webnovel

Selingkuh dengan Supir Suamiku

Lisa seorang wanita muda yang di paksa menerima lamaran dari Erik seorang pengusaha mapan dan matang. Hanya demi Ibu tirinya yang sedang sakit Lisa harus masuk ke dalam dekapan Erik yang ternyata begitu tempramen dan posesif. Dia menerima semua perlakuan Erik sang suami yang di luar bayangannya. Setiap hari dia tersiksa di dalam rumah itu, harus berpura-pura menjadi istri bahagia seorang pengusaha hebat. Tanpa ada orang yang melindunginya. Hingga seorang pria di masa lalu datang masuk ke dalam rumah nya. Yang di pekerjakan si suami sebagai seorang supir. Akankah dia bertahan dengan Erik suami yang ber tempramen atau memilih Lelaki di masa lalunya itu.

Siti_Sartika · History
Not enough ratings
3 Chs

Dua tahun

Erik mengerang saat kehangatan mulut Lisa melingkupi kemaskulinan nya. Bahkan tangannya terulur untuk meraih rambut Lisa yang tengah bergerak di bawah tubuhnya.

"Oh, goood. Benar, begitu sayang. Oh ... sial, kamu sungguh luar biasa." Erik mengejan saat puncaknya semakin dekat.

Lisa tercekat saat lelaki yang menjadi suaminya itu menekan kuat kepalanya agar semakin dalam melahap miliknya.

Air mata hampir saja mengalir di mata Lisa yang merasa sakit hati dengan segala umpatan yang keluar dari mulut suaminya yang sedang menikmati pelayanan yang dia berikann.

Erik menarik paksa rambut istrinya hingga kegiatan itu terlepas. Lisa di dorong kuat hingga Lisa terjengkang kebelakang. Di tindihnya tubuh indah isrinya, dan sekali gerakan dia bisa menerbos inti tubuh istrinya.

"Awww ... Sakit!" Lisa meringis saat hujaman keras memasuki tubuhnya dengan kasar.

Matanya memejam namun air mata mengalir begitu saja. Percintaan tanpa rasa cinta sungguh menyakitkan dan membuatnya mengingat seseorang di masa lalu. Oh Tuhan, demi apapun rasanya dia ingin membunuh lelaki yang sedang berada di atas tubuhnya, memacu gerakan hanya unuk memuaskan dirinay sendiri. Laki- laki kasar yang sedang menikmati tubuhnya itu rasanya tak pantas untuk di sebut seorang suami.

"Kamu, bukan perawan ?" Erik yang masih memacu tubuhnya itu memelototkan matanya ke arah Lisa yang sedang meringis merasakan kasarnya hentakkan yang dia terima.

lisa mengangguk, memang keperawanannya sudah dia berikan pada lelaki yang begitu dia cintai. Lelaki yang benar- benar dia cintai. Namun hubungan mereka di kekang sepenuhnya oleh orang tua Lisa. Seorang anak panti asuhan dan miskin tak pantas menjadi pasangan anak dari seorang kontraktor ternama.

"Brengsek, mengapa ibu tiri kamu mengatakan bahwa kamu masih perawan?" sial saya di tipu miliaran oleh ibu kamu? lelaki itu membentak.

Lisa hanya mampu menggeleng dengan ucapan yang membuatnya tercengang dan merasa bingung.

"Apa? maksud kamu apa? rugi bagaimana?" Lisa bertanya penasaran.

"Kamu tau, saya menikahi kamu karena selain kamu cantik dan model ternama. Perawan juga salah satu pertimbangan untuk menjadikan kamu sebagai seorang istri pengusaha sukses seperi saya." Bentaknya

Lisa memekik saat Erik kembali memasuki tubuhnya. "Sakit ...." dia merintih.

"Sakit? kamu bahkan bukan seorang perawan." Dia menghentak tiada ampun.

Hingga akhirnya di mencapai puncak dan melenggang meninggalkan Lisa yang menangis, kesakitan. Tentu saja hatinya yang jauh lebih sakit, dia ternyata di jebak oleh ibu tirinya. Hatinya hancur, pada siapa dia kanan mengadu. Seorang suami yang harusnya menjadi tempat berlindung malah menghancurkan dan merendahkan nya.

Dia menarik selimut yang menggulung di kakinya, menutupi hingga ke leher nya. Dan menangis dengan kencangnya. Berharap rasa sakit di hatinya akan ikut luruh dengan aliran air mata itu.

*

*

Lisa terbangun saat merasa tempatnya tidur berguncang. Dia membuka matanya dan sosok Erik dengan wajah sayu sedang mentapnya dari atas tubuhnya.

"Ma_mau apa?" Lisa ketakutan.

Erik menyeringai. "Mau apa?kamu masih tanya mau apa?" lalu tangan besar itu menarik selimut yang menutupi tubuh Lisa dengan sekali tarikan kemudian melemparnya asal.

