2 Memanjakan Anjing Kecil yang Manis

Natalie tidak peduli dengan tatapan David, isi pikirannya masih kacau karena mabuknya yang bercampur dengan adrenalinenya.

Ketika dia masih berpikir, suara dingin seorang pria masuk ke dalam telinganya.

"Siapa di antara kalian yang melempar batu itu?"

Natalie mengangkat kepalanya dan menatap Anthony.

Pria ini seperti pangeran kegelapan yang memancarkan aura garangnya.

Sosoknya yang tinggi itu menghalangi lampu dan menghasilkan bayangan yang mampu menutupi dirinya secara penuh. Namun tatapan matanya itu tidak memancarkan aura keadilan selayaknya superhero, yang ada hanyalah acuh tak acuh dan kedinginan.

Ketika dia berjalan ke hadapan dirinya, mukanya terkena oleh cahaya lampu. Dalam sekejap wajah tampannya itu nampak di bidang penglihatan Natalie.

Untuk beberapa saat, Natalie merasa bahwa lelaki di hadapannya ini benar-benar tampan.

Sebelum ini, dia merasa bahwa Reynold adalah lelaki tertampan yang pernah ada di hidupnya.

Namun pada saat ini, posisinya itu telah bergeser menjadi nomor 2.

"Ampun tuan, ini semua bukan salah kami. Perempuan itu yang melempar batu itu, kami sama sekali tidak mengenalnya. Kami baru saja merayunya karena dia cantik. Karena kami tidak ada sangkut pautnya, silahkan tuan minta ganti rugi sama perempuan ini! Kami sama sekali tidak bersalah!" Ketiga orang licik itu hanya bisa meminta ampun dengan getir ketika melihat dua lusin pengawal berbadan kekar.

Mendengar kata-kata itu, Anthony berkata dengan nada dingin. "Bawa mereka ke polisi!"

"Siap tuan!"

Para pengawal itu segera menghampiri ketiga lelaki itu dan memborgol mereka. Setelah itu mereka memasukkannya ke dalam salah satu mobil.

"Tuan muda, bagaimana dengan perempuan itu?" David bertanya dengan penasaran.

Anthony menoleh dan menatap Natalie dalam-dalam.

Natalie masih memegang sebuah batu di tangannya dan dia berdiri dengan sempoyongan.

Rambut hitamnya sedikit berantakan, pipi merahnya seperti apel, dan ada jejak-jejak aliran air mata di wajahnya.

Tubuh perempuan itu cukup berisi, tetapi kedua kakinya yang putih itu terlihat cukup ramping.

Perempuan ini cukup menarik, dia sudah lama tidak melihat perempuan seperti ini.

Merasakan tatapan panasnya, Natalie segera menutupi tubuhnya.

Ketika Natalie terlihat malu-malu, bibirnya yang kecil itu menarik perhatian Anthony!

"Terima kasih karena telah menyelamatkanku dari orang-orang itu. Maaf karena telah merusak mobilmu. Ini … kuharap cukup untuk mengganti kaca mobilmu!"

Natalie berjalan sempoyongan ke arah Anthony. Dia mengeluarkan dompet dari dalam tasnya dan memberikannya kepadanya.

Ketika dia hendak memberikannya, dia tersandung sedikit dan dompet itu terjatuh di tanah. Segera, koin-koin yang setidaknya berjumlah 5000 rupiah itu tersebar.

Wajah tampan Anthony segera membeku dengan cepat. Dengan jumlah uang yang ada, apa dia pikir itu cukup untuk membayar semua ganti ruginya?

Ketika dia hendak memaki, Natalie yang baru saja berdiri itu terjatuh kembali tepat di pelukan Anthony. Tubuhnya segera mengirim sebuah aroma yang menggoda.

Mereka berdua berpelukan di tempat sekitar 10 detik.

"Tuan muda, rapat Anda akan segera dimulai. Apakah perlu saya meminta para pengawal untuk mengantar nona ini pulang?" David masih menanyakan pendapat dari tuannya.

Anthony menurunkan tatapan matanya, dia menyadari bahwa perempuan yang dipeluknya itu telah tertidur. Dia merasa tidak bisa melepaskan pelukannya ini atau dia akan terbangun.

...

Setengah jam kemudian, di kamar suite Hotel Plaza.

Lampu mewah di tengah ruangan segera menerangi seluruh ruangan. Segala macam kemewahan ada di dalam kamar suite ini. Namun, di tempat tidur yang besar, ada sesosok wanita mungil yang tertidur di sana.

Wajahnya yang putih itu sedikit kemerahan karena pengaruh alkohol, alis matanya yang lentik bergetar dari waktu ke waktu.

