webnovel

Bukan Alasan Arina

Selamat Membaca

Matahari pagi sudah menjulang tinggi, aku berdiri menatap cermin. Mengusap perut yang kini telah ada penghuninya, rasanya ingin ku maki saja dia. Namun, aku ingat ... dia tidak berdosa pun tidak salah. Aku dan Armanlah yang salah. Sampai pada akhirnya dia ada di rahim ini. Kembali lelehan bening membasahi pipi. Mataku pun kian sembab, karena semalam menangis sebelum tidur. Menyesali semua yang telah terjadi karena kebodohan sendiri. 

"Mau ke mana udah rapi Neng geulis," puji Ibu, yang tiba-tiba muncul. 

"Mau main, Bu," balasku dengan tersenyum, seperti biasa. 

"Sama siapa mainnya? Sama Anna, ya?" tanya Ibu. 

Aku menggeleng. 

"Sama Arman," ucapku. 

"Ouh, gitu. Yaudah atuh, hati-hati di jalan. Jangan lama-lama perginya," pesan Ibu mengingatkan. 

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com