaitu kaos oblong berwarna kalem juga celana jeans,menarik handuknya mencoba untuk mengeringkan rambutnya kembali menata rapi.Memakai kaca mata hitam,meraih sepatu boat berwarna hitam duduk dan mengaitkan kedua talinya.Tak ketinggalan dompet dan ponsel segera ia raih untuk pelengkap hidupunya saat ini.

"Aduuuuh lama banget seeh Diego ini.Niat ga seeh dia bantu aku?"Mondar mandir ga karuan menanti dirinya,memang udah hampir sepuluh menit lepas dirinya sama sekali belum melihat penampakan yang begitu membuatnya tersenyum manis saat ini.Ya aku tahu kalau hari ini hari yang buruk.

Menuruni anak tangga kebawah menuju dapurnya,masih sempat dia mengambil mineral water didalam kulkas untuk menyegarkan hatinya saat ini.Dan harus bertemu sama rekan kerjanya yang sangat menyebalkan.Memangnya dia mau ngapain coba datang kerumahku,padahal aku ini masih pengen sendiri dan bisa melepaskan malasku yang sudah lama aku tunggu-tunggu.Malahan harus menemui Maya.Setelah puas menegak minuman dengan habis,mengusap bibirnya menutup kembali kulkasnya.Segera ia menuju keluar untuk mencari taxi didepan pintu gerbangnya.

"Lama juga ya,apa dia ga pingsan disana?"Mencoba menghubunginya.

Segera tersambung dengan Maya,alangkah senang hatinya bisa mendapatkan telpon dari Sahabatnya."Haaaiiii,diego kamu dimana?lama sekali!"Rengeknya kesal.

Tak selang beberapa lama,sebuah taxi melintas dan terhenti tepat saat ia melambaikan tangan untuk menumpanginya."Iya sabar,ini aku baru dapat taxi.Kamu ga pa-pa kan?ga pingsan kan disana!"Tanya Diego sambil masuk kedalam taxi,dan segera jalan setelah mendapat instruksi dari Diego.

"Ooooh,baru dapat taxi.Ya udau aku tunggu deh,ga lama kan?"Sambil mengekspresikan dirinya saat ini.

"Engga,tunggu aja ya!"Menutup telponnya.

Dari pandangan kaca belakang,senyum seorang pengemudi taxi membuat Diego bertanya.

"Kenapa pak?ada yang aneh sama saya!"Sambil menunjuk kearah dirinya.

"Kayaknya kekasihnya lagi kesulitan pak ya,kok jawabnya masih kaku saja,hehehehh!"

Diego pun malu-malu menjawabnya dan berkata.

"Dia bukan kekasihku pak,cuma yaaa sahabat yang bikin aku pusing aja.Ini liburanku,malahan dia mengacaukannya.Sampai ingin bermalasan diranjang dia menghubungi saya!"

"Ya memang begitu pak kalau cewek butuh perhatian,jangan disia-siakan.Nanti bisa bahaya lho dibawa orang,heheheheh!"

"Bapak bisa saja,ya aku ikutin saran bapak.Tapi ga tahu juga sama dia.Mau ngertiin aku ga!"

Kembali mengumbar senyum,jawaban itu datang dengan tepat"Pasti dia akan mengerti dengan sendirinya."Kembali mengumbar senyum.

Tak lama Maya bersandar dipinggiran mobilnya untuk memastikan apakah benar Diego memang datang untuk menolongnya atau sekedar membuat bualan yang tak pasti.Dari jauhpun sudah terlihat sebuah mobil Mercedes sport berwarna hitam metalik terhenti dipinggiran trotoar dengan sosok wanita yang memang sudah pasti itu adalah Maya.

"Berhenti didepan situ pak ya.Yang ada cewek dimobil tersebut!"Tunjukknya yakin.

"Baik pak!"Jawabnya singkat perlahan menguraingi kecepatannya untuk bisa berhenti didepannya.Lalu membayarnya dan keluar untuk menemuinya.

"Diegooo!"Berlari dan memeluknya.

Hatinya males sebenarya bertemu dengan Maya,tapi mau gimana lagi.Dia adalah sahabat juga bosku.Apapun itu sudah kewajibanku menolongnya.Apalagi dibalik berisiknya dia masih ada kebaikan yang jarang ia munculnya.

"Kamu ga pa-pa kan?ada yang terluka!"Memastikan keadannya.

"Hehehe,ga pa-pa Diego.Aku baik-baik saja cuman ban mobilku bocor kamu bisa membantuku kan?"Berharap yang terbaik padanya.

"Ada ban serepnya kan?"Menanyakan kearah Maya.

"Ada,,,dibelakang,alat-alatnya juga ada kok disana!"Tunjuknya sambil mengikuti langkah Diego.

Mencoba memastikan kebocorannya,,lalu ia mengambil peralatan dan ban serep.Kembali sibuk untuk menggantinya.Senyum Maya memang tiada duanya ketika harus melihat sikap Diego yang dingin dan terkadang jarang senyum tapi sangat membuatnya seksi,hanya dia yang bisa membuatku senang dan tak bisa lagi harus membuatnya susah lagi.

