webnovel

Senja Di Air Terjun Tangga Raja

Zhi_Zha_jela · History
Not enough ratings
5 Chs

Bab 1 Kecupan Hangat Pria Asing

Terik mentari kian menyusut , Helia berdiri di halte menunggu angkot jurusan kota R. Ia baru saja selesai menghadiri pertemuan yang merencanakan proyek di bidang tempat rekreasi dan hiburan di daerah B.

Ia sebenarnya hanya mewakili asisten Dirut di PT. Nara Singa, kebetulan berhalangan dan semua itu atas perintah Pimpinan utama.

Helia tidak yakin, jam segini akan ada Bis lewat. Ia berusaha menelpon Bahar tetangga sekaligus sahabatnya. Tetapi, Bahar sulit dihubungi. Hampir sekitar satu jam lamanya ia duduk dan berdiri di halte, menunggu dengan gelisah. Suasana hatinya sedikit buruk, ia khawatir akan kemalaman tiba di rumah. Ditambah lagi, suasana di keluarga Paman tempat ia menumpang, kurang bersahabat. Terlalu banyak aturan dan tugas.

Di langit tampak mendung, angin kuat sekali menerpa hingga mengibarkan blus dan rok yang ia kenakan, untung saja rambutnya disanggul, jika tidak--rambut lurusnya akan kusut masai.

sebuah rem mobil mewah berdecit tepat di hadapannya. perlahan kaca mobil terbuka, "Hei..., sepertinya Bis tidak akan ada lagi, ini kawasan yang tidak dilalui Bis Kota jam segini. Saya antar saja ya!"

Helia berkedip bingung, ia tahu pemuda ini ada di pertemuan tadi, tapi mereka tidak pernah bicara atau saling menyapa. Kenapa dia tiba-tiba seperti sengaja berhenti untuk memberi tumpangan.

"Maaf, tidak perlu. Saya sedang menunggu jemputan." tolakkan Helia jelas terkesan ragu.

"Sudah..., jangan sungkan. Saya Derry, konsultan perusahaan Pak Leman." Pemuda berwajah dan tutur katanya lembut itu sudah berdiri di hadapan Helia dan membukakan pintu mobil, Helia merasa sangat diperlakukan hormat oleh laki-laki yang belum ia kenal sama sekali, dengan gerakan ragu, perempuan bertubuh jenjang itu masuk ke mobil.

Helia memberi tahu alamat rumahnya, dan memohon maaf karena sudah merepotkan. Derry tampak sumringah. Ia sama sekali tidak keberatan.

"Sebenarnya saya ada beberapa kali ke kantor Nara Singa, dan selalu memperhatikan kamu, tapi belum ada kesempatan untuk menyapa atau ngobrol langsung. Oh, iya bagaimana kalau kita mampir makan dulu di resto favorit saya." Derry mencoba mencairkan suasana kaku.

Helia menarik nafas dalam, ia tampak sangat canggung, ini pertama kali ia berdekatan secara dadakan dengan pria asing. Ia membuang jauh-jauh prasangka buruk. Melihat tampilan, wajah dan cara bicara pria yg di sampingnya ini, ia yakin pria ini baik.

"Maaf..., sebaiknya saya tiba di rumah sebelum pukul delapan. Saya numpang rumah paman, bukan orang tua kandung. saya tidak ingin Ba..pak... kena masalah, karena saya." Helia tersadar ketika mengatakan kata Bapak, bahwa meraka belum berkenalan sama sekali.

Derry memandang Helia dengan tatapan mengisyaratkan apa yang ia sampaikan terkesan lucu baginya. "Derry..., panggil saja Derry." sambil mengulurkan tangan.

"Helia" sambut gadis berwajah oval itu.

Derry seakan sengaja perlahan mengendarai mobilnya, ini menambah suasana hati Helia semakin rumit, Derry merasakan itu, dan perlahan memahami betapa tertekannya gadis ini di keluarga kediamannya.

"Helia, jangan cemas, nanti Derry akan bantu menjelaskan ke Paman atau Bibi atas keterlambatan, sebaiknya kamu terima ajakan makan malam saya. lagi pula tidak baik perempuan makan terlalu malam."

Helia semakin tidak mengerti dengan pria ini. Kenapa wajah dan tutur katanya bertolak belakang dengan sifatnya, keras hati.

"Jika memaksa, apa boleh buat. Toh, sudah lewat pukul setengah delapan. Tapi saya mohon, selesai makan, kemudikan mobilnya sedikit laju, kalau tidak, saya khawatir akan tiba tengah malam." Helia mulai menunjukkan keakraban.

Entah kenapa ia merasa sebentar saja untuk merasa dekat dengan pria asing satu ini.

