1 Bagian 1

Nerd, iya kalian pasti tau apa itu nerd dan silahkan kalian bisa berspekulasi sendiri gadis nerd itu seperti apa. Umumnya yang kebanyakan orang ketahui adalah gadis nerd adalah gadis yang berpenampilan culun, tidak kekinian atau kampungan, berkacamata ,kutu buku dan mungkin juga miskin(?) itu yang membuat dan menjadikan alasan orang-orang untuk membully gadis nerd karena mereka hanya akan diam saja tanpa melakukan perlawanan karena apa? Ya , memang sebenarnya mereka tidak mempunyai kuasa apapun untuk menentang balik orang yang mencoba mencelekainya. Nerd cenderung menutup diri dan tidak mempunyai orang untuk berbagi cerita dan saling membela satu sama lain,namun berbeda dengan gadis nerd sepertiAlin.

Kenalin namaku Revalina Rose, aku seorang mahasiswa tingkat tiga jurusan Sastra. Aku bukanlah orang yang terpandang di kampus, justru aku menjadi hal sebaliknya. Orang paling di hindari dan di benci oleh orang-orang kalangan di atasku. Aku sempat menjadi orang paling menyakitkan dan di permalukan disaat aku masing tingkat satu. Aku di bully dan di rundung oleh sejumlah geng cewek hanya karena aku nerd dan cupu menurutnya, namun itu tidak berlangsung lama. Sebenarnya aku terlahir dari keluarga yang berada dan papaku lah yang mempunyai akses penuh terhadap kampus yang sekarang aku tempati. Tidak menyangkanya kan? Ya karena aku menutupinya serapat mungkin. Aku mencoba mempertahankan identitasku sampai aku naik ke tingkat tiga, aku rasa aku nyaman-nyaman saja menjadi seorang nerd dan bahkan ini tidak mengurangi sedikitpun potensiku untuk meraih apa yang ku inginkan di tambah aku mulai mempunyai sahabat dari fakultas yang sama juga.

Keisya, adalah gadis cantik tinggi dan putih. Dia juga menyukai dunia fotografi sepertiku. Aldara, gadis yang begitu periang dan penuh tawa di setiap perkataannya dan dia mudah sekali membuat orang nyaman jika sudah mengobrol dengannya dan Febby, gadis yang begitu dewasa di geng persahabatn kita. Dia berperawakan tinggi dan cenderung tomboy, dia akan membela jika diantara kita ada yang terluka atau terjadi kejadian seperti yang pernah aku alami dulu dan dia cukup di kenal di kalangan dosen dan mahasiswa lainnya karena dia lead basket putri dan anggota BEM di kampus. Aku biasa memakai kata ganti Gue untuk menyebut diriku sendiri, berhubung sekarang aku sedang memperkenalkan diriku pada kalian aku berusaha memakai bahasa se sopan mungkin. Selamat datang di dunia Alina.

"Gue harus segera memberikan skrip ini ke pak Devan untuk di revisi, dan semoga saja lulus acc dan segera terbit" ujar Lina sibuk dengan laptopnya dan sedang berusaha menyelesaikan ceritanya agar bisa selesai sebelum deadine tiba

"Tapi gue sama sekali belum melakukan analisis data soal artikel yang ini?" pikir Alin mencoba memutar otak

"Gue harus mengambil beberapa foto lagi untuk memperkuat artikel dan sumber yang sama" gumam Alin menutup laptopnya dan segera berkemas untuk melakukan penelusuran terkait artikel yang sedang ia buat

Di lain tempat

"Menurut lo ini bagus nggak?"tanya Keisya menunjukkan foto yang ada di kamerannya pada Dara

"Bagus, titik yang lo ambil sesuai dan hasilnya juga nggak begitu blur" sahut Dara merapatkan dirinya ke Keisya agar bisa melihat foto itu lebih jelas

"Lihat yang ini deh, cantik kan?" tanya Keisya menggeser foto burung yang sedang terbang bersama kawanan lainnya

