4 Bab 4 : Tanpa Nama

Brukk…

"Aw" lirih Binta

"Sorry"ucap seseorang yang berada didepan Binta

Ternyata lelaki itu adalah Akala, ia melihat darah merah bercucuran dari hidungnya yang membuat Akala merasa iba terhadapnya.

"Lo kenapa?" tanyanya yang memegang Pundak Binta

"Gak usah sentuh-sentuh gue, dan gak usah sok perhatian sama gue" perintah Binta menghempaskan tangan Akala

"Gue baik-baik nanya ke lo Ta, malah lo kayak gini" ucapnya lagi

"Lo pikir aja sendiri setelah apa yang lo perbuat 5 hari yang lalu ke gue" ucapnya langsung pergi berlari kekamar mandi untuk membersihkan cairan merah yang membasahi wajahnya.

Dikamar mandi Binta menumpahkan air matanya. Setelah apa yang dilakukan Akala kepadanya 5 hari yang lalu dan ia datang dengan perhatian kepadanya. Binta tidak terima diperlakukan seperti itu dengan ia membalaskan tadi rasa amarahnya sedikit mereda.

Sudah 10 menit Binta berada dikamar mandi dan selama itu juga Gavina menunggunya dimeja tempat mereka duduk.

Karena menunggu terlalu lama, Gavina akhirnya menyusul Binta kekamar mandi.

"Ta, lo ada didalam kan?" tanya sambil mengetuk

Binta mendengar suara Gavina dan mengecilkan suara tangisnya.

Binta tidak menjawab Gavina, karena tidak ada jawaban dari dalam Gavina akhirnya mengetuk lebih keras untuk memastikan bahwa tidak terjadi apa-apa terhadap Binta.

"Ta, lo ada didalam kan?" ketuknya lagi.

Wanita itu muncul, dengan mata sembab dan bajun seragam sekolah putih yang sudah kotor.

Mata Gavina terbelalak melihat keadaan Binta. Ia tidak menyangka dengan keadaan Binta saat ini.

"Ta? Lo kenapa? Siapa yang nyakitin lo?" tanyanya sambil memeluk Binta air matanya jatuh. Ia tidak menyangka sesorang Binta yang terlihat kuat bahkan bisa serapuh ini dibelakang orang.

Binta tidak menjawab melainkan semakin memeluk Gavina erat.

"Gue gamau ketemu Akala lagi Vin" ucapnya lirih

"Lo diapain sama Akala? Cerita kegue, " ucapnya lagi.

Gavina membuka hoodie yang dipakainya dan memberikannya kepada Binta untuk dipakai.

*

Gavina dan Binta keluar dari kamar mandi dan pergi ke UKS untuk beristirahat. Gavina tidak berani menanyakan hal Akala kepadanya. Dengan kondisi Binya yang seperti ini tidak mungkin ia menanyakan hal ini. Itu kan membuat Binta frustasi.

"Ta, lo gamau pulang aja? Biar gue telpon orangtua lo" tanyanya kepada Binta karena khawatir dengan keadaan Binta

"Gak usah Vin gue mau ke UKS aja mau istirahat aja" ucapnya tenang

"Yaudah yuk gue anterin nanti bakal minta izin sama guru buat lo"

"Makasih ya Vin," ucapnya lagi

*

Gavina dan Binta sudah sampai di UKS, dan Gavina sudah mengambil makanan Binta dikantin tak lupa juga ia meminta izin kepada guru untuk Binta.

Gavina sedari tadi terdiam memikirkan akan apa yang terjadi kepada Binta." pasti ada yang dipikirkannya" Batinnya

"Ta, lo ada masalah ya? Atau lo ada yang dipikirin?" tanyan Gavina perlahan

"Nggak kok vin" ucapnyanya

"Ta, sampai kapan lo tertutup gini kegue? Gue udah berusaha buat selalu bareng sama lo Ta, ngertiin lo tapi lo belum percaya ke gue? Harus gimana sih gue ngeyakinin lo?" tegas Gavina

"Vin bukan gue gak percaya sama lo, tapi gue gak sanggup nyeritain ini kelo" ucap Binta

"Ta, kalau lo ada masalah kenapa lo gak coba buat curhat ke gue? Gue bisa bantuin lo nyelesain masalah Ta. Bukan kayak gini lo selalu berusaha nutupin masalah lo dari gue" tegasnya lagi dan langsung pergi.

