1 Selena Tsabina

"Selama ini yang aku suka.... Apa .... Kamu." belum selesai Selena mengatakannya, Andre menangkup kedua pipinya dan hampir saja dia dicium paksa. Kalau bukan karena Selena bertindak cepat dengan menendang Andre, mungkin Andre sudah berhasil melakukannya.

"Menjauh.... Menjauh kubilang Bajingan!" Teriak Selena sambil berontak. Nafasnya terengah-engah karena teriakan yang dia buat, Selena sangat marah sekarang.

Selena mengangkat tangannya dan menampar dengan keras wajah Andre.

PLAKKK!!!

Tamparan itu begitu keras sampai membuat kepalanya tertoleh kesamping. Andre langsung sadar tentang apa yang baru saja coba dia lakukan, sekilas raut menyesal terlihat di wajahnya.

Dengan wajah benci Selena mengatakan "Kamu sangat menjijikkan. Lucas jauh lebih baik daripada kamu, dia menghormatiku dan kamu ingin melakukan hal tak tahu malu ini padaku. Aku membencimu."

Selena keluar dari ruangan yang membuatnya sesak itu dengan mata berkaca-kaca. Meninggalkan Andre dengan wajah terkejut dan denyut dari hatinya yang baru saja dia rasakan.

Aku membencimu...

Seolah-olah suara menyakitkan itu dia dengar lagi untuk kedua kalinya.

Dulu, Selena pun mengatakan hak yang sama. Mengatakan sendiri bahwa dia tidak akan pernah menyukainya, berkata bahwa dia adalah orang yang dia benci.

Kenapa ?

Apa salahku ? Aku hanya ingin kamu terus melihat ke arahku !

Betapa bencinya Andre pada saat itu, dia tahu mereka masih bocah, tidak perlu terus diingatkan dia pun sudah tahu.

Karena dia lebih awal bertemu dengan orang yang dia suka, teman-temannya mengolok cintanya yang tidak masuk akal.

Dia memendam kebencian untuk orang-orang itu dalam hatinya, yang sudah mengejek perasaan yang dia miliki, dengan terus berpura-pura bahwa Selena tidak lah penting buatnya, bahwa semua kebaikan yang dia tunjukkan hanyalah main-main saja.

Bagaimana pun dia tidak tahan terus diejek dan dihina. Mereka tetap berteman dengan perasaan busuk penuh kebencian.

Hingga akhirnya, dia mendengar Selena orang yang dia diam-diam sukai, juga menghina perasaan itu.

Mungkin dia bisa mentolerir hinaan sampah itu, tapi tidak dengan Selena. Rasa sakit dan sesak tidak bisa dia tanggung lagi dan Andre memilih mengenyahkan rasa suka itu, tertutupi perasaan benci sampai mengakar dalam ke tulangnya.

Bagaimana mungkin dia akan melepas dan membiarkan orang yang sudah menyakitinya.

"Inu dan Bili digiring ke polisi, karena jual beli narkoba dan pencurian. Sepertinya mereka tidak bisa keluar dari sel penjara untuk waktu yang lama. Dengar-dengar ada yang melaporkan mereka."

Andre tidak pernah membiarkan dia disakiti, kecuali Selena, dia selalu menemukan alasan untuk tidak menyakitinya. Dia kembali, berpegang pada cintanya yang mulai tertutup benci untuk meyakinkan diri sendiri bahwa Selena akan melihat kepadanya.

Dia menemukan caranya.

Selena yang pernah memohon waktu itu dan hanya melihat fokus padanya, membuat pikirannya bengkok, dia terus menginginkan Selena tersiksa dibawah tangan Ibunya sendiri. Dengan begitu, dia akan datang menjadi satu-satunya orang yang akan Selena cari dan dimintai bantuan.

Cara itu sangat efektif selama ini. Selena tidak lagi menjauh, dan memposisikan hubungan mereka setara dengan Cristine.

Andre tahu dan mengerti, rasa cintanya pada Selena tidak wajar.

Dia pikir ada banyak waktu untuk berubah, mencintai Selena dengan melihatnya bahagia bukan dari rasa sakit yang diterima gadis itu seperti biasa.

Cristine tidak salah menebak niatnya. Sebagai seorang sahabat, dia adalah musuh yang perlu disingkirkan keberadaannya. Andre tidak buru-buru, ada banyak waktu untuk itu, selama Cristine tidak menyentuh batas sabarnya, dia tidak akan macam-macam.

Kehadiran Lucas yang tidak terduga dan sambutan Selena akan keberadaanya, membuat dia sepenuhnya kehilangan rasionalitas terakhirnya.

Dia sudah cukup berpura-pura sebagai bukan dirinya sendiri selama ini. Selena tidak akan pernah berpaling dan hanya akan mengaanggap dia tidak lebih dari teman.

Lalu buat apa dia harus berprilaku baik jika dia bisa bertindak sebagai seorang munafik.

Andre menghela nafas kasar dan senyum cemooh dia perlihatkan.

Selena sudah memutar kunci dan membuka pintu terbuka, Cristine masih menunggunya disana.

Tapi Selena tidak mau berbicara apapun pada sahabatnya, dia ingin sendirian sekarang.

Otaknya kacau dan Selena tidak ingin di ganggu. "Aku ingin sendiri Ris."

Cristine mengepalkan tangannya, saat dia melihat Selena dengan mata menahan tangis dan sedih, dia ingin bertanya pada Selena apa yang sudah Andre lakukan di dalam.

Apa yang membuatnya bersedih seperti itu.

Cristine ingin tahu, namun saat Selena bertindak seakan dia hanya ingin sendiri, Cristine menelan kembali semua pertanyaannya.

Tidak lama kemudian Andre juga keluar, mata mereka bertatapan dan Cristine ingin mengejek dan memarahi Andre.

Namun saat dia melihat Andre yang biasanya menjengkelkan, dan sekarang terlihat seperti orang yang sangat terluka, dia tidak lagi mengatakan apa-apa.

Cristine baru saja pergi dari tempat itu dan menyusul Selena, saat suara Andre terdengar dibelakang "Selena menyukainya."

"Aku sudah memperingatkanmu."

"Dia bilang akan membenciku." kata Andre lagi.

"Pantas kamu dapatkan."

Kali ini Andre terkekeh, dia menyibak rambutnya ke belakang dan suara tawanya terdengar jahat. "Lalu biarkan dia membenciku. Aku tidak akan menahan-nahan lagi."

Wajah konyol dan ramah yang biasa Andre tunjukkan sepenuhnya hilang, tawa sinis dan mata dingin itu membuat Indra dan orang yang lain pun sedikit merinding. "Aku akan menghancurkannya."

Cristine kali ini berbalik. "Selama dia bersama Lucas, aku tidak akan takut pada ancamanmu." setelah Cristine mengatakan itu dia meninggalkan Andre di belakang.

Selama Selena bersama Lucas, aku tidak akan khawatir apapun lagi.

Jika Lucas ada disana, Selena pasti akan baik-baik saja.

Andre! apapun yang mau kamu lakukan, selama ada aku dan Lucas di samping Selena, kami tidak akan membiarkanmu menyakitinya.

Kamu bilang mencintai Selena, tapi yang kulihat adalah kamu hanya terlalu obsesi padanya.

Jika benar kamu cinta padanya, bukan rasa sakit yang ingin kamu lihat, seharusnya adalah rasa bahagia kan.

avataravatar
Next chapter