webnovel

Bertemu Oma Opa

Selamat Membaca 

Setelah selesai dengan ritual mandinya Arin dan keluar dari kamar mandi telah menggunakan bajunya. Membuka pintu dan melihat pemandangan dari balkon kamarnya dan dia melihat dari arah dua villa di sana ada  seseorang yang sedang meneropong dengan menggunakan kamera jarak jauh, kalian pasti tau siapa dong.

"Ish, iseng banget tuh orang. Awas aja kalau nanti ketemu!!" maki Arin.

"Siapa tuh?" tanya Indah yang tiba-tiba ada di sisi Arin.

"Astaghfirullah"  Arin mengelus dadanya dan berkata.

"Kamu tuh ngagetin aja sih Ndah" ketus Arin.

"Siapa sih yang kamu maksud Rin?" tanya Indah kembali.

"Tuh kamu lihat saja!!" ucap Arin yang masih kesal.

"Hmmm aku tahu kira-kira siapa Rin" jelas Indah.

"Maksud kamu siapa dia Ndah?" tanya balik Arin.

"Hahahaha itu pasti si Bobby, dia kan punya tuh  alat kayak gitu, aku pernah lihat di kamarnya Boby" jelas Indah.

"Kamu yakin" tanya Arin.

"Iya, dan yang meneropong itu bukan Boby bisa jadi kak Liam atau kak Raymond" lirih Indah.

"Ya sudah kita kerjain saja nanti malam Rin, biar salah satunya ngaku. AKU PUNYA RENCANA" ucap Indah sambil membisikkan rencananya pada Arin dan Arin mengangguk mengerti apa yang dimaksud Indah.

"Dah, aku mau keluar dulu kamu mau ikut?" tanya Arin.

"Gak deh Rin, aku masih mengantuk mau sambil nonton TV aja" lirih Indah.

"Ya sudah aku pergi dulu ya!!" pamit Arin.

"Bye"

ARIN melangkah ke bawah dan di sana para bodyguard sedang berjaga.

"Nona Arin, mau kemana sebentar lagi Opa nona datang" titah seorang bodyguard mencegah Arin keluar.

"Sebentar saja pak, anda boleh mengikuti saya kalau tidak percaya" lirih Arin yang berjalan menuju pantai sore ini. Dan  kedua Bodyguard itu mengikuti Arin. 

Sementara Di Villa, tampak lah datang sebuah mobil mewah dan berhenti depan villa dengan penjagaan ketat masuk kedalam Villa.

"Assalamualaikum" Sapa wanita paruh baya ini yang mata nya menerawang ke setiap arah. Dan menanyakan ke bodyguard nya.

"Dimana cucu ku?" tanya wanita paruh baya itu yang masih terlihat cantik di usianya.

"Nona Arin tadi ke pantai diikuti dua bodyguard, sedangkan teman nya berada di kamar sedang menonton tv" jelas sang bodyguard. 

"Baiklah, saya akan keatas!" jelas sang bos wanita. 

"Pah, mau keatas tidak?" tanya nya pada sang suami. 

"Papa diruang kerja dulu mah, ada yang perlu dibahas dengan William,sang istri hanya mengangguk.

Tap.. Tap.. Tap...

Kaki bos wanita itu melangkah menuju atas. Yang terdengar suara berisik nyanyian kpop kesukaan nya Indah yang sedang bernyanyi dan bergoyang mengikuti kpop kesukaan nya.

"Assalamualaikum" siapa wanita itu.

Indah yang lagi berjoget itu terkaget.

"Waalaikumsalam ini pasti Omanya Arin?" tanya Indah.

"Ya, dan kamu pasti temannya Arin" tanya balik Omanya Arin.

"Bisa di matikan dulu tv nya sayang!" titah sang Oma lembut.

"Baik, Oma. Oma mau Indah buatkan teh?" tawar Indah sambil tersenyum kikuk.

"Boleh sayang" jawab sang Oma.

Oma pun duduk di sofa, setelah tv dimatikan Indah menuju minibar yang menyediakan bermacam minuman dan teh di sana yang tidak jauh dari dia berada.

Indah menyajikan teh nya depan Oma nya Arin.

"Di minum teh nya Oma, dan itu sedikit cemilan yang biasa kami bikin do panti, ini kesukaan nya Arin, Oma" jelas Indah.

"Terimakasih, nak. Sini duduk sama Oma kita ngobrol sebentar, Oma tidak punya teman ngobrol Opa nya Arin masih sibuk" lirih Oma.

"Iya Oma" ucap Indah sambil pendudukan dirinya di sofa empuk ini.

Setelah perbincangan antara Oma dan Indah yang diselingi gelak tawa kedua wanita berbeda generasi itu. Tampak lah Arin yang melihat keduanya yang merasa terasing sendiri. Arin menatap keduanya tampak berkedip.

"Oma," lirih Arin ketika melihat Omanya.

"Arin, kamu pulang nak?Sini nak" Ucap Oma dengan senang melihat cucunya sudah pulang dari luar. 

"Iya Oma, Arin kangen ama Oma. Maaf Oma, selama ini Arin  gak bisa hubungi Oma, soalnya hpnya Arin hilang dan Arin hilang ingat.an Oma" Ucap Arin dengan air mata yang sudah berlinangan.

"Oma juga kangen sama kamu," ucap Oma dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mana cucu Oma?" tanya Oma kepada kedua nya. 

"Dia ... cucu  Oma?" ucap Indah dengan senangnya.

