53 Kesedihan Marven

"Kak Leni berada disini." Ucap Lina sambil megarahkan pandangannya pada Nisan kayu bertuliskan Leni Marlina.

Marven kembali tercekat. Nyawanya seolah melayang entah kemana, tak mampu bergerak walau hanya untuk mengedipkan matanya. Dadanya sesak, nyeri. Ia mengeleng pelan, lalu air matanya mulai menetes.

Lina hanya tertunduk karena ia pun sebenarnya tak tega melihat kakak iparnya ini seperti mayat hidup sekarang.

"Marven." Panggilan Tio tak mampu membuatnya menolehkan pandangannya.

Matanya masih tertuju pada makam yang bertabur bunga di hadapannya, perlahan Ia berjongkok lalu bersimpuh di samping makam istri yang amat Ia cintai.

"Katakan ini hanya mimpi." Ucap marven, lalu Tio berjongkok disamping Marven dan menepuk bahunya pelan.

"Kau harus bisa menerima ini dengan ikhlas, Marven." Ucap Tio sambil menatap makam Leni.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter