webnovel

Kehilangan Saksi

Mereka begitu kasar membawa anak kecil dan bukan hanya anak yang suruhan mereka saja, tetapi di dalam mobil itu ada tiga anak lainnya yang diseret layaknya seorang hewan lalu dimasukkan ke dalam pabrik tersebut, "Sebaiknya kau menelpon Boy saja dan minta bantuan dari mereka! Aku takut kita tidak bisa mengalahkan mereka seperti si botak itu," ujarnya seraya mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

Melangkah selayaknya seorang pencuri mereka mengintip dari pintu pabrik tersebut, lalu masuk ke dalam. Mata mereka ternyalang kaget ketika mendapati anak-anak itu diikat dan dimasukkan dalam sebuah peti.

"Dasar orang tidak waras !" decak Gladis menggelengkan kepala.

"Haruskah kita bergerak sekarang, Pak?" tanyanya menatap Daniel.

"Bagaimana menurutmu, Dis?" ucap Daniel balik bertanya kepada gadis tersebut.

"Menurutku tidak ada salahnya, jika kita bertindak sekarang sebelum anak-anak yang lain, jadi korban dan kasihan beberapa anak itu yang dimasukkan ke dalam peti. Bukankah mereka bisa mati di sana."

"Iya, Pak apa yang dikatakan Gladis benar, tidak ada salahnya kita menolong mereka sekarang, jika kalian siap. Aku pun siap," jaawab Daniel langsung mendobrak pintu dan masuk lalu menarik pelatuknya.

"Lepaskan anak itu!" ucap Daniel dengan tegasnya.

"Siapa kalian berani-beraninya melarangku," ucap pria itu menatap nanar ke arah mereka karena mereka memang tidak mengenakan seragam polisi mengingat mereka di sekolah.

Ia pun tidak menanggapi pertanyaan pria itu, tanpa menunggu lagi, dia langsung menendang pria itu dan menarik anak itu ke arah Gladys mereka saling baku hantam hingga buat mereka sama-sama terjatuh dan terluka. Reno ikut membantu Daniel karena ada dua anak buahnya yang baru saja datang dan hampir saja memukul punggung atasannya, namun dengan satu tendangan Reno mengarah ke perut anak buahnya itu .

Sedangkan Gladys juga ikut membantu karena memang perempuan itu juga bisa ilmu beladiri Ia pun ikut menjatuhkan lawannya dan di situ mereka berkelahi sehingga ketiga orang itu dapat dilumpuhkan dan diikat oleh Reno sebelum bala bantuan datang.

"Siapa yang telah menyuruh kalian menangkap anak ini?" tanya Daniel dengan garang.

"Tidak, aku melakukannya sendiri dan aku ingin menjual anak ini," jawabnya tersenyum seraya mengejek.

"Aku tidak yakin, jika kau ingin menjual anak ini," ucap Daniel meliriknya tajam.

"Jika kamu berniat ingin menjual anak ini, lalu kenapa kau memasukkannya ke dalam sebuah peti atau jangan-jangan kau ingin menjual organ anak ini dan menjualnya," tebak Daniel dengan ketus.

"Yang benar saja mereka ingin mengambil organ anak ini!" ucap Gladys ternyalang kaget mendengar perkataan Daniel.

"Makanya itu aku ingin bertanya padanya," jawab Daniel meliriknya.

Namun di saat Daniel terus memaksa pria itu mmebuka mulutnya dan hampir saja pria itu berkata bahwa dia disuruh seseorang tiba-tiba saja ada seseorang yang melemparkan pisau di dadanya hingga ia mengeluarkan darah dan alhasil pria itu mati di tempat kejadian.

"Sial! Kenapa selalu saja ada orang yang ingin membunuh para saksiku," umpat Daniel sangat geram hingga dia menjatuhkan kursi tersebut.

"Kenapa di saat kita sudah memperoleh saksi dan ingin membongkar pelakunya malah seseorang membunuh pria ini," ucap Reno melirik Galdis.

"Iya, tapi kau tenang saja Daniel! Aku akan menjadi saksi mu kok, sepertinya orang yang menyuruh mereka telah mengetahui bahwa kita telah mengincar pria ini." Gladis memeriksa keadaan, tetapi ia tidak menemukan seseorang yang lewat tertuju kepada sebuah motor besar dan tiba-tiba saja ada di belakang mobil mereka.