Derry membelokkan arah perjalanan ke sebuah halaman resto yang mewah. Helia sedikit kaget, ini resto yang selalu ia idam-idamkan, meski hanya selalu melewati dan belum pernah menginjakkan kaki di dalamnya, ia sudah bisa membayangkan betapa mewah dan berkelasnya resto nomor satu ternama di Kota R dan wilayah tetangga.

Derry bergegas turun dan segera membukakan pintu untuk Helia. lagi-lagi Helia merasa sangat tersanjung dengan perlakuan Derry terhadapnya. Ia merasa bermimpi, mimpi yg selalu berulang yg ia khayalkan. Apakah ini nyata!? Pria itu adalah Derry, Meski Derry Perawakan asli Pria lokal, sementara yg ada di khayalan adalah pria perawakan Timur Tengah. Apa boleh buat. Begini saja sudah sebuah mimpi jadi kenyataan. Helia terkekeh dalam hati.

Derry meraih pergelangan tangan Helia, tanpa canggung berjalan menuju meja yang sudah ia pesan. Helia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti, ia tidak ingin pria ini tersinggung. Lagi pula hanya memegang tangan.

Derry sangat cekatan memperhatikan semua yg dibutuhkan Helia, bahkan sampai keterangan menu, dan ia sesekali menanyakan apakah Helia ada alergi terhadap seafood. Dari keterangan Derry, Helia dengan mudah memesan makanan yang ia sukai. Maklum semua nama di daftar menu sangat asing baginya.

ketika menunggu menu yg dipesan, seorang wanita berpenampilan eksotik menghampiri mereka. Tanpa ba-bi-bu ia menyerang Helia.

"Ternyata perempuan kampungan ini, alasan kamu menjauh dari aku!"

Helia kaget, bahunya ditepuk secara tiba-tiba. Ia terpaku bergantian memandang Derry dan wanita yg ia duga adalah kekasih Derry.

"He, Kinan. Jaga adab. mau saya panggil security buat menyeret kamu pergi?" Derry tampak tegas kali ini di mata Helia.

"Baik, kali ini perempuanmu selamat, tapi aku tidak jamin next time..." Kinanti dengan penuh percaya diri mengedipkan mata mengancam sambil menjentikkan jari di hadapan wajah Helia. Kemudian pergi begitu saja.

"Hari ini, penuh kejutan. Pertemuan kita, dan event makan di sini lalu kehadiran kekasihmu. lalu ada apa lagi selanjutnya... saya tidak berani untuk menerka."

"Dia bukan kekasihku, hanya sebuah perjodohan masa lalu yang tidak bisa diteruskan. sudah, lupakan saja."

Pramusaji sedang menghidangkan menu yang mereka pesan. Helia mengucapkan terimakasih ke Pramusaji yang selesai menaruh pesanan di hadapannya.

" Lupakan?? setelah perempuan itu melontarkan kalimat ancaman? saya tidak mau dia salah paham dengan pertemuan kita yg begitu kebetulan ini." Helia melanjutkan perdebatan.

" Tidak akan terjadi apa-apa padamu." Derry tidak sengaja melihat Kinanti masih berada di sudut ruangan mengamati perbincangan mereka. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yg begitu kebetulan ini. Derry berdiri, seolah ingin berbisik tapi kesannya mengambil sesuatu di rambut Helia, namun wajah Derry kian mendekat ke wajah Helia sehingga dari samping dengan perlahan Derry mengamati wajah Helia... Ia begitu terpesona dengan alis dan mata Helia yg begitu serasi, sangat sempurna keindahannya.

"Tolong, jangan menjauh, tetap di posisimu, bantu aku. Kinanti masih mengamati kita,"

belum sempat berpikir sikap apa yang akan diambil, Bibir Derry sudah menempel di Bibir Helia. tubuh Helia membeku, ia seperti terhipnotis dan menerima saja apa yang dilakukan Derry, tanpa penolakan Derry semakin mendapat angin, ciuman itu tejadi 2 menit, bagi Helia setiap detik terasa melambat. Derry kembali ke tempat duduknya, sudut matanya memperhatikan wajah membara Kinanti di kejauhan. Helia ingin marah, tapi wajah Derry semakin tampan di matanya.***

Helia gadis Sederhana berprestasi. Meski lulusan dari sekolah tinggi yang tidak begitu ternama, ia beruntung diterima di sebuah Perusahaan bergengsi, bergerak di bidang properti.

Pemuda tampan dan Kaya bernama Derry jatuh cinta setengah mati padanya. Saat cinta itu sedang mekar begitu alami, l sebuah peristiwa pilu menimpa Helia..., sekelompok pemuda anak pengusaha-pengusaha sedang pesta miras, mencabik secara paksa dan berhiliran mahkota yang paling berharga bagi semua makhluk Hawa.

Zhi_Zha_jelacreators' thoughts