webnovel

Secret.#01

Selamat ulang tahun...Selamat Ulang tahun... Selamat ulang tahun sayang.." suara merdu Jihyo memenuhi ruangan yang minimalis tetapi begitu elegan. Cat bercorak pastel lengkap dengan bingkai berukuran besar memenuhi dinding ranjang king size itu. Bingkai pernikahan Jihyo dan Jungkook.

Jihyo semakin dekat, suaranya begitu merdu dan kini wanita itu siap memegang kue berukuran kecil di tangannya.

" Selamat Ulang Tahun sayang.."

Cup..

Jihyo memberikan ciuman di pipi Jungkook dengan lembut dan pria itu tersenyum melihat wajah sang istri yang bahagia. Gummy smile Jihyo yang cantik menarik matanya yang bulat sedikit menyipit. Jungkook lalu mengambil kuenya, terlebih dahulu ia meniup lilin dan berdoa dengan mata yang terpejam.

"  Apa yang kau minta?," tanya Jihyo dengan wajah penasaran setelah beberapa menit pria itu membuka matanya yang terpejam dan terlihat serius.

"  Kehidupan yang bahagia dengan istriku.." Ujar Jungkook manis dan Jihyo tersenyum merengah tatapan suaminya begitu mesra.

Jihyo kembali murung mendengar ucapan Jungkook. Pernikahannya dengan Jungkook sudah berjalan dua tahun, tetapi ia belum juga di karuniai anak. Entah apa yang terjadi hanya saja Jihyo dan Jungkook begitu mendambakan hadirnya anak - anak kecil yang akan mengisi rumah besar mereka. Padahal, sudah banyak usaha yang dilakukan Jungkook dan dirinya. Mengikuti beberapa program kehamilan dan banyak lagi, tetapi hasilnya selalu gagal.

" Maafkan aku.." Ujar Jihyo lirih yang sudah memasang wajah murungnya sementara Jungkook secepat mungkin meletakkan kuenya diatas nakas dan segera meraih pinggang Jihyo yang ramping mendekat kearahnya yang kini duduk di ranjangnya.

" Tidak sayang, mungkin belum waktunya. Tidak masalah, selagi kau masih kuat aku akan lebih berusaha lagi.." bisik Jungkook ditelinga Jihyo yang sukses membuat wajah Jihyo memerah merona.

" Kau sangat nakal.."

" Kau yang membuatku...." goda Jungkook mencium wajah Jihyo dan wanita itu kembali berseri.

" Sudah ya, jangan sedih lagi. Bagaimana kalau kita makan malam?" Tanya Jungkook dan Jihyo mengangguk cepat.

" Setuju?" Tanya Jungkook lagi dan wanita itu mengangguk mantap.

" Aku akan memberi kabar ibu dulu, " Ujar Jihyo namun pria itu menahan tangan Jihyo.

" Ini khusus kita berdua, bisa kan?" Jungkook berujar sembari  menahan tangan Jihyo dan wanita itu menganggukan kepalanya.

" Terimakasih ya sayang, aku mencintaimu.." Ujar Jungkook mencium bibir Jihyo singkat dan bergegas bangkit.

" Kuenya terlihat enak..istriku memang pintar memasak.." Puji Jungkook yang sudah memegang pisau kuenya dan Jihyo tersenyum merekah. Setiap kali pria itu memuji dirinya, ia selalu merasakan getar dalam dadanya membuncah, padahal setiap hari Jungkook sudah sering kali memujinya, berjuta - juta kali.

" Ini untukmu sayang.." Jungkook memberikan potongan pertama kuenya sekaligus menyuapi Jihyo yang langsung di terima wanita itu.

" Terimakasih ya..aku bahagia menikah  denganmu ," Ujar Jungkook lagi dan Jihyo kembali tersenyum, ia begitu mencintai suaminya ini. Meski banyak lika - liku pernikahan yang di laluinya bersama Jungkook namun semua itu tak kunjung membuatnya lepas dari rasa cinta dan setianya pada Jungkook.

" Aku juga bahagia..." Jawab Jihyo yang sudah meneteskan airmatanya. Ia sungguh terharu atas tindakan manis Jungkook yang selalu membuatnya merasa bahwa ia menjadi satu - satunya wanita yang begitu di hargai pria itu.

" Ah jinjja, kau menangis??" Jungkook panik dan segera meletakkan kuenya lalu bergegas ia segera menghapus airmatanya Jihyo dan menangkap wajah Jihyo dengan satu tangannya.

" Kau kenapa?" Tanya Jungkook pelan.

Namun Jihyo menggeleng dan malah semakin sesegukan.

" Kita jalan - jalan sekarang?" Tanya Jungkook namun Jihyo menggeleng lagi.

" lalu kau mau apa?" Tanya Jungkook lagi namun Jihyo kembali menggeleng dan membuat pria itu berada di ambang kebingungan.

" Mau makan??" Tanya Jungkook namun Jihyo menggeleng pelan.

