webnovel

TAPI, SEJAK KAPAN?

3 hari berlalu. aku masih belum bertegur sapa dengan adi karena aku kembali merasa canggung dengannya. setiap kali dia mencoba mendekatiku aku selalu menghindar dan berpura-pura tidak melihatnya.

naya juga selalu absen dan tak pernah kembali ke sekolah. awalnya aku kira naya merasa malu pada adi sehingga dia ingin menghindar untuk beberapa saat. tapi ternyata rumor berkata lain.

tersebar hingga keseluruh pelosok sekolah sebuah rekaman dimana naya sedang membentakku dan mengeluarkan kata-kata kasar padaku, rupanya saat aku dan naya berselisih seorang teman kelasku tak sengaja menguping dibalik pintu ketika dia sedang ingin mengambil barangnya yang tertinggal di kelas. awalnya dia merekam karena ingin memberitahu teman dekatnya saja, namun teman dekatnya memberikan rekaman itu pada temannya yang lain dan begitulah seterusnya sampai rekaman itu sampai keseluruh murid bahkan hingga guru di sekolah.

naya yang mengetahui hal ini akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah, dan karena hal itu aku merasa bersalah hingga rasanya aku tak ingin berurusan lagi dengan siapapun termasuk adi.

namun berbeda denganku adi justru terus berusaha untuk mendekatiku dan meluruskan semua hal yang telah terjadi.

bel istirahat berbunyi. seperti biasa aku menyendiri di sebuah taman yang jarang sekali terjamah murid lain, duduk di bawah pohon yang rindang sembari mendengarkan musik melalui headphone.

"hey! lagi apa?" tanya seseorang yang tiba-tiba menarik headphone ku seraya duduk di sampingku.

"kamu mu ngapain sih?" aku balik bertanya.

lalu adipun memberiku pengertian dengan bahasa yang halus dan suara yang lembut. "jangan kaya gini dong. mendingan kita selesain baik-baik supaya gak ada yang ganjel di hati kita masing-masing!"

"yaudah kamu coba jelasin apa yang menurut kamu perlu kamu jelasin ke aku!" ucapku seraya memposisikan tubuhku duduk menghadap adi.

"okay!. sebelumnya aku mau minta maaf, karna aku gak tau kalo ujungnya bakal kaya gini. sebenernya akhir-akhir ini aku makin sadar kalo naya nyimpen perasaan ke aku. dari cara dia yang terus-terusan deket-deket sama aku sampe dari cara dia merhatiin hal-hal mendetail tentang aku. sebenernya aku pernah punya niat buat coba langsung tanya kedia tentang alesan kenapa dia perhatian sama aku dan hal hal lainnya tapi aku gak berani ngomong karna aku takut nyakitin perasaan dia. dan akupun terus ngebiarin dia deket-deket sama aku dengan harapan nanti juga dia bakal sadar dan pergi sendiri. tapi ternyata aku salah, semakin hari perasaan dia buat aku malah makin besar sampe akhirnya kamu yang jadi korban pelampiasan dia. jujur aku ngerasa salah sama naya tapi aku gak bisa minta maaf sama dia karna dia juga udah ngeblokir aku. nah sekarang karna kamu ada di depan aku, aku mau minta maaf sama kamu dan aku juga mohon supaya kamu jangan ngehindarin aku lagi". panjang lebar adi menjelaskan dan tak lupa iapun tersenyum manja padaku layaknya seorang kekasih yang tengah merayu pasangannya agar memberikan maaf sehingga dalam beberapa saat hatiku berdebar.

setelah mendengar semua yang diucapkan adi akupun mulai memahami segala situasi dari berbagai sisi, sampai akhirnya aku kembali membuka diri dan mencoba menanyakan beberapa hal lagi pada adi.

"kalo kamu emang tau tentang perasaan naya sama kamu kenapa kamu gak coba buat suka aja sama dia, toh dia selevel sama kamu!. dia pinter, dia juga cantik banget, terus kalo kalian jadian bisa jadi naya gak bakal berubah kaya kemaren."

"hahahaha.... emangnya naya hulk apa yang bisa tiba-tiba berubah jadi pemarah" seru adi sembari tertawa setelah mendengar pertanyaanku.

setelah itu adipun melanjutkan kalimatnya dengan lebih serius. "kalo menurut aku sih emang sifat naya kaya gitu dari awal. tapi, karna dia punya sebuah ambisi yang bener-bener pengen dia capai akhirnya dia tutupin semua kebenaran tentang diri dia dan dia ciptain diri dia yang baru untuk menarik apa yang dia pengenin. dan aku rasa itu yang bikin aku sampe kapanpun gak bakal tertarik sama dia. selain itu alasan terbesar aku kenapa aku gak tertarik sama naya yaitu karna aku udah tertarik sama orang laen!".

