1 Awal baru Nafisah

***********************

Ini adalah sequel dari cerita secret In love, Tapi cerita pertama dengan cerita ini tidak saling bertergantungan. Kalian boleh Membaca cerita pertama jika ingin mengetahui lebih banyak. Tapi kalau tidak mau, ya tidak apa apa..

Cerita di Nafisah akan Author bahas sedikit-sedikit, masa lalu diantara Nafisah dan Nandra akan author kupas secara perlahan. Nikmatin ceritanya, maka kalian akan mendapatkan suasana berbeda!

Cerita ini hanya ada di Webnovel! jika kalian melihat cerita ini di platform lain, kalian boleh adukan hal tersebut ke Instagram pribadi saya (silvaaresta)

jangan lupa tinggalkan komentar positif yang membangun, karena setiap komentar kalian pasti akan saya baca dan saya jadikan referensi untuk perbaikan bagi diri saya sendiri.

Happy Reading!!

**************************

Nafisah menyusun beberapa buku pelajaran yang harus dibawanya untuk bersekolah esok pagi, karena esok adalah hari pertamanya bersekolah di Aurora Senior High School. Nafisah sekarang sudah berumur 15 tahun, sebenarnya baru dua hari yang lalu umurnya genap 15 tahun. Tapi tetap saja sekarang dia sudah benar-benar Remaja, Nafisah akan berusaha keras untuk menjadi siswa pandai dan rajin di sekolah barunya. karena mencari beasiswa di sekolah ini sangat susah dan seleksinya juga sangat ketat, beruntung dia bisa melewatinya dan masuk ke sekolah Ternama Ini.

Sekolah ini baru berdiri sekitar 10 tahun, namun karena sistem pendidikan dan juga biaya semesternya yang sangat fantastis membuat sekolah ini diminati oleh para siswa yang memiliki kantung tebal dan para orangtua yang suka sekali menyombongkan dirinya jika anak mereka bisa bersekolah di sana.

Ketukan pintu membuat anak remaja itu membuka pintunya dan tersenyum saat melihat siapa yang datang.

"Bibi? Bibi belum tidur? ini sudah sangat malam" ucap Nafisah pelan, karena saat ini rumah mereka begitu kecil dan kanan kirinya berdampingan dengan rumah orang lain. Ya bisa dikatakan ini bukan rumah biasa ini adalah rumah susun yang biaya per-bulannya sangat murah dan merupakan pilihan tepat bagi Nafisah dan Bibinya.

"Bibi boleh masuk? Bibi ingin melihat apakah kau sudah menyiapkan perlengkapan sekolahmu besok"

"Ayo, masuklah Bibi. aku juga baru selesai membereskan buku-buku" Bibi Nafisah masuk dan melihat ke sekeliling kamar sang anak yang rapih namun terasa pengap sekali. Bibi duduk di kasur kecil milik Nafisah, mungkin tidak bisa dikatakan kasur karena rasanya hanya seperti karpet. Bibi menghapus air mata yang keluar secara tiba-tiba.

"Maafkan Bibi ya Nak, karena belum bisa memberikan kehidupan layak untukmu. tapi Bibi janji besok saat kau sudah berada di sekolah barumu, kau akan merasakan bagaimana rasanya kasur empuk dan juga makanan enak, kau harus berteman baik dengan semua orang di sana dan selalu rendah hati."

"Bibi kenapa berkata seperti itu? Nafisah sangat senang bisa bersama dengan Bibi selama ini, Bibi sangat menyayangi aku seperti anak Bibi sendiri. aku bisa mendapatkan beasiswa di sekolah baru juga karena kerja keras Bibi yang membantuku. Nafisah sangat senang dan tidak akan melupakan semua yang sudah Bibi berikan." Nafisah memeluk Bibinya dengan erat, memang benar selama ini dia hanya hidup serba pas-pas. tapi dia selalu senang karena Bibi sangat mencintainya sepenuh hati.

"Terimakasih Nafisah, mulai besok kau tidak usah memikirkan hal lain ya? kau fokus saja dengan sekolah barumu dan juga pelajaran, Bibi disini akan baik-baik saja"

"Nafisah akan berusaha keras untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini Bibi, aku akan membuktikan kepada semua orang kalau aku akan menjadi anak yang sukses dan membahagiakan Bibi".

"Kau memang anak pintar, tetap semangat dan juga jangan pernah malu untuk berteman dengan orang lain ya? kau mau berjanji sama Bibi kalau kau akan berteman dengan orang lain, setidaknya satu orang agar kau ada yang menemani saat di asrama sekolahmu nantinya,"

"Aku berjanji Bibi, aku akan memiliki teman. Bibi tidak perlu khawatir, karena aku sudah belajar bagaimana caranya mendapatkan teman baru dan membuka obrolan" Bibi hanya tertawa melihat Nafisah yang sangat bersemangat untuk hari esok.

"Baiklah, sekarang kau tidur dan biar Bibi periksa apa yang belum kau bawa ya" Nafisah mengangguk, Bibi membantunya untuk tidur di kasur. kasur yang tidak bisa disebut kelayakannya sama sekali. Tapi Bibi senang karena anak gadis itu akan keluar dari tempat pengap ini dan menjalankan hari-harinya di tempat baru dan juga yang lebih nyaman dari tempat ini.

Bibi hanya bisa menahan air matanya karena melihat Nafisah yang selalu tersenyum dan tidak pernah mengeluh akan semua hal yang terjadi padanya, kejadian masa lalu membuat Bibi mau tidak mau merawatnya dan juga mengangkatnya sebagai anak. anak perempuan polos yang begitu pengertian dan juga pintar. semoga besok adalah awal mula kehidupannya yang lebih baik lagi, semoga memasukkan Nafisah di Aurora high school adalah pilihan terbaik agar dia menjadi seseorang yang bisa membanggakan dan berguna bagi orang lain.

Bibi memeriksa Tas yang akan dibawa Nafisah, dia sengaja menabung dari sebagian hasil kerjanya agar Nafisah bisa membawa tas dan juga pakaian serta sepatu yang bagus untuk berada di sana. Bibi tidak mau sampai anaknya terlihat berbeda dan berakhir di ejek oleh teman-temannya. Nafisah harus bisa bersanding serasi dengan teman-temannya, karena sesungguhnya anak itu adalah perempuan terhormat dan merupakan seorang Puteri jika masa lalu tidak merenggut itu darinya.

Setelah Bibi memastikan semua keperluan telah masuk kedalam Tas, Bibi mengecup kening Nafisah yang sudah tertidur dan mematikan lampu kamar. menutupnya perlahan agar sang anak gadis bisa tertidur nyenyak malam ini, menghapus air mata. Bibi tersenyum dibalik pintu dan di dalam dinginnya malam.

Bibi sudah menjalankan tugasnya dengan baik selama bertahun-tahun ini, memasukan Nafisah ke sekolah Aurora senior high school adalah tugas terakhirnya sebagai orangtua angkat. karena besok adalah awal yang baru bagi tuan puterinya.

avataravatar
Next chapter