webnovel

Butuh Bahu Sandaran?

Selamat Membaca

Indah meletakkan sendoknya, nafsu makannya seketika hilang saat mendengar ucapan Liam "Lalu?"

"Lalu ... mereka ingin bertemu denganmu."

Indah terbelalak. "Lagi?"  Disandarkannya punggung di bahu kursi. 

"Kalau bertemu hanya untuk saling menghina, aku tidak mau."

"Tidak, aku sudah bilang kepada mereka untuk berbicara dengan baik-baik," sergah Liam cepat.

"Apalagi yang ingin dibicarakan? Nantinya, mereka hanya terpaksa menerima kehadiranku, Mar." Lagi-lagi Indah menghela nafas pelan. Ia kembali teringat saat pertemuan pertama dengan keluarga Ammar dan kata-kata pedas wanita paruh baya itu sangat melukai hatinya.

"Kita berjuang sekali lagi, Wa. Aku mohon." Tanpa menoleh, Indah tahu pria itu sedang menatapnya penuh harap.

"Akan kupikirkan lagi besok, sekarang aku sangat lelah. Pulanglah, aku harus istirahat." Diangkutnya kotak makan yang belum ia cicipi tadi, lalu ia segera masuk ke dalam rumah dan menutupnya pelan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com