"Aku minta hak ku, dan lakukan tugas mu. Aku sudah membayar mahal semua. Kamu mau tak mau, suka tak suka. Harus mau melayani aku selama dua tahun!" Ucapnya dengan nada lembut namun mengintimidasi.

Lisa yang ketakutan hanya mengangguk pasrah dan melipat bibirnya kuat. Rasa sakit dan perih di bibir yang suaminya gigit masih terasa.

Kemudian Erik kembali menggauli istrinya dengan kasar dan keras, tanpa rasa kasih dan cinta.

*

*

Sebuah ketukan membangunkan tidur lelap nya. Rasa lelah yang menguasai membuatnya tidur hingga tak ingat waktu.

"Siapa?" Lisa membenahi selimut nya.

"Saya Uni, mau memanggil nyonya untuk sarapan. Apa mau saya bawakan ke sini?" tanyanya dari seseorang di luar pintu itu.

Lisa langsung beringsut, sekujur tubuhnya terasa remuk, apalagi bagian inti tubuhnya yang terasa perih.

"Sebentar lagi, saya turun." katanya menjawab.

Dia tertatih menuju kamar mandi di kamar itu. Kamar mandi yang tak. kalah luasnya dari kamar itu, bahkan bathtub nya pun berukuran besar.

Dia menyalakan keran air panas dan dia campur air dingin di shower yang dia semprot kan ke dalam bathtub.

Lisa melamun dengan nasibnya. Mencerna semua yang dia alami dan dia dengar dari racauan suaminya semalam. Sepertinya dini hari tadi suaminya datang dalam keadaan mabuk. Langsung tumbang sesaat setelah menyelesaikan has*ratnya.

Berendam air yang sedikit panas, berharap rasa pegal nya akan hilang. Bersandar ke tepian bathtub dengan pemikiran yang melang-lang buana. Kenapa suaminya berkata hanya dua tahun. Iya, jelas sekali semalam suaminya berkata bahwa dia harus melayani hanya dua tahun. Kenapa? pikirannya semakin kacau dan bertanya-tanya.

*

*

Kemudian dia keluar dari kamar dengan setelan dress hitam. Sehitam suasana hatinya.

Dia menuruni anak tangga dengan langkah yang tertatih. Tentu saja di perlakukan dengan kasar meninggalkan rasa sakit luar biasa.

Seorang pelayan dengan usia yang tidak terlalu jauh dari nya sudah menunggu di ujung tangga.

"Mau makan siang apa nyonya?" tanyanya.

Lisa tersenyum. "Apa saja, saya lapar!" katanya.

Mereka berjalan beriringan menuju meja makan.

"Ehm, Pak Erik pergi?" tanyanya pelan setengah berbisik.

"Hari ini, Bapak tidak ke kantor. Tapi ada meeting di ruang kerjanya. Dari jam delapan tadi Bapak sudah kedatangan beberapa orang tamu," katanya menerangkan.

Lisa mengangguk mengerti. Selamat datang di kehidupan yang akan menghancurkanmu Lisa. Gumamnya seraya menghela nafas.

Beberapa hidangan sudah ada di depan matanya.

Hidangan seperti ayam bakar, udang asam manis, dan berbagai jenis lauk dan sayuran terhidang di meja.

Lisa menyendokkan nasi ke dalam piringnya dan mengambil beberapa jenis lauk yang menggugah seleranya.

Sesuatu jatuh di hadapan nya.

Lisa memegang satu streep obat. Menoleh ke seseorang yang berdiri di dekatnya.

"Minum obat itu, itu untuk membuat rahim kamu subur. Dan secepatnya hamil anak saya!" Katanya dengan suara menghina.

Wanita itu mendongak menatap lelaki gagah di usia. yang matang itu. Jika dia merasakan cinta mungkin lelaki itu terlihat tampan. Tapi sebaliknya dia malah muak melihat lelaki berjas yang kini duduk di sebelah kiri nya.

"Kamu menikahi saya hanya untuk anak?" Lisa memberanikan diri bertanya.

Uni yang sedari tadi berdiri melayani Lisa langsung pergi ke ruang dapur, saat mata Erik bergerak seolah memerintahkan nya untuk pergi.

Erik bergerak mendekat. Tangannya menyentuh ujung dagu Lisa. "Sudah aku bilang, aku sudah membayar mahal ibu mertua kamu. Kamu cukup patih dan layani aku. Tidak usah banyak bertanya, kamu hanya harus patuh!" lalu tangannya di tepis Lisa.

Lelaki itu terpancing emosi, berdiri dan menarik Lisa untuk sejajar dengannya. Dan dia pegang pinggang sang istri hingga mereka tak berjarak.

"Jangan berlaku kurang ajar, atau kamu aku hajar!" Lalu Erik menyesap kuat bibir tipis istrinya itu.

Lisa meronta namun sayang tenaganya kalah jauh dari si suami.

Bersambung

Creation is hard, cheer me up!

Siti_Sartikacreators' thoughts