"Vin, bukan gitu vin" Lirihnya melihat punggung Binta yang semakin menjauh.

*

Linangan air bening dari pelupuk mata Binta mulai turun. Binta memang anak yang tidak suka memberikan cerita penderitaannya kepada orang lain. Ia tidak enak jika orang lain terbebani oleh masalahnya.

"Kenapa sih gue harus gini? Jalan hidup gue harus selalu kayak gini" Batinnya sambil memukul dirinya.

*

"Binta mana?" tanya Akala kepada Gavina

"Tumben lo nanyain Binta, udah mulai ada rasa lagi?" tanyanya menganggap remeh

"Lo kenapa sih Vin? Gue gak ada masalah sama lo gak usah sok tau deh lo. Atau lo lagi PMS ya?"tanyanya lagi

"Sok tau banget sih lo" sinisnya

"Yaudah Binta ada dimana? Gampang kok ngejawab kok lo gitu banget sih sama gue Vin".

"UKS" singkatnya

"Tumben lo gak nemenin" ucap Akala dengan nada yang cool itu.

"Bukan urusan lo" tegasnya dan langsung pergi

Akala pikir ada masalah antara Gavina dengan Binta. Biasanya mereka selalu bersama tapi kali ini ia tidak berasama Binta. Apalagi Binta sedang di UKS, tidak mungkin Gavina tidak menemaninya jika mereka baik-baik saja.

Akala berniat pergi ke UKS untuk sekedar melihat keadaan Binta, ia berpikir tidak perlu berbincang setidaknya ia melihat keadaan Binta dari kaca. Karna ia tahu pasti Binta akan menyuruhnya pergi lagi.

*

Binta hanya duduk di berankas UKS, tidak ada yang menemaninya. Fathur pun tak ada kali ini dengannya, ia tidak tau ada apa dengan Fathur sampai-sampai ia tidak datang melihatnya.

Jika Fathur tidak ada, Binta selalu mencari keberadaannya, tapi jika Fathur sudah ada disampingnya, ia merasa gerah dan pusing dengan kelakuan buaya Fathur.

"Hai Ta" seseorang yang diharapkannya datang tepat waktu dengan menyapanya terlebih dahulu

"Kenapa?" sinisnya

"Kok lo gitu sih Ta, kalau gue datang kesini ya gue mau jenguk lo dong Ta. Sebagai suruhan bokap lo gue harus jaga amanahnya" jelasnya

"Iya-iya terserah lo deh Thur"pasrahnya

"Eh btw si Gavina kemana? Tumben gak nemenin lo dia lagi beli makanan?" tanyanya

"Dia lagi ngambek ke gue" ucapnya

"Kenapa dia ngambek sama lo?" tanyanya lagi

"Apaan sih lo, gak usah kepo deh sama urusan cewe" ucapnya

"Iya-iya deh"

Binta memalingkan pandangannya kearah kaca jendela UKS dan melihat seseorang disana sedang berdiri dan sepertinya sedang melihat kearah Binta dan Fathur

"Akala" ucapnya

"Apaan sih lo Ta, jelas-jelas gue yang ada didepan lo kok lo bilang Akala sih" tukasnya

"Enggak kok, siapa juga yang bilang Akala" putusnya

*

Akala berdiri dari brankas UKS dan berniat pergi kekelasnya

"Lo mau kemana Ta? Tanya Fathur yang setia menemaninya

"Mau kekelas lah, lo mau disini?" tanyanya

"Enggak lah, gue anter lo kekelas ya" ucapnya

Binta pergi kekelas dengan tertatih. Ia berusaha berjalan sendiri, bukan karena Fathur tak mau membantunya melainkan Binta sendiri yang menyuruhnya untuk tidak dibantu supaya ia berusaha sendiri

Binta duduk dibangkunya dan memperhatikan isi laci mejanya terdapat amplop berisi surat sepertinya. Ia membuka perlahan dan membaca isi surat tersebut secara perlahan.

"Dear you"

"Jangan lupa buat istirahat ya, jangan jadi orang lemah. Tunjukin ke dunia bahwa lo adalah manusia kuat. Kayak lagu "manusia kuat" nya kak Tulus.heheh

Jangan pernah berhenti berharap bahwa dunia ini akan bisa lo taklukin. 5 tahun"

Anonim.

puisi itu tanpa nama, Binta tak tahu siapa yang mengirimkan kepadanya. Tidak ada inisial yang dapat ditebak namanya.

avataravatar
Next chapter