" kau mau aku menyuapimu??" Lagi, namun Jihyo menggeleng pelan.

Tiba - tiba tanpa aba - aba apa - apa Jungkook mencium bibir Jihyo dan membuat sang pemilik terjatuh menahan tubuh besar Jungkook ke atas ranjang.

" Ah !" Jihyo mendorong Jungkook dan memukulnya membuat pria itu menatap wajah kemerahan sang istri. Ini memang kebiasaanya, begitu mudah terpancing dengan istrinya yang begitu polos dan menggemaskan.

" iya iya maafkan aku, kau begitu menggemaskan, aku tidak kuat." Jungkook mencubit batang hidung Jihyo dan wanita itu mengerang  kesakitan memprotes atas tindakan Jungkook.

" Ah  sakitt!"

Jihyo menatap tajam dan Jungkook hanya terkekeh.

"  Hidungmu pendek, aku ..."

" Kau tidak suka? " Tanya Jihyo.

" Suka, aku suka apapun yanga ada dalam dirimu, semuanya aku suka, terutama Ini.." tangan Jungkook dengan nakal meraba bagian bawah tubuh Jihyo dan secara cepat jarinya bergesek diatas kewanitaan wanita itu yang membuatnya mengerang karena terkejut.

" Aku ada sesuatu," Jihyo bangkit mendorong Jungkook dan segera berjalan menuju lemarinya. Disana, ia mengambil sebuah kotak dan segera membawanya menuju Jungkook.

" Taratt!!" Jihyo meletakkan kotak besar yang kini berada di hadapan Jungkook.

" Apa ini sayang?" Tanya Jungkook penasaran.

" ahh..ayolah bukaa" ujar Jihyo dan Jungkook tersenyum. Lalu, Jungkook tersenyum sambil mencubit pipi Jihyo yang gemas.

" ahh menggemaskan sekali.." ujarnya dan Jihyo hanya mendengus kesal menahan sakit.

Tetapi hawa marahnya  hilang dan pudar saat pria itu tersenyum manis  padanya.

Mata Jihyo berbinar, namun sesaat  kembali murung saat ia melihat wajah Jungkook sama sekali tak berskpresi.

" Ada apa? Kau tidak  suka ya??" Tanya Jihyo langsung dan Jungkook menoleh dengan tangan yang sudah mengenggam kemeja birunya itu.

" Kata siapa?? Aku belum memberikan jawaban!" Ujar Jungkook mencubit gemas wajah Jihyo dan mengacak rambutnya.

" Aku suka, bahkan sangat menyukainya. Kau  pintar ya. Sudah hafal selera suamimu," ujar Jungkook yang sukses membuat Jihyo sumringah.

" Aku coba sekarang ya.." Ucap Jungkook

" Eh tidak tidak! kau kan belum mandi!" Jihyo menahan bajunya yang akan hendak di kenakan Jungkook sebab pria itu sudah membuka kancing bajunya.

" Meskipun tidak  mandi aku kan tetap wangi," balas Jungkook.

" ya! Mengarang saja, sudah sana mandi dulu.." Jihyo menarik tangan Jungkook.

" Baiklah aku akan mandi tapi denganmu ya.." Ujar Jungkook dan Jihyo memukulnya lengannya dengan wajah kemerahan.

" Kalau kita mandi berdua kan, ada kesempatan untuk .." ucapnya dengan nada mesum sementara Jihyo menahan wajahnya yang sudah seperti tomat.

" Ahh sudah sana!" Jihyo mendorong Jungkook hingga ke kamar mandi dan tersenyum bahagia. Meskipun tanpa kehadiran anak, kehidupan pernikahannya dengan Jungkook sudah sangat bahagia apalagi ditambah dengan kehadiran buah hati yang selalu mereka dambakan, ah. Betapa bahagianya ia nanti.

Tuhan sepertinya belum mempercayai dirinya untuk menjadi seorang ibu. Meski sekuat apapun dia berusaha, Jika Sang Kuasa belum berkehendak maka apalah daya semua itu.

Ia hanya bisa berdoa dan berharap bahwa suatu hari nanti ia bisa memberikan Jungkook anak dan membuat pria itu menjadi seorang ayah.

Hari ini, ulang tahun pria itu. Bahagia rasanya, semakin hari cinta yang diberikan Jungkook semakin besar, ikatannya dengan Jungkook juga semakin kuat.

Jihyo menyadari, ponsel pria itu bergetar sejak tadi. Entah siapa itu Jihyo hanya bisa mengabaikan, ia beranggap bahwa itu pasti dari pihak rumah sakit karena suaminya sedang bekerja sama dengan rumah sakit terkenal. Jadi, sudah tentu suaminya itu akan selalu dihubungi banyak orang.

○●○

haloo_- ini karya pertamaku di webnovel. kalau kalian ada waktu silahkan mampir ke wattpad aku ya @syrenth97 yuu mampir yuu. harap tinggalkan jejak untuk penulis_^_