Batinnya mulai berkomnetar, "Bukankah tadi, tidak ada motor di sana!" Gladis berjalan maju ke arah motor tersebut. Saat dia ini memeriksa itu seseorang lelaki berjubah serba hitam dan mengenakan helm langsung mengendarai motor itu dan pergi. Sayangnya di saat itu Gladis lupa melihat plat nomor motor tersebut hingga ia berteriak memanggil, "Daniel.. Daniel!" teriaknya dengan sedikit histeris.

"Iya, ada apa kau memanggilku! JAngan teriak-teriak," jawabnya berlari menghampiri gdis tersebut.

Galdois langsung menceritakan apa yang ia lihat bahwa ada seorang pria menggunakan jaket kulit berwarna hitam dengan menggunakan helm merk ternama dengan motor keluaran terbaru, memarkirkan motornya di belakang mobil ini. "Dan kulihat ada sebuah gambar aneh di motornya, tetapi aku lupa melihat nomor plat motor tersebut," ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dasar kau aneh! Coba kau lihat plat nomor motor itu jadi kita bisa melacaknya," ketus Daniel menggerutu.

Tak lama kemudian, Boy pun datang dan menyelamatkan anak-anak tersebut, tetapi sangat disayangkan sekali orang tua yang melapor anaknya hilang tersebut tidak menemukan putranya di antara anak yang telah ditemukan Daniel tadi. l

"Lalu di mana putraku? Kenapa tidak ada," teriak seorang perempuan seraya meneteskan air matanya.

Gladis mendekatinya dan berkata, "Maafkan kami, Bu. Kami pikir anak Ibu ada dari salah anak di sini ternyata tidak ada."

"Putraku tidak ada di sini," balasnya tertunduklwmah seraya berurai air mata.

Gladis menghela nafasnya perlahan, "Ibu tenang saja, kami akan berusaha tetap mencarinya," balas Gladis memeluknya.

"Kita harus mencarinya ke mana lagi?" ucap Daniel sedikit menyerah karena dua anak buahnya tadi pun tidak tahu tahu bahwa Bos penculik itu akan menjual anak-anak ke mana.

"Apa kalian yakin, jika dia tidak mengatakannya anak-anak itu harus dibawa ke mana?" tanya Daniel kepada anak buahnya.

"Tidak, Pak." jawab anak buahnya menggelengkan kepalanya.

Daniel menghela nafany perlahan, "Sebaiknya kau introgasi dua pria ini dan aku ingin melacak tempat ini, siapa tahu saja ada sesuatu hal yang bisa kita temukan," balssnya melirik Boy.

"Baik Pak," jawab Boy dan membawa anak-anak ke rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya.

Daniel dan Gladis pun masuk lagi ke dalam pabrik tersebut dan memeriksa sesuatu yang mungkin saja bisa memberikan petunjuk di sana. Dia menemukan sebuah alat medis yaitu sebuah alat suntikan dan di dalam peti itu juga tertulis sebuah nama merk.

Kemudian Daniel langsung menelepon temannya yang bekerja di bagian informasi di kepolisian dan memberitahu sebuah merek yang mereka temukan, tetapi karena harus mencari tahu dulu dan melacak informasi tersebut seraya menunggu sahabatnya menelpon lagi. Daniel dan Gladis terus saja menggelilingi tempat itu dan memeriksanya di bagian hal yang terkecil pun, tetapi sayangnya mereka tidak menemukan apa-apa lagi kecuali merk yang tertempel di peti tersebut hingga akhirnya dia pun mengajak Gladis untuk pulang karena tidak mendapat bukti yang lain.

Di saat melangkah keluar pintu, tiba-tiba Gladis menghentikan langkahnya. Entah kenapa, matanya tertuju ke arah pintu dari belakang. Tangannya menyentuh knop pintu dan di sana tertulis sebuah kata.

["Kalian tidak akan dengan mudah bisa menangkapku."]

Gladis dan Daniel saling menatap satu sama dan hal itu membuat mereka tertegun, "Ternyata orang ini sudah mengetahui keberadaan kita di sini dan sepertinya satu-satunya petunjuk adalah kita harus memeriksa jejak ban motor yang kau lihat tadi, Dis," ucap Daniel mengepalkan jemarinya.