webnovel

Sebuah Setelan yang menawan

Jessica menyatakan permintaan Wanda dan Hans dengan enggan menyetujuinya. Dengan beberapa pengaturan akhirnya mereka bersepakat.

"Aku akan mencoba yang terbaik untuk membantumu."

"Kalau begitu sampai jumpa nanti, Hans." Dengan demikian Wanda meninggalkan Group J.

Hans keluar dari ruangan Jessica tanpa berkomentar lebih lanjut mengenai permintaan Wanda. Jika Jessica sendiri bersedia memenuhinya maka seharusnya dia pun tidak punya masalah dengan itu.

"Apakah benar-benar terjadi sesuatu? Aku tidak menemukan permasalah apapun. Semua proyek berjalan lancar tanpa cacat sedikit pun." Jonatan memberikan laporannya.

"Tentu saja tidak ada yang salah dengan proyek kita. Wanita itu hanya ingin membuat keributan dan merepotkan kita." Hans tidak dapat menahan tanggapan sinisnnya. Terlebih bila mengingat permintaan Wanda, ia tidak berdaya karena wanita itu mengatas namakan bisnis mereka.

Hans bahkan sampai melupakan permasalah hubungan tersembunyi Jessica dengan Thomas.

***

Sudah seminggu sejak bergabungnya Jonatan dalam tim Jessica dan Hans. Sedikit banyaknya Jonatan mulai mengerti dengan tugasnya, namun sejauh ini dia memang tidak pernah berkesempatan berdiri disamping Jessica. Tempat itu masih dikuasai oleh Hans.

Jonatan menatap berkas yang baru saja diterimanya, ia harus menyerahkannya pada Jessica. Saat ia masuk ke ruangan wanita itu, matanya langsung disuguhi pemandangan Hans dan Jessica yang sedang berbincang. Masalahnya posisi mereka membuat Jonatan merasa canggung.

Jessica duduk dikursi kebesarannya sementara Hans membungkuk disamping Jessica. Hans tampak seperti menempeli wanita itu.

"Ada apa?" Hans yang pertama kali menyadari kehadiran Jonatan disana.

"Aku mengantarkan berkas-berkas dari SM Konstruksi."

"Taruh saja disini." Jessica merujuk pada tumpukan berkas disisinya.

Hari itu beberapa berkas masuk menunggu persetujuan, berkas-berkas itu memenuhi meja kerja Jessica. Jika Jonatan tidak salah yang paling mendesak ditangani saat itu mengenai produk baru yang akan diluncurkan oleh salah satu entitas Group J.

Jessica menjauhkan diri dari map didepannya. Merenggangkan jari-jarinya dia melirik Hans yang masih setia disampingnya. "Apakah aku bebas malam ini?"

Semua schedule Jessica masih dipegang dan dikendalikan oleh Hans. Jadi Jessica harus selalu mengkonfirmasi apa yang ingin ia lakukan pada Hans.

"Kau harus menghadiri acara peluncuran produk baru Rossell malam ini. Tanggapan pasar terhadap produk mereka akan berdampak pada peluncuran produk baru kami." Hans menjawab lancar tanpa melihat pada agendanya terlebih dahulu seolah-olah schedule Jessica telah dihapalnya diluar kepala.

Jessica menghela napasnya, "mereka benar-benar tidak sabaran. Bukankan peluncuran itu direncanakan bulan depan?"

"Itu memang rencana awalnya. Kudengar beberapa pemegang saham mereka meminta percepatan karena takut kehilangan pasar."

"Jadi mereka ingin menguasai pasar? Kenapa harus terburu-buru?" Jessica mencebik gemas. Persoalan dagang seperti ini memang selalu menarik. Orang-orang tentunya selalu ingin penjualan yang besar. Faktor kesiapan pasar, musim, tren, selera dan masih banyak hal lain mempengaruhi penjualan.

Jessica hanya yakin bahwa semua ada waktunya. Bahkan keterlambatan masih bisa diselamatkan. Jadi Jessica tidak merasa takut dengan persaingan pasar.

Jonatan melihat tidak ada yang bisa ia ikuti disana. Tak berani mencampuri urusan Hans dan Jessica, pria itu memilih mudur.

"Ikutlah dengan kami malam ini!" Jessica berseru tepat sebelum Jonatan melangkah keluar.

Jonatan masih belum menangkap maksud wanita itu. Jadi dia hanya berdiri ditempatnya.

"Kau menginginkannya hadir juga?" Hans selalu jadi yang paling cepat bereaksi.

"Kenapa tidak? Aku perlu memperkenalkan dia sebagai sekretaris baruku. Beberapa kolega kita mungkin akan hadir disana. Jadi ini kesempatan yang sayang untuk dilewatkan."

"Apakah hal seperti itu diperlukan?" Hans menyatakan keberatannya.

"Kau akan tahu nanti apakah itu diperlukan atau tidak."

Jessica menilik Jonatan dari kepala sampai ujung kaki. Mendapat tatapan seperti itu membuat Jonatan agak risih. Kemarin wanita bernama Wanda memandangnya seperti itu, sekarang ia mendapatkan satu lagi dari Jessica.

"Apa kau punya setelan lain hitam dan putih?" "

"Aku tidak yakin," Jonatan tampak canggung dengan pertanyaan sederhana itu.

Baiklah Jonatan tidak bisa dibandingkan dengan Hans. Kedua pria itu tampak seperti langit dan bumi.

Hans selalu tampil memukau dengan setelan yang dibuat perancang khusus dengan warna-warna netral yang maskulin. Sementara Jessica tidak dapat menemukan Jonatan dengan warna selain setelah putih dan hitam. Itu sungguh melelahkan matanya.

Hans punya latar belakang keluarga yang cukup berpengaruh dan karier bagus beberapa tahun terakhir ini. Jadi penghasilannya lebih dari cukup untuk menujang penampilannya. Sedang Jonatan tidak punya apapun selain sertifikat kelulusan yang dia perjuangkan setengah mati.

Jonatan harus menopang kehidupanya sendiri dan ia berharap banyak dengan posisinya saat ini.

"Berikan Jonatan beberapa setelan yang pantas, aku ingin dia tampil menawan malam ini."

"Menawan?" Hans melirik pada Jonatan, ia ingin memprotes lagi karena kata menawan sepertinya tidak pantas disandingkan dengan Jonatan.

13 November 2019

Rynn_creators' thoughts
Next chapter