1 Lewat Sebuah Syair

Seseorang datang dengan langkah tergesa. Memasuki sebuah ruang yang ternyata ada aku di dalamnya. Nampak raut wajah kebingungan mengawasi kerumunan.

Aku hanya mampu mengamati geriknya,susah payah menyembunyikan tawa. Aku ini aneh,jelasmu. Hari ini Tuhan mempertemukan ku dengan seseorang yang amat menyebalkan. Seseorang yang baru tiba 5 menit sebelum acara dimulai.

Terkadang,aku hanya ingin menebar tawa kala teringat pertemuan itu. Mata yang hanya di sajikan oleh kakunya gerak tubuh,pun telinga yang hanya mampu di suguhkan oleh bait sederhana bermakna sendu. Perlu kau tahu,judul puisimu menarik. Aku berpura-pura menjadi sesuatu yang berbeda saat mata teduh itu menatap ku lamat-lamat. Terlihat kelopak matanya yang indah itu membulat sempurna. Aku kikuk dibuatnya. Percayalah.

Tak disangka,bait terakhir miliknya membuatku terpana. Ia bermetamorfosa menjadi rasa yang menghantam debar kala jumpa.

'Semilirnya membawa terbang daun mengudara pada kisah yang harus ditiadakan pada akhirnya'

Aku tak akan mendefinisikan dengan utuh bagaimana kita bertemu. Aku hanya ingin terbiasa menuangkan rasa yang nantinya akan kau baca dengan sendirinya. Wajah itu teramat lugu mampu membuatku lupa akan luka yang sempat menjamah rasa. Benar apa kata mereka. Sesederhana itu Tuhan menghadirkan kita.

Tuhan mengajari kita tentang satu hal. Ternyata,setiap jumpa tak perlu lagi adanya janji dimana kita harus dipertemukan. Lewat keanehan, lewat ketidaksengajaan,lewat sebuah syair yang mengetuk lembut perasaan. Aku mengenalmu sebagai seorang penyair yang mampu membuatku lupa akan dalamnya luka.

Saat orang lain tak begitu memahami sebuah bahasa yang berakhir rima,aku mampu terbius oleh deretan aksara yang dapat menyatukan kita. Aku mengenalmu bak syair yang tak pernah henti ku tulis untuk semesta. Bait-bait itu sempurna bersua saat sang hari kembali menyapa. Percayalah,dengan cara itu Tuhan mempertemukan kita.

Waktu seolah melamban saat ku tahu kau pun pernah terluka atas sebuah pengkhianatan. Seseorang yang menyuarakan rasa lewat bait seolah bicara. Seseorang yang mampu membiusku untuk tertarik dengan untaian kata berhias rima didalamnya. Seseorang yang sanggup memilih jutaan aksara lewat diksi yang di sajikan alam semesta. Seseorang yang mampu membuatku jatuh dalam hangatnya cengkrama.

Ku kira,Tuhan sedang bercanda. Ternyata,tidak.

Aku menyukaimu sama halnya dengan bait yang kau suarakan kala itu.

Terima kasih,berkatmu syairku lebih sempurna dan bermakna.

avataravatar
Next chapter