"Ini bagus banget gila, cantik parah. Kok bisa banget lo ambil spot foto yang bergerak dan hasilnya secantik ini" sahut Dara begitu heboh setelah melihat foto itu

"Ini yang ambil fotonya si Alin" ujar Keisya

"Ckk, tidak bisa di ragukan emang tuh anak cantik banget sumpah" sahut Dara mengambil alih kamera yang ada di tangan Keisya

"Ini Alina?" tanya Dara memperlihatkan foto gadis yang sedang berpose menyamping dari kamera

"Cantik kan, bisa sih kalau jadi model di agensi gue sebenarnya. Iya ga sih?'' sahut Keisya ikut melihat foto itu

"Dia pake kacamata aja sudah terlihat cantik dan manis banget apalagi di lepas kaya gini. Seriusan gue awalnya kaga ngenalin ini siapa" uajr Dara terus memandangi foto Alin

"Dia itu sebenarnya nggak culun, emang penampilannya aja yang kaya lebih tertutup dan selalu pake kacamata. Lihat aja kalau sudah ngereceh sama lo, bisa banget kan dia tertawa tanpa beban" sahut Keisya yang langsung di angguki sama kita

"Dia itu lebih ke apa ya… nggak peduli sama sekeitarnya aja dan melarang orang lain untuk mengetahui dirinya seperti apa. Kecuali dia sendiri yang memperlihatkan" ujar Dara

"Nah bener banget, emang kalau orang yang baru lihat dia pertama kali langsung menganggapnya culun" sahut Key

"Di tambah lagidengandia yang pernah di bully besar-besar sama kaka tingkat pas awal-awal dulu" ujar Dara

"Iya juga, dan waktu itu kita belum sama dia. Gue masih bingung kenapa kasus itu mendadak sekali lenyapa dan di hari berikutnya kating-kating itu sempet ilang katanya" sahut Key

"Hah ilang maksudnya?" tanya Dara

"Iya maksudnya tuh nggak kelihatan di area kampus sekitar 2 minggu atau lebih gitu" ujar Key

"Lo tau dari mana?" tanya Dara

"Gue denger-denger dari anak-anak kelas sih, dan di tambha lagi setelah kejadian itu Alin tidak pernah di bully lagi kan?" sahut Key

"Eh pernah deh sama anak Volly waktu pas kita pertengahan semester dua" ujar Dea

"Tapi nggak separah banget, orang hari berikutnya mereka normal-normal aja. Kaya yang nggak berkelanjutan gitu paham nggak maksud gue?" tanya Dea mencoba menjelaskan opininya

"Iya-iya paham gue, dan gue masih penasaran kenapa bisa kasus yang paling gede nggak sih waktu itu? Nggak ada kabar-kabar jika sampai ke telingan dosen atau dekan tau-tau udah lenyap gitu aja" pikir Key mencoba meningat kembali seperti apa kejadian pembullyan Alina yang berakhir sampai rumah sakit dan di nyatakankoma dalam waktu seminggu dulu

"Iya juga, tapi yaudaah deh yang penting juga dia sekarang aman-aman ajaya ga sih. Paling kalau ada cuma berani ngatain doang nggak sampai ke main fisik" sahut Dea

"Kalau ada mah langsung di sikat sama si Febby sih" gumam Key menghabiskan lattenya sampai tandas sebelumia memutuskan untuk pulang

"Gue ada urusan nih, nyokap gue minta gue pulang sekarang" sahut Dea

"Terus lo naik apa? Mau gue anterin aja?" tanya Key

"Nggak usah, nanti gue pesan taksi aja kan lo bilang mau mampir ke museum kan? Arahnya berlawanan dari rumah gue" ujar DEa

"Seriusan nggakpapa, kalau gitu hati-hati ya dankalau udaj sampai rumah kabarigue" ujar Key

"Siap, bye" sahut Dea langsung meninggalkan Key yang duduk sendirian bersama laptop dan cameranya

avataravatar
Next chapter