webnovel

Lamunan Arina

Selamat Membaca 

Lamunan Arina, Hujan di luar makin deras disertai guntur yang terus bergemuruh. Aku masih menyingkap gorden dan menatap langit gelap yang sesekali diterangi kilatan petir. Bayiku yang tadi tertidur pulas di box mulai menangis. Saat berbalik, Louis yang sudah berusia enam bulan sedang berusaha merangkak sambil meraung-raung.

Tidak lama, pintu kamar bayi ini terbuka. Terlihat putri angkatku, Sonia, datang bersama selimut merah mudanya.

"Mama, aku takut petir," rintih Sonia, berlari memeluk betisku.

Aku menunduk menatap Sonia sebentar, lalu beralih lagi kepada Louis. Ada perasaan yang tidak aku mengerti sering muncul setiap kali menatap mereka. Rasa asing, meski kenyataannya mereka lahir dari rahimku.

"Kembali ke kamar, Sonia. Ingat kata Papa kamu harus mandiri." Aku mengusap kepala Sonia pelan.

"Aku takut, Mama. Aku mau tidur sama Mama, boleh?"

"Tunggu Mama di kamar. Mama bilang sama Papa dulu."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com