"Iya  sayang ayo salim dulu sama oma." Ucap Oma. 

"Hallo Oma, kenalin nama aku Indah. Cucu tercantik Oma seandainya Oma mau mengadopsi ku ." Ucap Indah dengan ceria dan percaya diri, membuat siapa saja yang melihatnya pasti merasa gemas dibuatnya.Yang sedari tadi hanya mengobrol sampai lupa memperkenalkan dirinya. 

"Aku Arin , ." Ucap  Arin dengan datar. 

"Ya ampun, Dani ternyata anakmu sudah besar dan sangat cantik seperti mama mu nak. Andai saja Oma punya cucu dua berbeda beda, yang satu dingin, yang satunya lagi ceria." Ucap Oma sambil terkekeh.

"Ayo kita masuk, kalian pasti sangat lelah"ucap Oma. 

Mereka pun masuk kedalam ruangan Opanya berada. OMA membawa Arin dan Indah  ke ruang kerja Opanya untuk bertemu suaminya yaitu Mahendra serta asisten William dengan antusias.

"Pa, Wil. lihatlah siapa ini?"

Opa yang sedari tadi mengobrol masalah kerjaan jadi menghentikan pembicaraan nya dengan William. Netra nya menatap cucunya yang tampil  sederhana dan sangat cantik  seperti mamanya dan wajah yang mirip sekali versi wanita Dani.

"Tentu saja papa ingat mah, ini cucu kesayangan Opa! SINI NAK PELUK OPA!" titah Opa sambil merentangkan kedua tangan nya dan Arin berhambur ke dalam pelukan sang Opa.

Hiks.. Hikks... Hiks.. Suara tangisan Arin dalam dekapan sang Opa.

"Maafkan Opa baru bisa menemui dan Opa belum bisa menjagamu sepenuhnya, Opa hanya mengandalkan para bodyguard itu untuk menjagamu cucu Opa yang cantik. Sudahlah berhenti lah menangis. Maafkan Opa ada banyak yang harus Opa selesaikan sebelum kita kembali bersama, kamu tinggal bersama bu Asri dan teman-temanmu di sana dulu ya sayang. Opa dan Oma usahakan menjenguk mu atau kami akan mengirimmu  orang untuk menjemputmu seandainya opa sibuk, karena Oma mu pasti merasa kangen dan  mengkhawatirkanmu terus menerus" jelas Opa yang terisak dengan banyak penyesalan dalam dirinya. Yang belum bisa membawa dan membahagiakan cucu nya untuk menetap bersama mereka sebelum merasa aman.

"Baiklah Opa, tapi Arin minta Opa supaya mengadopsi Indah menjadi saudara Arin, biar Arin dan Indah selalu bersama" pintanya menatap sang Opa.

"Baiklah jika itu membuatmu bahagia, akan opa urus segera" ucap sang Opa melepaskan pelukan menatap ke istrinya dan istrinya menganggukkan kepalanya dan asisten nya William juga Indah yang di samping istrinya cantik sang Opa. 

"William tolong kamu urus suratnya ke bu Asri!!" perintah nya sambil mengedipkan mata menyuruh segera mendatangi bu Asri.

"Baik Tuan, akan saya kerjakan segera. SELAMAT DATANG NONa" sapa William pada Arin dan Arin hanya mengangguk. Dan William keluar dari Village menuju Village yang ditempati bu Asri dan anak panti lainnya. 

Indah yang dari tadi hanya melihat adegan sang opa dan cucunya menangis berpelukan membuat menyusut air mata berkali-kali dan mendekati Arin dan Opa nya.

"Terimakasih Opa, mau mengadopsi Arin" lirih Arin kemudian Opa Arin memeluk Indah membuat Indah merasakan pelukan hangat sang Opa yang tidak pernah dia rasakan dari bayi meneteskan kembali air mata.

"Hiks.. Hik,.. Hari ini aku jadi cengeng Rin" lirih nya menatap Arin ketika pelukan sudah dilepaskan.

"Sudahlah ayo kita duduk" ucap sang Oma dan memencet bel untuk pelayanan.

Tok.. Tok..

"Permisi tuan, nyonya dan nona muda ada yang bisa saya bantu" ucap pelayan villa itu.

"Tolong bik, siapkan makan malam untuk mungkin 10 orang dan ambilkan teh dan cemilan yang di atas depan tv ya" titah sang nyonya.

"Baik nyonya" pamit pelayan kamar itu dan segera ke dapur menyiapkan teh menyuruh teman satunya mengambil kue cemilan di atas.

"kue apa di atas mah?" tanya sang Opa.

"Itu cemilan kesukaan Arin pah, papa harus rasain enak loh pa" jelas Oma dan opa tersenyum mengangguk.

"Baiklah Opa akan coba" jawab sang Opa. 

"Opa harus mencobanya itu Arin yang buat pasti Opa akan ketagihan" jelas Indah.

"Oh,ya kalo  gitu opa akan minta Arin nanti membuat nya buat Oma dan Opa, supaya kangen Oma terobati" ucap Opanya. 

"Pintar cucu Oma ini" puji sang Oma. 

Sore ini opa, oma, Arin dan Indah menikmati teh bersama di balkon ruang kerja opa yang luas dan terlihat indah nya pantai dan deburan ombak di sore hari. 

Tak terasa malam tiba, Arin dan Indah naik ke atas ketika mendengar suara Adzan, Opa menyuruh Arin dan Indah  untuk berjamaah dulu sebelum nya setelah itu membersihkan diri bersiap untuk makan malam.

Bersambung