15 Cuti Bersama

Erland pulang ke rumah Keluarga Dewangkara. Dia tampak kesal wajahnya ditekuk sejak turun dari mobil sampai ke dalam rumah. Pertemuan Erland dengan wanita yang akan dijodohkan dengannya membuat Erland kehilangan semangat. Satu tahun bersama wanita yang bukan tipenya membuat Erland harus bertahan di padang pasir tanpa air.

Erland naik ke lantai atas. Dia masuk ke kamar Victoria. Terlihat Victoria sedang duduk sambil menikmati secangkir teh hijau.

"Aku pikir kau akan mengucapkan salam saat masuk ke dalam Erland," sindir Victoria. Tersenyum tipis dan menatap cucunya seraya meletakkan cangkir di atas meja.

"Nek, kenapa wanita yang dijodohkanku bercadar? Nenekkan tahu wanita yang ku sukai seperti apa?" Erland mengeluarkan uneg-unegnya. Protes atas apa yang direncanakan Victoria untuknya.

"Duduk!" titah Victoria menatap Erland yang bicara sambil berdiri. Tak ada sopan santun di depan neneknya sendiri.

Erland menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Dia menuruti perintah Victoria, segera duduk di sofa. Menatap Victoria yang terlihat santai.

"Memangnya kenapa kalau dia bercadar?" tanya Victoria.

"Gimana kalau wajahnya jerawatan, penuh kutil, dan flek hitam?" tutur Erland. Membayangkan wajah dibalik cadar itu memiliki masalah kulit.

"Ada dokter kecantikan, skincare sudah banyak, kalau belum maksimal tinggal diedit," jawab Victoria. Dia tahu Erland hanya mencari-cari alasan untuk kabur dari perjodohan itu.

"Gimana kalau hidungnya miring, bibirnya besar atau giginya panjang ke depan?" tanya Erland.

"Tinggal oplas bereskan!" jawab Victoria. Mematahkan alasan Erland untuk menolak perintahnya.

"Hm." Percuma protes pada neneknya selalu ada solusi di saat Erland beralasan. Hidupnya harus mengikuti apa yang sudah direncanakan Victoria untuknya.

Victoria kembali mengambil cangkir. Meneguk teh hijau yang masih hangat. Membiarkan cangkir itu di tangannya seraya menatap Erland yang kesal.

"Nek, memangnya gak dilihat dulu, dia cantik atau tidak? Seperti apa wajahnya, body-nya, masih perawan atau tidak, bisa saja dia nenek-nenek." Erland kembali melayangkan protes susulan. Bisa-bisanya jadi bahan percobaan Victoria. Kalau tahu wanita itu berhijab dan bercadar Erland sudah kabur duluan dari awal.

Victoria tersenyum tipis mendengar apa yang dikatakan Erland.

"Kau penasaran ya?" tanya Victoria.

"Gak juga. Ngapain? Aku hanya tidak ingin nenek membeli kucing dalam karung," jawab Erland. Padahal dia penasaran. Takutnya wanita bercadar itu memang nenek-nenek.

"Belum melihat wajahnya kau sudah kalang kabut. Kalau ternyata dia cantik dan sesuai yang kau inginkan, menyesal kemudian," sindir Victoria. Tersenyum licik menatap Erland.

"Aku tidak tertarik melihat wajahnya, sampai kapanpun," sahut Erland. Gengsi sudah menduga-duga jika dia penasaran juga. Lagi pula Erland sudah sepakat akan bercerai satu tahun kemudian dengan Elina. Tinggal bagaimana caranya bertahan selama satu tahun.

"Oke, tapi jangan salahkan nenek kalau kau jatuh cinta nantinya." Victoria percaya cinta bisa hadir kapan saja dan tumbuh tanpa disadari. Mungkin Erland akan menjilat ludahnya kembali setelah berkoar-koar tak karuan.

"Mana mungkin aku akan mencintainya. Nenekkan tahu aku tidak suka wanita berhijab apalagi bercadar," sahut Erland.

"Kita lihat nanti saja. Kau atau nenek yang salah!" tantang Victoria. Lambat laun Erland akan jatuh cinta pada wanita bercadar pilihan neneknya.

Erland hanya terdiam. Percuma dia bersusah payah bicara dengan neneknya, semua itu tidak merubah apapun. Dia akan tetap menikah dengan wanita bercadar itu.

***

Arisha berjalan di lorong lantai 25. Wajahnya tampak lesu. Hari pernikahannya dan Erland tinggal menghitung hari. Dia akan melihat wajah Erland di kantor dan di rumah. Pasti rasa bosan dan capek akan mendera. Untung saja Erland tidak mengenalnya saat menjadi Elina. Tentu hal itu bisa dimanfaatkan olehnya untuk bertahan dari godaan mesum Erland untuk sementara waktu.

Arisha masuk ke ruang CEO. Tak lupa mengucapkan salam seperti biasa. Terlihat Erland sedang sibuk dengan beberapa berkas di atas meja yang harus diperiksa dan ditanda tangani olehnya.

Arisha berdiri di samping meja. Menatap wajah Erland yang sedang serius dengan pekerjaannya.

