webnovel

Seniman Dari Ujung Timur Papua

Kehidupan tradisi yang sangat ku banggakan membuat aku benar-benar mencintai tradisi adat yang aku miliki mulai dari makanan, tarian,pakaian, upacara-upacara adat yang kami suku Asei di Sentani miliki sudah sangat mempesona bagi masyarakat disini. ketika pagi menyosong ku buka mataku seraya mengucapkan syukur " terimah kasih banyak Tuhan untuk alam yang kau berikan bagi kami ajarkan kami untuk dapat menjaga dan merawat alam yang engkau berikan bagi kami...Amin". terdengar suara "Elia,,Elia" panggil dua orang anak muda di depan pintu

Marta dan Yakob mereka adalah sahabat-sahabatku kita sedang libur sekolah jadi kita ingin ke hutan untuk cari kulit kayu untuk dijadikan ukiran dan ketika sudah jadi kita mau jual di hari Festival Danau Sentani karena akan banyak wisatawan yang akan datang dan akan diadakan satu minggu lagi untuk menambah biaya sekolah kita "yah sabar" jawab ku sambil berjalan keluar dengan alat-alat yang sudah ku isi di dalam noken, dalam perjalanan mereka menuju pulau Yakob bertanya" Elia dan Marta apa cita-cita kalian nanti aku ingin dengar supaya ketika nanti kita sukses kita dapat kembali mengingat kenangan kecil kita", jawab marta "hmmmm aku ingin menjadi seorang guru yakob agar aku dapat menolong kita punya masyarakat mereka di kampung ini yang tidak sanggup bersekolah agar mereka mengenal pendidikan". " yahyahyah klo bgitu bgmna dengan kamu Elia" tanya Yakob yang berdayung perahu sandar ke pulau" kalo aku ingin menjadi seorang seniman" jawab Elia, Yakop heran dan bertanya "kenapa harus seniman?" Elia pun menatap kepada alam dan berkata "yah karena lewat seni aku dapat memperkenalkan dan melestarikan budaya dan tradisi kita sehingga kebudayaan adat istiadat yang nenek moyang kita berikan kepada kita turun-temurun tidak hilang begitu saja dengan adanya perubahan zaman". meraka pun melompat turun dari perahu dan mulai berjalan masuk hutan di pulau itu. Elia melanjutkan perkataannya" kalian berdua harus tau dalam seni kita dapat memberi tau dunia adat istiadat yang kita miliki, kita dapat menunjukan karya-karya mempesona yang kita hasilkan dari alam kita, dan kita juga dapat mengembangkan hikmat, bakat yang sedemikian luar biasa Tuhan berikan dalam talenta kita anak-anak papua justru itu aku ingin menjadi seniman agar aku dapat melestarikan budaya kita bagi generasi papua kita kedepan" Elia begitu bahagia menyampaikan apa yang ia pikirkan karena dirinya saat ini telah begitu termotivasi ingin bersekolah setinggi-tingginya untuk dapat mencapai cita-citanya mempertahankan budaya orang papua ditengah generasi anak papua yang semakin maju dengan perkembangan teknologi.

hari mulai gelap dan mereka bertiga harus kembali ke rumah "ayo kita pulang nanti kita lanjut membersihkan kulit kayunya di rumah saja" kata Elia. Dan mereka bertigapun mulai dorong perahu ke tengah pantai dan mulai mendayung ke rumah. Keesokan harinya mereka mulai mengukir kulit kayu itu "wahh Elia ukiranmu indah sekali" kata ibu yemima memuji karya Elia, Elia tersenyum dan berkata " hemmm terimah kasih mama, ukiran ini Elia mau pajangkan nanti

di hari festival danau sentani semoga ada yang membeli". "itu sudah pasti nak kamu memiliki bakat yang begitu luar biasa Tuhan memberkatimu" setelah selesai bicara mama yemima pergi meninggalkan Elia yang dengan bahagia melanjutkan ukirannya. Hari Festival pun sudah tiba masyarakat sentani semua sudah mempersiapkan barang-barang untuk kelancaran festival mulai dari perahu, pakaian, tarian,makanan-makanan khas dari hasil buruan mereka yang nanti di bagikan ondofolo ke kampung ondofolo yang lain." hey Elia bagaimana apa ukiran-ukiran mu telah jadi ?" tanya Marta dan Yakop " yah sudah dan kalian berdua bagamana apa yang kalian buat?" tanya Elia sambil memegang ukiran-ukirannya yang akan dipajang, "kalo aku membuat noken dari kulit kayu dan juga aku tadi membantu mamaku membuat papeda dan ikan gabus goreng"jawab Marta sambil tersenyum melihat Yakop dan Elia " dan aku hanya membuat manik-manik gelang dan juga kalung" jawab Yakob mereka pun bahagia karena semua yang mereka buat telah selesai dan tinggal dipajangkan untuk orang yang datang ke FDS dapat membelinya. mereka tidak dapat menjaga hasil karya mereka karena mereka juga terlibat dalam tarian adat sehingga mereka harus kembali ke kampung untuk gabung dengan grup penari jadi mereka titip karya-karya mereka di tempat jualan mamanya marta. setelah mereka selesai tampil menari mereka kembali ke tempat jualan dan ada salah seorang wisatawan datang dan bertanya " dek ukiran kayu ini indah sekali, pasti ukiran ini memiliki makna boleh ka aku mengambil video rekaman penjelasan ukuiran kayumu" kata wisatawan itu sambil memegang ukiran kayu yang menggambarkan ular naga yang di tunggangi masyarakat di tengah danau dengan nuansa sanset yang begitu indah." hmm boleh kakak saya akan menjelaskan". wisatawanpun mulai merekam " ukiran ini merupakan penjelasan kehidupan asal usul suku kami yang di percaya leluhur pada dahulu kala kami tinggal di papua nugini dan kami menunggangi seekor naga raksasa dan naga itu jatuh di danau ini sehingga terbagi menjadi menjadi beberapa pulau dan pulau yang terbesar dari badan naga itu adalah suku kami yaitu suku Asei" begitu penjelasan elia, sang wisatawan pun memyimpan rekamannya dan berjabat tangan sambil berkata" kamu anak yang hebat dan jenius pertahankanlah budayamu, agar budaya itu tidak hilang dan di lestariakan", jawab elia " iya kakak aku ingin budaya kami tetap ada dan tidak pernah hilang dari generasi sekarang sampai generasi yang akan datang di papua. " baiklah ini uang mu kakak membeli ukiranmu, semoga uang ini cukup untuk kebutuhan mu" wisatawan itu berkata sambil memberikan uang di amplop itu ke tangan elia dan lalu membawa pergi ukiran itu, elia yang menatap kepergian wisatawan itu tak percaya bawah ukiran itu dapat memberikannya banyak berkat elia pun menangis dan mengucapkan syukur" terima kasih Tuhan untuk berkatmu Amin" sambil mengadahkan wajahnya ke langit. yakob dan martapun ikut senang dan mereka bertigapun mulai berpelukan dan mama marta pun menasehati sambil memeluk anak-anak itu" jadi anak-anak kalian harus tetap semangat, menjadi anak papua harus mempertahankan tradisi adat budaya kita walau kita di tengah kemajuan dunia mordernisasi tetapi apa yang kita miliki tidak boleh luntur dan akan di lestarikan dari generasi ke generasi agar budaya kita tidak punah". Dan mereka bertiga pun menjawab bersamaan " kami anak papua mempertahankan tradisi budaya kami di tengan kemajuan mordernisasi itu cita-cita kami".

selesai.