webnovel

Lubang Api

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah berbelok di sebuah tikungan, Ye Yan tiba-tiba menghentikan langkahnya sehingga Lan Qianyu menabraknya. Dia memegang hidungnya yang sakit dan bertanya-tanya dalam hati, "Apa seluruh tubuh orang ini terbuat dari otot? Kenapa badannya keras sekali?"

Lan Qianyu mendongak dan menyadari bahwa dia hanya setinggi dada Ye Yan saja, pria itu benar-benar lebih tinggi dua kepala darinya. Keningnya pun berkerut, buat apa orang tumbuh setinggi ini? Apa mau jadi tiang jemuran?

Mata Ye Yan memicing waspada, dia lalu menatap ke depan dengan pandangan suram. Tangannya bergerak memberikan tanda, kemudian para bodyguard pun mengeluarkan senjata dan merapat ke dinding. Dua orang di antara mereka selalu mengikuti Ye Yan di kanan kirinya.

Orang-orang ini sepertinya sangat terlatih, sebenarnya mereka datang dari mana???

Ye Yan mundur perlahan-lahan, lalu memberi perintah dengan bahasa Inggris yang lancar, "Urusi secara diam-diam, jangan sampai terlalu mencolok."

"Baik." Seorang bodyguard lainnya yang bertubuh tinggi besar mengangguk mengiyakan.

"Apa masih ada jalan keluar lainnya?" Ye Yan bertanya.

Lan Qianyu menunjuk ke arah samping kanan, lalu dia membawa Ye Yan berjalan ke sana.

Pintu keluar di samping langsung menuju ke tempat parkir mobil. Ye Yan menekan sebuah kunci yang bermanik-manik berlian. Sebuah mobil Lamborghini berwarna hitam secara otomatis bergerak keluar dari deretan mobil-mobil mewah lainnya. Dia lalu menekan tombol lainnya, dan atap mobil itu pun terbuka. Ye Yan melompat masuk dan duduk di posisi kemudi.

Gerakannya itu benar-benar terlihat sangat gagah.

Lan Qianyu tercengang, dia belum pernah melihat mobil yang begitu berkelas yang bisa digerakkan secara otomatis dengan menggunakan remot untuk parkir dan membuka atapnya.

"Mau naik atau tidak?" Terdengar suara Ye Yan yang dingin.

Lan Qianyu langsung melompat masuk ke dalam mobil. Menaiki mobil mewah seharga lebih dari puluhan miliar itu tiba-tiba membuatnya merasa seperti bangsawan. Dia pun tertawa konyol.

…..

**

Ye Yan baru saja menyetir sampai Lan Kwai Fong ketika dia menyadari kalau dia terlalu banyak minum.

Dia menggigit bagian bawah bibirnya dan berusaha untuk meredam rasa panas yang membara di tubuhnya. Dia menambah kecepatan mobilnya hingga maksimal dan meninggalkan tempat itu.

…..

"Ye Yan, sekarang sudah tidak ada orang lain lagi, apakah kamu sudah bisa menjawab pertanyaanku?" Lan Qianyu bertanya dengan agak takut. Dia menimbang-nimbang dalam hati, walaupun sekarang tidak ada bodyguard yang sedang bersamanya, tetapi melihat Ye Yan menghadapi pembunuh wanita tadi dengan sangat lihai, Lan Qianyu yakin kalau dirinya bukanlah tandingan pria itu.

Oleh sebab itu, sekarang ini dia masih belum boleh membuatnya marah.

Ye Yan menoleh dan memandangnya, cahaya lampu di pinggir jalan yang temaram menyinari helaian rambutnya, sesaat jelas, namun sesaat kemudian remang-remang. Ye Yan tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Hanya saja, sepasang mata besar dan jernih di antara helaian rambutnya itu terlihat sangat cemerlang bagaikan langit yang terang sehabis hujan, dan juga bagaikan bintang yang bersinar terang di langit musim panas yang dapat membangkitkan kelembutan dalam hati seseorang.

…..

Lan Qianyu menyadari sorot mata Ye Yan yang aneh dan segera menutupi dadanya dengan waspada, kemudian dia memperingatkannya dengan wajah serius, "Jangan melakukan apa-apa kepadaku, aku sudah mempunyai tunangan dan akan menikah dengannya sepuluh hari lagi."

"Berapa umurmu? Kenapa masih muda begini sudah mau menikah?" Ye Yan merasa lucu dan memandangnya.

"Apa urusannya denganmu?" Lan Qianyu mendelik kepadanya.

Ye Yan mengalihkan pandangannya dan tidak ingin berdebat dengan Lan Qianyu. Dia melirik ke cermin sekilas, ketika dia melihat tidak ada mobil yang mengejarnya, dia pun menurunkan kecepatan mobilnya.

"Kamu turun di pinggir jalan."

"Mana bisa begitu?" Lan Qianyu berkata kesal, "Setidaknya kamu harus mengantarku sampai ke tengah kota agar aku bisa pulang naik taksi. Di sini satu mobil pun tidak ada yang lewat, bagaimana kalau para pembunuh itu sampai mengejar ke sini?"

"Itu urusanmu." Nada suara Ye Yan sangat dingin. Hawa panas di tubuhnya semakin kuat, dia pun mengangkat tangannya dan membuka dua buah kancing atas kemejanya, menampakkan bagian dadanya yang kasar namun menggoda.

"Kau…" Lan Qianyu kesal dan menggertakkan giginya. Bajingan ini, dia membawanya pergi tapi sekarang malah mau membuangnya ke pinggir jalan. Jahat sekali…