"Tampan tapi sayangnya dinosaurus mesum," batin Arisha. Tak bisa dipungkiri Erland memang tampan. Kharismanya tak ada tandingannya. Hanya saja kelakuan mesum dan sering gonta ganti pasangan membuat Arisha ingin menghempaskannya ke samudra biru.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Tampan ya?" Erland yang tadinya asyik berkutat dengan bulpoin mengalihkan pandangannya ke atas.

"Tidak Bos, aku sedang memperhatikan sesuatu dari Bos," jawab Arisha berkilah. Mana sudi Arisha mengatakan yang sesungguhnya kalau Erland tampan.

"Apa?" tanya Erland penasaran.

"Kapan terakhir kali Bos setia?"

"Untuk apa kau tanya itu? Kau lupa syarat kelima?" Ekspresi di wajah Erland berubah dingin saat Arisha bertanya padanya tentang kapan terakhir dia setia.

"Baiklah aku tidak akan bertanya soal itu lagi, maafkan aku Bos," jawab Arisha. Dia menyesal bertanya soal itu. Erland terlihat kesal dan berubah dingin.

"Kau mau apa berdiri di situ?" tanya Erland.

"Begini Bos, aku ingin mengajukan cuti pada tanggal 1," jawab Arisha. Tanggal pernikahan Arisha dan Erland. Dia harus jauh-jauh hari mengajukan cuti agar Erland tidak memberinya pekerjaan ini itu.

"Tanggal 1?" Erland terperanjat mendengar tanggal 1, tanggal di mana Erland dan Elina menikah. Tanggal itu selalu terngiang di telinganya sampai terbawa mimpi. Bahkan Victoria membuat lukisan angka satu yang dipajang di dinding kamar Erland, agar Erland selalu ingat akan menikah.

"I-iya Bos," jawab Arisha. Ketar-ketir takut Erland bertanya alasan Arisha mengajukan cuti tanggal 1.

"Gak bisa," sahut Erland dengan tegas.

"Loh kok gak bisa, ini hari penting untukku Bos." Kali ini Arisha tidak bisa tinggal diam. Kalau dia tidak cuti bagaimana bisa bersanding dengan Erland di pelaminan.

"Hari itu hari penting untukku juga, jadi salah satu di antara kita harus ada yang tetap kerja. Karena aku Bos kaulah yang harus kerja di hari itu," sahut Erland kekeh. Dia tidak mengizinkan Arisha cuti di tanggal yang sama dengannya.

"Dasar dinosaurus kalau aku tak cuti kau menikah dengan siapa? Apa perlu alien jadi pengantin pengganti?" batin Arisha kesal. Sudah tahu Arisha pengantin wanitanya malah tidak boleh cuti.

"Bos, hari itu hari penting dalam hidupku, jika aku tak cuti bagaimana aku bisa melihat dinosaurus yang langka," ujar Arisha sambil menangis bombay. Mencari simpati Erland. Kalau tidak begini Erland mana mau memberinya izin.

"Dinosaurus? Kau akan ke museum?" tanya Erland.

"Iya Bos," jawab Arisha. Matanya berkaca-kaca dan memasang wajah imut. Biar Erland memberinya izin.

"Hei jangan semanis itu. Lebih baik kau cium aku sampai puas. Dengan mudah aku akan memberimu izin." Erland kembali menggoda.

Arisha meringis. Sudah dia duga Erland akan memanfaatkan situasi terjepitnya dengan otak mesum yang selalu membara.

"Bos, memangnya tanggal 1 Bos mau ke mana? Kok cuti?" tanya Arisha.

"Bukan urusanmu, gak penting untuk kau tahu," jawab Erland. Tidak ada satu karyawanpun yang diundang di acara pernikahannya dengan Elina. Acara pernikahan itu tertutup hanya keluarga inti dan tamu undangan penting seperti keluarga, sahabat, dan rekan bisnis yang akan menghadiri acara itu.

"Mau nikah ya Bos," celetuk Arisha.

Erland langsung bangun dan menutup mulut Arisha. Dia tidak ingin ada karyawan yang tahu kalau dirinya akan menikah.

"Ehm! Ehm!" Arisha coba berbicara tapi mulutnya ditutup tangan Erland.

"Diamlah! Jangan sampai ada yang tahu kalau aku akan menikah! Citra baikku sebagai casanova bisa pudar," bisik Erland. Dia tidak ingin karyawan meledeknya karena sudah memiliki nyonya yang akan mengikatnya di kamar tanpa bisa bermain-main lagi ke kamar lainnya.

Arisha mengangguk. Cari aman untuk sementara waktu.

"Bagus." Erland melepas tangannya dari mulut Arisha.

"Huh!" Arisha bisa bernafas lega.

"Kau bisa cuti tanggal 1 tapi ingat rahasia di antara kita berdua. Kalau tidak aku akan menciummu sampai puas!" ancam Erland.

"Siap Bos!" sahut Arisha sambil hormat pada Erland. Akhirnya dinosaurus mesum memberi izin untuk cuti tanggal 1.

avataravatar
Next chapter