webnovel

Senja Di Bawah Langit Sore NTB

Kisah ini aku persembahkan untuk ketujuh sahabatku semasa kecil dulu. Beberapa hari yang lalu, aku mendapat kabar dari salah satu sahabatku. Begitu rindunya aku disaat kami terpisah dalam rentang waktu 6 tahun. Mungkin, ini jawaban Tuhan atas doaku dulu, disaat aku sengaja menyelipkan sebuab surat dikertas lusuh merek Sidu sambil menangis tersedu-sedu, untuk meminta sahabatku kembali. Meski kami hanya bertukar kabar melalui ponsel, cerita kami terus mengalir dalam ketikan-ketikan keyboard ponsel. Atap rumahku bocor waktu itu, jadi aku lebih suka berdiam diri dirumah sahabatku sambil disuguhi semangkuk bakso dengan porsi kuli. Disaat hujan desar mengguyur desa kami, kami sengaja tidur dijalan raya, mengingat tidak ada kendaraan yang melintas, lalu setelahnya kami bergerombol bersama anak desa, berjalan kearah laut. Kami takut petir, tapi terlalu nakal untuk peduli dengan semua itu. Yang kami tahu hanya bermain dan mengaji diwaktu sore. Disaat laut surut, kami sering mencari gurita, ikan, belut dan kepiting. Lalu salah satu teman kami mempersilahkan rumahnya sebagai tempat memasak, dan makan bersama. Kami sering menggambar apa saja dipasir, dan saat kapal laut asing datang ke dermaga kami, beberapa anak nakal sengaja melumat ubur-ubur besar berwarna ungu lalu memasukkannya kedalam botol mineral. Saat aku mencoba mengangkat ubur-ubur itu, berat sekali rasanya, mungkin setara dengan berat 3 kelapa. kenakalan kami waktu itu, sebatas mengintip saat jaga petak umpet, curang dalam bermain karet gelang dan wayang, lalu sengaja menyembunyikan baju salah satu teman kami saat mandi di sungai. Kami juga sering menyalahkan tim kami, saat kalah dalam permainan lompat tali, dan sengaja untuk membuat kalah salah satu teman kami saat bermain petak umpet sehingga dia pulang sambil menangis. Tapi setelah itu, kami dimarah habis-habisan oleh ibunya yang membawa kayu rotan panjang. NA: Ceritakan masa kecil dan kenakalan kalian sewaktu kecil di kolom komentar. Ingatanku tidak cukup baik, jadi mungkin beberapa alur akan maju mundur.

SenjaKhatulistiwa · History
Not enough ratings
3 Chs

Lampu Lentera

Hal yang paling aku suka adalah, saat listrik padam malam hari. Aku dan saudaraku dibebaskan tidak belajar oleh ayah kami. Kami sekeluarga akan berkumpul diruang tengah yang tidak terlalu luas, bercengkrama dan membicarakan topik apa saja dari A-Z. Jika ingatanku tidak salah, didesa kami dulu ada pemadaman listrik selama dua Minggu. Semua warga desa termasuk keluargaku akan mempersiapkan air sebanyak-banyaknya, kami mengisi wadah apa saja yang semacam ember untuk menyimpan air. Jumlah anggota kelurgaku keseluruhan ada 7, jadi jumlah air yang kami pakai pun lebih banyak dari tetangga kami, kecuali aku yang hanya mandi sehari satu kali. Tidak lupa pula kami membersihkan bak mandi yang terbuat dari semen, dan memindahkan sementara ikan mujair didalamnya ke ember kecil berwarna hitam. Selalu aku yang kebagian membersihkan bak mandi, banyak sekali kotoran ikan didalamnya. Jika kalian bertanya, apa fungsi ikan didalam bak mandi kami, maka itu berfungsi sebagai pemakan nyamuk. Iya, kami tinggal didesa, banyak sekali nyamuk galak, dan suka bertelur didalam air.

Kalian ingin tau bagaimana cara membuat lampunya bukan? Sederhana saja. Kau tinggal mencari bekas botol kaca, lubangi tutup botolnya, masukan minyak tanah dan sumbu kompor, lalu menyala sangat terang. Jika kalian ingin mencoba membuatnya, aku akan ajarkan ketika kita bertemu nanti.

Mama menyuruh kami untuk menghemat air, agar kami tidak kesusahan nantinya dalam jangka waktu 2 Minggu. Oh ya, sebelumnya aku sudah menceritakan bahwa desa kami ada sebuah sungai diujung lapangan serba guna. Ya, sungai kami airnya kering karena dialirkan ke desa kadindi atas kalau aku tidak salah. Jadilah kami hanya bergantung pada persediaan air kami dan air gunung yang rasanya sangat segar dan dingin.

Aku dan adikku suka mencari bekas botol kaca, untuk membuat lampu, sehingga kami punya banyak dan lumayan terang. 1 lampu untuk satu kamar dan 1 lagi kami letakan sampai pagi diruang tamu. Kami tidur berdesakan karena kami semua penakut, yah rumah kami waktu itu lumayan seram Haha.

Ada lagi cara membuat lampu lentera dengan minyak goreng, aku melihatnya ditetanggaku, tapi lupa bagaimana cara membuatnya.

Jika kalian menganggap semua ini terlalu kuno untuk dibahas, maka kalian salah besar! Dibanding lilin yang dibuat memakai teknologi, lampu lentera kami lebih terang, aman dan ekonomis. Jika tidak percaya, sini aku ketuk kepalamu puluhan kali.

Aku dan saudaraku suka sekali membuat bayangan apapun, entah itu kupu-kupu, atau ular. Kami sering buang air kecil berbarengan karena takut, dan yah genteng kamar mandi ku bolong lumayan besar, sehingga Batang mangga milik tetangga terlihat. Aku suka kaget bila tiba-tiba kucing masuk lewat situ.

Aku sering sekali dijaili saudara laki-lakiku. Sengaja aku menyuruh Mama untuk menunggu ku mandi, tapi dia malah menyuruh Mama pergi kerumah. Lalu sengaja membawa handuk milikku dan mematikan lampu, bagaimana apa dia sangat menyebalkan? Tentu. Tapi kisah ini terjadi dulu sekali saat aku masih memaki seragam merah putih, kami jadi tidak dekat semenjak umur kami bertambah begitupun dengan ego kami.