(dug dug... dug dug...) mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut adi membuat jantungku semakin berdebar. fikiranku mengatakan sepertinya orang yang disebutkan adi adalah aku, tapi hatiku berusaha meredam hasratku agar tak terlalu percaya diri dan menunggu sampai namaku benar-benar disebutkan barulah boleh aku bersenang hati.

aku berusaha menahan senyum dan berpura-pura tak begitu perduli agar adi tak menyadari isi hatiku, lalu dengan santai akupun bertanya, " siapa?".

adi hanya tersenyum sembari menatap hangat mataku. lama dia mengulur waktu dan hanya terus tersenyum padaku dengan wajah tampannya yang akan membuat siapapun tersipu dibuatnya. akupun menjadi gugup sehingga kupalingkan wajahku agar merahnya pipiku tak terlihat oleh adi. sampai akhirnya terdengar suara lembut adi mengucapkan "kamu! kanaira".

mendengar namaku benar-benar disebutkan membuatku sedikit tak percaya, kembali ku tatap mata adi untuk memastikan apa yang kudengar dan tak kulihat sedikitpun keraguan dari sorotnya. mata adi sama sekali tak goyah selama apapun aku menatapnya dan bagiku itu menandakan sebuah kejujuran.

akupun percaya.

namun sekeras apapun aku berfikir aku tetap tak mengerti bagaimana bisa semua ini terjadi tanpa pernah kusadari. lalu akupun memberanikan diri dan bertanya, " Tapi, sejak kapan?"

"mmmmm kayanya ceritanya panjang banget deh. tapi yang jelas, semuanya berawal dari tempat ini" jawaban adi justru semakin membuatku bingung.

"maksud kamu, dari bawah pohon ini?" tanyaku.

adipun merubah posisi duduknya dan mulai bersandar di pohon tepat disampingku, lalu sembari menatap dedaunan rimbun yang ada diatas kepala kami adi memulai ceritanya.

"aku inget banget pas aku masih jadi anak baru di sekolah ini. waktu itu hari pertama masuk sekolah setelah selesai MOS. pas jam istirahat rasanya suntuk banget dan aku berusaha buat nyari tempat yang sama sekali gak ada orang supaya aku bisa nenangin diri. terus aku denger cerita kalo tempat kita duduk sekarang ini banyak ditakutin murid murid karena banyak cerita horor seliweran. aku fikir dengan cerita kaya gitu pasti gak bakal ada siapapun disini makanya aku kesini. tapi ternyata pas aku kesini ada kamu yang lagi duduk santai sambil dengerin musik pake headphone. karna aku gak mau ganggu akhirnya aku mutusin pergi dan ngabisin waktu belajar di perpus. besoknya aku balik ke tempat ini karna alasan yang sama dan lagi-lagi aku ngeliat kamu, dan akhirnya aku berakhir di perpus lagi sampe jam istirahat selesai. kejadian itu terus berulang sampe aku sempet mikir kalo kamu dikucilin sama temen-temen kamu dan aku sempet kasian sama kamu. dan rasa kasian itu bikin aku tanpa sadar terus keinget sama kamu dan tanpa sadar aku juga jadi merhatiin kamu. setelah lama merhatiin kamu akhirnya aku sadar bahwa kamu gak dikucilin sama temen temen kamu melainkan kamu yang membatasi diri dari dunia di sekitar kamu. akhirnya rasa kasian aku berubah jadi rasa kagum. jujur aku ngerasain apa yang kamu rasain karna sebenernya aku gak begitu suka sama keramaian. aku selalu pengen menyendiri dan hanya fokus sama dunia aku tapi aku gak bisa ngelakuin itu semua karna aku fikir aku harus punya temen sebanyak-banyaknya dan berbaur sama semua orang supaya gak ada yang nganggep aku aneh. akupun semakin gak bisa ngalihin perhatian aku dari kamu. setiap ada waktu luang aku selalu nyempetin diri buat nyari tau keadaan kamu dan nyari tau apa yang lagi kamu lakuin. makin lama akupun makin suka sama kamu karna meski kamu membatasi diri dari orang lain tapi kamu tetep ramah sama orang yang ngajak ngobrol kamu, sopan ketika nolak ajakan orang lain dan bisa bekerjasama dengan baik ketika kamu diharuskan untuk bekerja sama dalam sebuah kelompok. meskipun kita gak pernah ngobrol dan gak deket sama sekali tapi selama tiga tahun sekolah disini kamu adalah satu satunya orang yang selalu bikin aku semangat bangun pagi dan pergi ke sekolah, karna cuma ngeliat kamu aja rasanya udah bikin aku seneng dan setiap harinya aku selalu penasaran tentang kamu."

mendengar jawaban adi sebenarnya membuatku sangat bahagia hingga rasanya hatiku melayang, tak kusangka orang sepertiku yang tak pernah mempunyai teman bisa mempunyai pemuja rahasia yang merupakan sosok sempurna disekolah. sebagai wanita tentu saja aku tertarik pada adi yang tidak hanya tampan tapi juga pintar dan selalu unggul dalam segala hal, namun aku berusaha untuk tak pernah memperdulikannya karena aku sadar betapa jauh jarak antara aku dan dia.

namun kini adi ada disampingku dan mengungkapkan isi hatinya padaku. rasanya seperti mimpi karena selama tiga tahun aku berada di sekolah ini hidupku selalu sama, sepi, kosong dan sendiri. hadirnya adi membuatku merasa terisi, membuatku menyadari bahwa ada warna dalam hidupku yang belum sempat kusadari.

bahagia?, tentu saja!. tapi anehnya egoku masih belum ingin menunjukkan isi hatiku yang sebenarnya pada adi dan aku tetap berusaha terlihat santai bahkan hingga detik-detik terakhir.

"kalo emang kamu udah merhatiin aku dari awal kenapa kamu baru ngasih clue ke aku sekarang?"

" soalnya sekarang kita kelas 3. gak bakal kerasa sebentar lagi kita bakal lulus. jadi aku fikir kalo gak sekarang kapan lagi!"