webnovel

Melompat Masuk ke Dalam Jebakan 1

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Seberapapun hebatnya Xiao Qi, di hadapan Xiao Han dia selalu berubah menjadi bayangannya.

Namun Lan Qianyu menganggap semua itu hanyalah masalah mental diri masing-masing saja. Pandangan orang lain terhadap kita tidaklah penting, yang terpenting adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Lebih baik menjadi diri sendiri yang terbaik, untuk apa membandingkan diri sendiri dengan orang lain?

Seperti dia, sama sekali tidak pernah membandingkan dirinya dengan Shen Ningruo.

Xiao Qi menjadikan Xiao Han musuh dalam imajinasinya sendiri dan selalu membandingkan diri dengannya. Maka dari itulah dia menjadi tidak percaya diri seperti ini.

Perkataan ini sudah berkali-kali dikatakan oleh Lan Qianyu kepada Xiao Qi, tetapi Xiao Qi tidak pernah benar-benar mendengarkannya. Lan Qianyu tidak ingin mengatakannya lagi. Meskipun dia tidak menyukai sifat Xiao Qi yang seperti ini, tetapi kalau dilihat dari sudut pandang yang berbeda, memang pria mempunyai sifat yang selalu ingin menang. Lan Qianyu tidak boleh terlalu menuntut Xiao Qi menjadi seperti yang diinginkannya.

Lan Qianyu menghela nafas dan menasihatinya, "Xiao Qi, sebenarnya kamu tidak usah terlalu memikirkannya. Walaupun keluarga Xiao benar-benar bangkrut dan kamu tidak lagi kaya, aku juga tidak akan keberatan. Kamu sendiri tahu kalau aku tidak terlalu mengejar materi. Asal bisa melewati hari dengan baik saja sudah cukup. Dan lagi kita masih muda, kita masih bisa berjuang bersama-sama kan?"

Xiao Qi tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatapnya dengan sedih. Dia lalu perlahan-lahan melepaskan tangan Lan Qianyu dan berlutut di lantai dengan frustasi.

Lan Qianyu merasa iba melihatnya. Dia tahu, saat ini Xiao Qi benar-benar tidak bisa dibujuk. Dia benar-benar bertekad untuk menemukan setitik harapan untuk mengatasi krisis pada perusahaan keluarga Xiao. Dia masih muda, dia tidak ingin secepat itu kalah dengan mengenaskan.

Lan Qianyu mau tidak mau teringat kepada ayahnya. Xiao Qi yang saat ini sedang berada di hadapannya begitu mirip dengan ayahnya yang waktu itu mengalami kebangkrutan. Pada saat ayahnya hampir bangkrut dulu, dia juga begitu tidak rela dan pergi kesana kemari untuk memohon bantuan. Setelah diabaikan dan dicemooh banyak orang, dia pun melakukan hal yang sama seperti Xiao Qi, pulang dan berlutut di sebuah sudut dengan frustasi dan sedih yang ditanggungnya seorang diri. Setelah berkali-kali menabrak tembok, dia pun putus asa dan akhirnya melakukan sesuatu yang melewati batas…

Peristiwa saat ayahnya melompat dari gedung sambil memeluknya itu seolah-olah muncul kembali di depan matanya, kepalanya terasa sakit seperti sedang ditusuk. Lan Qianyu memejamkan matanya dan memaksa diri untuk tidak lagi mengingat peristiwa itu. Kemudian dia membuka mata dan berkata kepada Xiao Qi, "Berdirilah, aku akan membantumu!"

"Benarkah?" Xiao Qi senang dan dengan cepat dia langsung berdiri. Dia memeluk Lan Qianyu dengan rasa haru dan terima kasih, "Qianyu, terima kasih, terima kasih…"

Tangan Lan Qianyu tetap kaku di tempatnya dan tidak membalas pelukan Xiao Qi, dia hanya berkata dingin, "Hanya sekali ini saja aku melakukannya, berikutnya tidak akan pernah lagi!"

"Baik baik baik, di masa depan nanti, tidak peduli ada masalah apapun, aku tidak akan pernah memohon kepadamu untuk melakukan perbuatan semacam ini lagi. Tidak akan pernah." Xiao Qi terus meyakinkannya. Dia lalu berkata dengan gembira, "Aku akan menelepon Ye Yan sekarang untuk membuat janji bertemu dengannya. Sebaiknya masalah ini diselesaikan sebelum acara pernikahan. Dengan demikian Mami tidak akan menyulitkanmu lagi."

Xiao Qi pun langsung mengambil teleponnya.

Melihatnya begitu gembira, Lan Qianyu mau tidak mau berpikir, kalau saja Xiao Qi mengetahui apa yang telah dilakukan Ye Yan kepadanya, apakah dia masih akan memintanya untuk melakukan hal ini?

Masalah ini terlalu menyakitkan, hanya memikirkannya saja membuat Lan Qianyu merasa sangat sedih. Di saat itu Lan Qianyu menyelidiki perasaannya sendiri dan tiba-tiba dia menyadari alasannya memilih Xiao Qi. Pada diri Xiao Qi ada banyak sekali kemiripan dengan ayahnya…

**

Di wilayah perairan Nanjue, sebuah kapal pesiar mewah sedang berlabuh, dua orang pria sedang duduk di samping meja bulat berwarna putih ala eropa di atas dek. Yang seorang adalah pria tampan dengan pesona jahat dan berkuasa, yang seorang lagi sama tampannya namun tampak misterius.

Mereka sedang bermain kartu, tetapi di depan mereka tidak ada chip yang biasa digunakan untuk bertaruh. Mereka berdua menggunakan nilai pasar saham sebagai bahan taruhan dalam permainan ini. Saat ini posisi mereka berdua seri, tidak ada yang lebih unggul ataupun lebih rendah di antara mereka.

Tiba-tiba ponsel Ye Yan berbunyi. Bibirnya tersenyum mencemooh saat melihat nama penelepon yang tertera di layarnya. Dia pun mengangkat telepon itu, lalu langsung melepaskan handsfree dan meletakkannya di atas meja…

Next chapter