webnovel

Cerita 1: Awalan Penuh Kelalaian

Masa SMA adalah masa yang indah. Masa yang indah adalah masa SMA. Begitulah kata orang yang pernah mengalami SMA secara normal dan tidak dihantui oleh sekolah online. Sekolah online merupakan bentuk nyata bagi kemajuan teknologi yang merugikan banyak orang. Termasuk aku yang ingin menikmati masa-masa normal di SMA. Aku ingin menumbuhkan benih-benih romantisme masa sekolah, hanya itu. Semoga pandemi cepat selesai.

Hari pertama masuk sekolah sudah dimulai. Libur panjang terlewat dengan cepat. Aku sebagai anak yang susah berkomunikasi secara online terpaksa masuk kedalam media yang bernama zoom. Zoom ini merupakan media yang mempertemukan ratusan orang dengan dipaksa menampilkan wajah. Sekolah dengan model seperti ini merupakan hal yang menjengkelkan. Apalagi duduk lama dengan menahan senyum di depan laptop sangatlah susah.

Alasan terbesar sekolah mengadakan ini adalah acara. Ya, acara yang disebut sebagai MPLS yang berartikan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Menyebalkan memang, karena aku tidak merasakan pengenalan sama sekali yang aku rasakan hanyalah kesedihan yang bertambah. Ini adalah pembohongan model baru akibat pandemi. Jujur, aku ingin hidup normal. Sebentar, bukannya wajib untuk membuka kamera? Apakah aku salah membaca perintah?

Sepertinya tidak, ini hanyalah bentuk pelanggaran baru yang ada pada sekolah online. Mereka adalah manusia yang mempunyai anti-sosial yang tinggi atau orang yang nakal. Tapi mengapa mayoritas menutup kamera? Bahkan lebih dari 95 persen? Ah sudahlah lebih baik aku menutup kamera juga. Karena apa? jelas karena aku mempunyai prinsip mengikuti alur dan tentunya tidak mau *beeb*.

Acara dibuka dengan sambutan oleh bapak kepala sekolah yang sangat berwibawa dan penuh antusias. Walaupun aku yakin tidak ada yang mendengarkan. Apakah aku demikian? Tidak, aku mendengarkan dengan seksama dan penuh rasa penghormatan sambil bermain game. Maaf pak, saya khilaf.

Game yang aku mainkan ini adalah game yang populer. Jika aku menyebut nama, kalian pasti tahu apa nama game ini. Alasan aku bermain game adalah karena bosan. Jelas sekali, bayangkan saja mendengarkan orang yang berbicara panjang lebar di zoom. Sungguh melelahkan.

Berlarut-larut aku dalam bermain game, sampai sambutan kepala sekolah selesai. Tiba-tiba ada guru yang seperti ingin memberikan pengumuman.

Ia membuka mic-nya seraya berkata, "Mohon untuk anak-anak untuk menyalakan kamera dan tidak bermain game. Sepertinya ada anak yang bermain game tetapi lupa mematikan kamera-nya. Dihimbau anak-anak untuk menyalakan kamera dan tidak bermain game".

Lalu ketika aku melihat layar laptop dan wajahku terpampang dengan tanda pin di pojoknya. Seketika aku panik dan langsung mematikan kamera-nya. Hatiku berdegup kencang penuh dengan rasa khawatir akan sanksi. Sepertinya satu sekolah menyadari itu. Kemudian, aku mendapat julukan si lugu belagu. Sejak saat itu, aku selalu aktif dan menyalakan kamera di kelas online.