Dia yang sekarang mungkin tidak terlihat terlalu cantik, tetapi imut dan menggemaskan.

"Air, aku ingin minum air…." Natalie bergumam dengan lemah, kedua matanya masih menutup.

Anthony sedikit ragu-ragu untuk beberapa saat. Jika ini adalah wanita yang lain, dia pasti tidak akan peduli dengannya.

Tetapi perempuan ini, entah kenapa dia memberikan aura yang berbeda.

Anthony mengambil sebotol air di dalam kulkas, membukanya dan memberikannya.

Dia terlihat haus, dia segera meminumnya hingga setengah botol dengan mata setengah terbuka.

Namun lucunya, dia sebenarnya meminum sedikit air. Kebanyakan airnya tumpah ke badannya.

Anthony mengikuti aliran air tersebut dan melirik ke bawah.

Tiba-tiba, api di dalam hatinya membara dengan hebat dan napasnya menjadi tidak beraturan.

Tidak, dia tidak bisa berada di tempat ini lebih lama lagi!

Dia segera berdiri dan mengambil jasnya.

Namun, tiba-tiba ada teriakan dari belakang. "AH!"

Dia dengan cepat menoleh dan menyadari bahwa perempuan itu terjatuh dari atas tempat tidur.

Berkat karpetnya yang tebal, perempuan itu baik-baik saja.

Natalie merasa bahwa dirinya sedang berbaring di kasurnya di rumah, dia berguling-guling yang justru membuatnya masuk ke dalam kolong tempat tidur. "Gelap sekali! Di mana aku? Kenapa langit-langit kamarku jadi pendek?"

Dalam sekejap, Anthony mengeluarkannya dari dalam kolong tempat tidur.

Dunia menjadi sunyi kembali. Hangatnya lampu pijar di samping tempat tidur memantulkan wajah tampan Anthony. Setelah membaringkannya, Anthony hanya duduk di sampingnya dan menatap perempuan yang merangkul lengannya dengan kuat.

Dia tidur dengan liar. Sesaat dia akan memeluk dengan erat, sesaatnya lagi dia akan mengendurkan genggamannya dan menariknya ke posisi lain.

"Hmmm… kenapa gulingku terasa keras hari ini?"

Ketika tangan Anthony memasuki belahan dada Natalie, napasnya menjadi lebih tidak beraturan.

Api di hati Anthony semakin berkobar tiap detiknya.

"Hmmm… kenapa pegangan pintu ini terasa lebih besar dari biasanya?"

Natalie memutar-mutar bagian bawah Anthony dengan alami. Namun dalam mimpinya itu, dia merasa bahwa pegangan pintu yang dipegangnya itu makin besar dan keras.

Detik berikutnya, bibirnya yang manis itu telah dicium oleh bibir yang lain.

Ini bukan salahku, kamulah yang memintanya!

Bibir perempuan itu benar-benar lembut, ada bau wangi yang keluar dari dalam dirinya.

Sensasi lembut itu membuat darahnya makin mendidih, tubuhnya semakin tidak dapat menahan nafsunya yang menggelora.

Natalie masih berada di ambang mimpi dan alam sadarnya. Untuk ciuman di bibirnya itu, dia merespon dengan baik.

Anthony yang masih tersadar ini menunjukkan perlawanan terakhirnya dengan berusaha menenangkan dirinya.

Tetapi detik berikutnya, kerah bajunya ditarik dan dia dicium oleh Natalie!

Ciuman ini meruntuhkan dinding terakhir yang dimiliki oleh Anthony. Seluruh nafsu yang terbendung itu keluar sekaligus!

Tangannya dengan cepat meraih kepala Natalie dan tangan satunya sibuk menyelam di tubuh Natalie.

Ketika mereka berdua sudah melepaskan baju mereka masing-masing, sosok putih dan mungil itu menunjukkan keindahan yang tak terukur. Putih dan lembut, seolah-olah badan perempuan ini terbuat dari kain sutra.

Dibawah pengaruh alkohol, Natalie benar-benar lepas kendali.

Matanya yang setengah terbuka itu menatap figur tampan dari Anthony. Ketika dia mencium dadanya, dia berbisik di telinganya. "Anjing kecilku yang manis, malam ini biarkan aku memanjakanmu!"

Karena tunangannya itu selingkuh dengan wanita lain, Natalie merasa bahwa dirinya berhak melakukan hal yang sama. Dan sekarang lelaki yang jauh lebih tampan dari tunangannya ada di hadapannya, dia tidak akan melepaskan kesempatan ini!

avataravatar
Next chapter