1 Digotong

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Gu Xi Jiu menghadapi masalah gawat ketika dia terbangun; dia tidak bisa lagi mengenali lingkungan sekitarnya!

Disekitarnya tampak ada tirai-tirai katun halus, beranda antik dan kurungan kayu dari anyaman, serta koridor berkelok-kelok dan sebagainya. Dia memandang keluar lewat celah di sepanjang koridor— tampak bulan sabit bercahaya di langit di antara bintang-bintang. Saat itulah dia menyadari bahwa dirinya berbaring di atas pundak beberapa pria yang menggotongnya!

Gu Xi Jiu tertegun dan tanpa sadar bergerak-gerak sedikit. Saat inilah dia menyadari tubuhnya kini tidak ditutupi sehelai benang pun! Hanya ada selimut tipis yang membungkus tubuhnya dengan rapat dari ujung kepala hingga ujung kaki, dan hanya memperlihatkan sepasang matanya.

Dia mengintip ke arah kedua pria yang sedang berjalan dan menggotongnya.

Keduanya terlihat kekar dan berotot, dan sepertinya mereka mengenakan pakaian prajurit Cina kuno. Mereka mampu berjalan tanpa bersuara meski sedang menggotong tubuh seseorang. Tampaknya mereka cukup menguasai ilmu bela diri.

Gu Xi Jiu mengepalkan tangannya erat-erat di balik selimut.

Gadis itu adalah seseorang yang kejam, dan juga pembunuh top di dunia modern. Namun, dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan dikhianati oleh pelatih terdekatnya, Long Xi. Pria itu juga seorang dokter; seseorang yang dia percayai dan cintai dengan sepenuh hati. Gu Xi Jiu bahkan sempat berpikir untuk menikahinya.

Namun, Long Xi mencoba membuat Gu Xi Jiu tertidur dengan membiusnya, karena ia ingin mentransplantasi jantung gadis itu demi tunangannya yang sedang sakit.

Long Xi tidak menyangka Gu Xi Jiu akan terbangun selama proses operasi itu sedang berlangsung....

Gu Xi Jiu menghabisinya di ruang operasi dan menusuk jantungnya ....

Gadis itu seharusnya mati, tetapi entah bagaimana dia malah tiba di tempat asing ini, bukannya menjumpai Dewa Kematian.

Tentu saja, Gu Xi Jiu menyadari kalau dia tidak sedang berada di lokasi syuting.

Dia telah melintas ke ruang dan waktu yang berbeda!

Kini dia telah mengambil wujud tubuh ini, yang telah terbungkus rapat seperti pangsit Cina tradisional, lalu diangkut menuju suatu aula yang megah.

Kedua pria itu berjalan dengan tergesa-gesa dan tiba di depan pintu masuk aula megah itu dalam sekejap mata. Pintu membuka ke luar tanpa suara ....

"Ah .... Ah .... Tolong! Ah .... Tolong aku! Ah .... Tidak, tolong .... Ah!" Suara seorang gadis mengerang dan berteriak tak berdaya di dalam ruangan itu mengalihkan perhatian Gu Xi Jiu dari pikirannya. Dengan cepat Gu Xi Jiu mengamati tempat itu dan mengerutkan keningnya.

Pemandangan di aula itu begitu menakjubkan. Dua perabot yang terbuat dari kayu rosewood [1]1 dan tabir lipat bermotif bunga yang terbuat dari cangkang penyu bersisik menonjolkan desain aula yang sangat mewah.

Perabot yang paling mewah di aula itu adalah tempat tidur super king [2]2 dengan tirai bersusun. Di atas tempat tidur tersebut, tampak dua sosok tubuh yang saling tindih sedang bersetubuh….

Pria yang berada di posisi atas itu tampak seperti pemuda berusia sekitar 27-28 tahun. Orang itu sangat menawan dengan tusuk rambut batu dari giok hijau di kepalanya dan rambut panjangnya terurai hingga pundaknya. Tubuhnya yang berotot tampak samar-samar tetapi kelihatan gagah dan perkasa, dan ujung bibirnya melengkung ke atas dengan seringai dingin.

Gadis yang ditindih pria itu terlihat sangat muda—parasnya cantik tetapi sepertinya dia tidak sedang menikmati persetubuhan itu seperti halnya pasangannya. Gadis itu tampak pucat, dengan mulut sedikit terbuka. Suaranya semakin lirih dan rambutnya dibasahi oleh keringat. Rupanya, dia sedang merasakan kesakitan yang luar biasa.

Ekspresi Gu Xi Jiu berubah seketika.

Bajingan ini sedang meniduri seorang gadis belia! Siapa sih orang ini?

Dua pria kekar yang menggotong Gu Xi Jiu memasuki aula. Namun, kehadiran mereka tidak mengalihkan perhatian pria itu, ia justru menyetubuhi gadis itu dengan gerakan makin cepat dan beringas!

Gadis muda itu tidak tahan lagi dan tak sadarkan diri setelah mengerang beberapa kali. Pupil matanya membesar dan dia berhenti bergerak.

"Sialan!" Pria itu memaki dengan suara pelan. Ia berbalik dari atas tubuh gadis itu lalu menendangnya dari tempat tidur.

Gadis itu sama sekali bergeming, dan wajahnya berubah menjadi kekuningan dengan darah mengalir dari sudut bibirnya. Tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup atau tidak.

"Dasar tidak berguna sama sekali! Jadikan dia makanan anjing di kuburan massal!" Pria itu berseru dengan nada yang sangat tidak puas.

….

Sang tokoh pria utama memiliki banyak peran berbeda dalam cerita ini, dengan karakter utamanya adalah Tuan yang Suci. Pembaca yang terhormat, tetaplah setia menantikan kisah selanjutnya!

avataravatar
Next chapter