webnovel

SEMSTA

Enzo_Endrial · Teen
Not enough ratings
6 Chs

Surat kecil untuk ibu

Ibu,maafkan anakmu yang gagal untuk kesekian kalinya. Dari mulai hal asmara, hingga karier. Maaf bu anakmu ini belum bisa membuatmu bangga.

Tapi, setidaknya anakmu ini akan selalu berusaha untuk mewujudkan mimpinya.

Walaupun kita tak selalu bertemu, tapi perjumpaan kita selalu ku tunggu. Dan maafkan kesalahan yang pernah ku perbuat dulu. Mungkin saja ada yang menyakiti hatimu, dan membuatmu menitikkan air mata.

Maafkan anakmu yang terlalu bodoh ini bu, aku merasa gagal karena satu wanita meninggalkanku. Padahal, aku punya satu wanita yang akan selalu ada untukku. Satu wanita yang sangat berarti bagiku. Yang selalu rela mendo'akan kesuksesanku dimasa depan. Wanita yang akan terus menyayangiku, tak peduli senakal apa diri ini kau masih bisa menerimaku. Segagal apapun aku, kau selalu bisa membuatku bangkit.

Memang kita selalu memiliki pendapat yang berbeda. Itu tak salah bagiku, mengingat kita hidup di era yang berbeda.

Dengan tangan halusmu itu, kau mampu untuk membesarkan anak laki-lakimu ini. Betapa malunya aku yang hanya ditinggalkan seorang wanita, seketika langsung terpuruk.

Bahkan aku sangat malu jika kau tak bisa membanggakan anakmu ini. Anak laki-laki yang kau percaya sebagai anak yang tangguh ini harus terpuruk karena hal sepele. Betapa malunya aku padamu ibu.

Perpisahan ibu dan bapak memang hal yang membuat aku merasa terpuruk, depresi, hingga aku merasa kehilangan rumah.

Perihal "rumah", aku salah mengenai hal itu. Bagiku tempatku pulang adalah pada kekasihku. Ternyata aku keliru, kau lah rumah yang akan selalu menunggu kepulanganku. Maafkan aku bu, yang belum bisa memberikan kau sesuatu. Dan maafkan anakmu yang jarang sekali memberi kabar kepadamu, bukan karena aku membenci ibu karena perpisahan. Aku hanya tak tahu harus memulai darimana.

Ibu, bolehkah anak kecilmu ini tidur dipangkuangmu lagi? Masih maukah kau mendengarkan keluh kesahku? Masihkah kau mau menerima anak yang telah dipercundangi oleh dunia ini? Dan menerima semua kegagalan anakmu ini?

Satu hal yang harus senantiasa kau ingat ibu. Aku tak ingin kehilanganmu, sosok pahlawan untukku.