"Susah ga?"Tanya Maya sambil ikutan jongkok,melihat keadaan mobilnya.

"Itu hal biasa.Santai aja!"Jawabnya memasang ban mobil yang kempes dan menggantinya dengan yang baru.

"Aku bantuin ngangkat bannya ya!"Beranjak mengambil ban mobil yang tergeletak disamping Diego.

"Udahlah,jangan.Lihat kamu nanti capek dan kamu tahu sendiri gimana kalau kamu sudah capek kan?"Pintanya menghentikan langkahnya sambil menatap tajam.

Meringis dan melepaskan ban mobil yang akan dia taruh didalam bagasi."Iya kamu tahu aja.Capek ya!"Mengambil tissu didalam tas jinjingnya lalu mendekat dan mengelap keningnya yang perlahan meneteskan keringat.

Perhatian juga ternyata Maya sama aku,ada baiknya juga dia seperti ini.Memang wanita saat dekat dengan pria yang baik pasti dia akan menjadi baik bahkan lebih,sayangnya dia masih jauh dari sebuah harapan dimana aku belum bisa menerimanya seperti aku menerima kekasihku sendiri yaitu Melissa.Sosok yang perlahan hilang sampai aku merubah sikapku jadi seorang yang lain.

"Kenapa juga kamu menghubungi aku,apa tidak ada orang lain yang bisa membantumu?"Mendongak dan menatapnya.

"Aku rasa kalau udah dekat sama tujuanku,kenapa harus minta tolong sama orang lain Diego apalagi aku tahu sikapmu memang dingin tapi sangat perhatian!"Mengumbar senyumnya.

Malahan dia beranjak berdiri dan membersihkan tangannya.Lalu menatap tajam meminta kunci mobilnya."Mana kunci mobilmu,biar aku yang mengemudikannya."

"Beneran kamu.Bukan aku?"Tanya Maya sembari menggelengkan kepala,tatapan wajahnya pula membuat ada rasa takut yang berlebihan.

"Ayolah,kamu ga mau kan disini lama-lama!"Segera mengambil kuncinya dan masuk kedalam.

Heheheheh,ada rasa senang dari seorang Maya,wanita mana tidak menyukai sikap dingingnya tapi perhatiannya sangat luar biasa sampai aku harus bersikap istimewa sama dia.

Didalam mobilnya,ada banyak obrolan yang akan dibuat oleh Maya.Karena ia tahu,siapa yang akan memulai obrolan ini kalau bukan aku.Kalau tidak akan sampai tujuan aku sama dia seperti patung konyol.

"Maaf ya Diego,harusnya aku membuat kejutan sama kamu saat ini malahan kamu terkejut sama permintaan tolongku,hehehehe!"Menoleh mencoba membuat senyuman.

"Tidak masalah,asal kamu tidak berbohong seperti ini pasti aku datang dan menolongmu.Kamu tahu sendiri kan siapa kamu disampingku!"Menoleh memberinya senyum.

"Kan rencana aku mau masak dirumahmu,apa kamu masih punya bahan-bahan untuk dimasak Go?"Tanya Maya sambil mendekat seraya melirik kearahnya.

"Oooo,kamu mau masak dirumahku.Memangnya kamu mau masak apa?"Tanya Diego penasaran.

"Emang ada ya?kamu menyimpan sayuran atau apalah yang ada dipenyimpananmu?"

Sambil mengangguk ia menjawabnya,konsentrasi jalanan pun ia lewati hingga beberapa saat terhenti disebuah minimarket.

"Untuk apa kita berhenti,ada yang kamu beli mungkin?"Kembali pertanyaan itu muncul dalam benak Maya.

"Yaaaa,mungkin.Tapi sepertinya aku ingin makan masakanmu yang lebih banyak sayuran juga ada dagingnya lalu ada saos pedas yang terpisah,kamu bisa buat?"Seraya bertanya kepada Maya.

"Eeheeemm,aku tahu masakan apa yang kamu mau.Kita belanja yuk!"Ajaknya bersemangat keluar untuk belanja kali ini.

Ada rasa bahagia dari Maya setelah bisa dekat sama Diego.Pria yang dingin bahkan jarang senyum itu mau menemaninya untuk belanja kali ini bersamanya,banyak pula keinginan Diego untuk menunya saat ini sampai heran juga sahabatnya ini untuk ikutan memeriksa semua bahan makanannya.

"Banyak juga kamu belanja?mau makan sama aku sebanyak ini!"Tanya Maya sambil mengarah padanya.

"Nanti kalau aku tiba-tiba pas malam lapar,aku pastikan tidak akan keluar dari rumah dan membeli makanan cepat saji.Itu sangat mempengaruhi berat badanku May!"

"Oooooo,iya juga ya.Tapi aku lebih suka divethru,pesan makanan yang gampang dan membuat aku cepat kenyang!"

"Kamu yakin akan seperti itu terus?"Kembali menegaskan lagi.

