webnovel

Dia adalah Seorang Nona

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Saat Chen Youran baru saja membuka pintu ruang makan. Pada saat bersamaan, seseorang juga membuka pintu di ruang makan yang berada tepat di depan ruang makan keluarga Chen. Empat mata itu pun saling memandang satu sama lain, mereka berdua sama-sama sedikit terkejut.

Tidak mengabaikan kesopanan, Chen Youran hendak menyapa pria yang ada di depannya. Kata-kata 'Presiden Ji' sudah mencapai tenggorokannya, tetapi tiba-tiba terhenti begitu saja. Hal ini dikarenakan, Ji Jinchuan hanya meliriknya sekilas dan melewatinya seperti orang asing tanpa berhenti sedikit pun.

Chen Youran terus memandangi punggung Ji Jinchuan yang tinggi dan tegak. Secara refleks, dia menyentuh hidungnya dengan satu jari dengan ekspresi bodoh. Dia melihat pria itu pergi ke kamar mandi, jadi dirinya mengurungkan niat untuk pergi ke kamar mandi juga.

Setelah itu, Chen Youran memilih berjalan menyusuri koridor hingga ke ujung. Dia memainkan ponselnya di lorong yang aman di sudut koridor selama beberapa saat. Ketika sudah hampir tiba waktunya makan malam, dia menyimpan ponselnya dan kembali ke ruang makan.

Di dekat ruang makan keluarga Chen, Chen Youran melihat Gu Jinchen bersandar di dinding koridor di luar ruangan tersebut. Hari ini, dia mengenakan v-neck dan celana panjang berwarna coklat. Seperti bertahun-tahun yang lalu, walaupun hanya mengenakan pakaian yang santai, tetapi dia tetap terlihat tampan.

Gu Jinchen tampak tengah menghisap sebatang rokok. Saat ini, tubuhnya dikelilingi oleh kepulan asap rokok. Cahaya lampu kristal menerangi wajahnya di luar sana, membuatnya terlihat lebih tampan.

Saat melihat Chen Youran kembali, Gu Jinchen memelintir ujung rokok dan memadamkannya. Dia melemparkan batang rokok itu ke tempat sampah yang ada di sampingnya. Dia diam-diam melirik gadis itu sekilas, lalu membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam.

Sekarang ini, hubungan di antara Chen Youran dan Gu Jinchen sangat sensitif. Jika mereka masuk bersama-sama, itu bisa menyebabkan kesalahpahaman. Jadi, gadis itu memilih menunggu di luar ruang makan selama beberapa saat sebelum masuk kembali ke dalam ruang makan.

Di meja makan, Tang Huiru melihat bahwa tubuh putri bungsunya saat ini terlalu kurus. Jadi, dia terus memberikan perhatian kepada Chen Youran dan terus menambahkan sayuran ke piring makan gadis itu.

Sementara Chen Youran yang hanya ingin memakan sedikit makanan tidak bisa menolak pemberian Tang Huiru. Jadi, dia terpaksa memakan hidangan yang diberikan ibunya. Hal ini membuatnya terlihat menyedihkan.

Setelah acara makan malam berakhir, seluruh keluarga Chen keluar dari ruang makan. Pada saat yang sama, beberapa pria berjas keluar dari ruang makan yang berlawanan. Di antara mereka, pimpinan dari para pria itu sangat tampan dan luar biasa.

Chen Yaoting mengulurkan tangan untuk menyapa pimpinan mereka, "Presiden Ji, lama tidak bertemu."

Ji Jinchuan mengangkat tangannya dan menjabat tangan Chen Yaoting. Dia memiliki senyum yang sangat formal di wajahnya dan sikapnya penuh dengan kesopanan. Dia melirik orang-orang yang berada di belakang Chen Yaoting dan berkata, "Tuan Chen, apakah ini acara makan malam keluarga?"

Gadis itu adalah putri keluarga Chen! Batin Ji Jinchuan.

"Hari ini, Kakek Chen pulang. Kami semua disini untuk memberi perayaan akan kedatangannya," jawab Chen Yaoting dengan sopan.

Mata Ji Jinchuan menatap Chen Youran dan beralih menatap lelaki tua yang dituntun oleh Chen Shuna. Meskipun mereka tidak saling kenal, dia berinisiatif menyapa karena biografinya yang bagus, "Kakek Chen..."

Namun, Kakek Chen yang disapa terlihat biasa saja, hal ini tentu membuat Ji Jinchuan melirik pria tua itu dari sudut matanya. Lirikan itu hanya sekilas, tetapi dia merasakan tatapan dingin Kakek Chen. Dimana letak aku menyinggungnya? Pikirnya.

Kakek Chen mendengar bahwa Chen Yaoting memanggil Ji Jinchuan dengan sebutan 'Presiden Ji'. Jadi, dia menduga bahwa pria yang ada di depannya adalah pemimpin keluarga Ji yang terkenal dalam pasar bisnis.

Ketika masih muda, Kakek Chen juga seorang pria yang bergelut di pusat perbelanjaan dan dia berteman baik dengan Kakek Ji Jinchuan. Kini, wajahnya yang kaku berubah menjadi penuh dengan senyuman. 

"Ketika aku melihatmu sebelumnya, kamu baru berusia 6 tahun. Sekarang, kamu sudah sangat dewasa ya," ucap Kakek Chen.

Sapaan hangat dari Kakek Chen, membuat Ji Jinchuan mengangkat alis. Dia tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Cahaya lampu kristal di koridor menyinari dirinya, membuat wajahnya yang seperti lukisan tiga dimensi terlihat tampan dan sangat sempurna.

Kemudian, Gu Jinchen juga melangkah maju dan berjabat tangan dengan Ji Jinchuan untuk menyapa. Dia melirik beberapa orang yang berada di belakang pria itu. Beberapa dari mereka yang dia tahu adalah pimpinan perusahaan. 

"Presiden Ji, Anda sedang menegosiasikan sebuah proyek?" tanya Gu Jinchen.

Ji Jinchuan hanya mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan itu. Cahaya lampu terang yang menyinari tempat itu memantulkan cahaya lembut di pupil matanya yang gelap.

Orang-orang di belakang Ji Jinchuan juga berjabat tangan dengan Gu Jinchen untuk menyapa. Mereka semua bersikap sangat sopan satu sama lain. Setelah berjabat tangan satu per satu, dua kelompok orang itu pun meninggalkan hotel satu per satu.