Menoleh mempertanyakan kesukaannya.

"Memangnya kenapa?apa tidak boleh!"Tanya lagi dengan wajah polosnya.

"Tidak juga,tapi jangan harap kamu bisa teriak-teriak ingin kurus hanya dengan marah-marah saja.Itu sangat tidak dianjurkan."Jawabnya memastikan.

"Jadi selama ini,aku marah-marah karena berat badanku naik?"Kembali mempertanyakan lagi.

"Ya mungkin saja!"Jawabnya sambil memutari supermarket.

Tak lama kemudian,keduanya melakukan pembayaran.Kemana lagi dia?tiba-tiba menghilang begitu saja.Ternyata dari belakang Maya berlari membawa dua ice cream coklat untuk ia makan bersama Diego.

"Tunggu Diegoo.Aku belum selesai!"Teriaknya berlari pelan mendekatinya.

Dia menoleh dengan wajah terkejut,lucu juga dia kalau tengah berlari.Ada saja kelakuannya,sampai dikasirpun keduanya bersikeras untuk saling membayarkan belanjaan masing-masing.

"Berapa semuanya?"Tanya Maya mengeluarkan dompetnya.

Malahan tangan Diego mencoba menghalangi Maya saat membayarnya."Udah aku aja,ini kan belanjaanku!"Jawabnya yakin.

"Diego,kan aku juga ikutan makan sama kamu.Jadi ga pa-palah okey!"

"Udah aku aja,nanti-nanti kalau kamu belanja sendiri baru bayar sendiri.Kan kamu sendiri!"Jawabnya pasti.

"Jangaaan!"

"Udah ga pa-pa!"

Senyum ramah pun ditujukan pada keduanya,saat melihat dua pasangan belanja tersebut tengah berebut untuk membayar sampai harus memisahkan perdebatan mereka.

"Tenang mba,mas.Jangan berebut ya soalnya udah banyak yang mengantri.Silahkan segera siapa yang akan bayar,mohon segera ya!"Memberikan senyum hangat pada mereka.

Mikir kenceng banget tapi dia segera membuat jebakan bagus untuk Maya,seketika dia membuat hal konyol.

"May,coba liat ada apa tuh disana.Cowok cakep bener!"Tunjuknya kearah belakang masih menampakkan wajah serius.

"Haaaah,yang benar?"Segera menoleh dan kebangetan senangnya,apa memang benar ada yang menggodaku.

Sukses juga buat dia jadi mata keranjang banget sama cowok keren dan kece sampai hatinya berbunga-bunga.Senyum bahagia seorang Diego pun terpancar dan mengeluarkan kartu kredit dan membayarnya.Menahan tawa juga kasirnya melihat tipu daya hingga berhasil,ngotot banget ia mencari-cari sampai mukul-mukul tangan Diego mencari siapa yang ia lihat sama sekali ga ada.

"Mana coba?ga ada!"Tanya Maya masih sadar,ngotot lagi."Lhooo,kok ga ada.Emangnya beneran ada?"Tanya lagi sambil narik-narik tangan Diego.

Dia mencoba menahan tawanya,saat berhasil membayar belanjaannya lalu berkata lagi.

"Udah ga ada ayo kita pergi.Liat tuh banyak yang ngantri!"Tariknya sambil berlalu pergi.

"Lalu siapa yang bayar?"Tengak-tengok bingung.

"Udah aku bayar semuanya.Jadi ga usah ribet sama cowok tadi ya,,oke jelas."Pintanya memastikan.

Berjalan sampai keluar kasir,masih ga terima juga Maya mendapatkan sebuah prank dari Diego yang masih bisa menahan tawanya.Karena menurutnya ketawa didepannya untuk beberapa waktu lama akan membuat sebuah masalah baru darinya.

"Kamu bayar,padahal aku lho yang harusnya bayar semuanya.Kok malah kamu seeh!"Tiba-tiba sensinya kembali naik.

"Udahlah ga pa-pa,nanti kita ga selesai-selesai lho pulang dan masak."

"Tapi aku mau bayarin lho.Bukannya aku apa-apa ya.Tapi ini kan kita juga makan bareng."

"Mau kita nginep disini dan debat sampai bosen.Aku ladenin lho,gimana?"Menatapnya lalu bersedekap dengan gagahnya.

Kenapa juga harus sampai kayak gini ya,ya udahlah selesai.Berdebat sama Diego sama aja berdebat dengan tembok tanpa ada koma pasti dia tetep kekeh untuk mempertahankan semua yang ia punya.Sampai harus nginep hanya untuk sebuah kekonyolan hakiki.

"Oke kita pulang,dan kita masak aja ya.Nanti kalau disini lama-lama malahan kena usir lagi,heheheheh!"Tariknya pergi dari supermaket.

Perjalanan kembali dituangkan oleh keduanya,entahlah obrolan garing atau hanya sekedar wacana untuk memulai sebuah rentetan kerjaan atau hanya liburan semata.Senyum kadang muncul tiba-tiba saat kedunya sok bercanda malahan jadi naif yang berkepanjangan.