webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Teen
Not enough ratings
44 Chs

Penolakan

"Jangan lupankan juga senyum manis inilah yang selalu membuat hariku menjadi lebih berwarna "

"Mata indah ini kadang tak bisa membuat kedua mataku berkedip untuk kedua kalinya karena hanya ingin tetap memandangmu, takutnya saat aku mengedipkan mata , kamu akan hilang dari hadapanku lagi ."

"Cukup lama terpisah membuat hati ini kukuh untuk tetap setia pada satu wanita, yaitu kamu."

"Rye, be my Mine??"

.

.

.

-Satria Pov on-

Semua terasa seperti mimpi, tak ada suara yang keluar dari mulut manis Rye. Tatapan mata itu , entah apa yang gadis itu pikirkan hingga ia tak bisa menebak apapun apa yang ada didalamnya.

"Rye??" Gue coba untuk menyadarkan Rye , apakah dia melamun??.

"Eh.. em.. gimana kak Liam?"

"Rye, Will you be my girlfriend?"

Tatapan matanya kini menjadi sendu, ada apa Rye?? Apa dia...

"Maaf kak Liam..."

"Kenapa Rye?? Gak perlu minta maaf."

"Maaf, Rye gak bisa terima kakak sebagai pacar Rye... maaf, maaf sekali kak Liam."

Rye menitihkan air matanya, sebegitu terlukanya kah? Sampai kamu menangis seperti ini Rye.

"Gak usah nangis, kakak gak apa-apa kok." Tangan ini dengan refleks nya menghapus air mata yang telah mengalir di pipi Rye. Tanpa banyak kata lagi, gue membawa Rye ke pelukan gue.

"Hiks.. maaf, Rye gak bisa kak, Rye pasti sakitin kakak."

"Kakak, gak apa-apa, kamu tenang saja ya, cup cup... jangan nangis gini dong."

"Sakit Rye." Batinnya berteriak seperti itu.

"Kalau gitu, kita pulang ya."

Athena hanya menganggukkan kepalanya seraya menunduk menyembunyikan raut wajahnya saat ini.

-Satria Pov off-

Semilir angin mampu menyejukkan sekujur tubuhnya saat ini. Namun hatinya tak kuat menahan sakit yang ia rasakan .

"Apakah ini rasanya sakit hati? Cih... ternyata , selama ini gue terlalu berharap, ternyata selama ini gue terlalu percaya diri , ternyata ... selama ini, gue gak pernah menjadi spesial buat dia."

"Hahahahah... Sakit , semua perasaan yang selama ini gue jaga ternyata gak ada apa-apanya. Haha..haha..." bukan tawa bahagian, namun tawa yang sarat akan keputusasaan.

"Apa ini akhirnya gue harus menyerah?"

.

.

.

Di mansion Azfary, kini Athena terduduk di balkon kamarnya dengan pandangan mata yang menatap kosong ke arah depan. Bahkan ia sampai tak menyadari bahwa saat ini , Arthur sang kakak telah berada disampingnya dengan pandangan sendu.

Ia tau semuanya, semua rencana yang telah diatur oleh sang PENGATUR itu.

Adiknya yang ceria menjadi seperti ini.

Tangannya membelai lembut kepala Athena membuat sang empunya menatap sang pemilik tangan.

"Twin..."

"Kenapa hm??"

"Kenapa sesakit ini??" Ucapan yang terdengar begitu menyayat hati .

"Sabar, semua pasti ada waktunya, kita ikuti alur, jangan sampai mencoba menerobosnya."

"Kenapa?"

"Karena kakak takut kamu akan mendapat dampak negatifnya. Kakak baru aja ketemu sama kamu, kakak gak mau terpisah lagi. Cukup belasan tahun kita berpisah , kakak gak mau lagi Rye."

Athena mendekap erat laki-laki yang berada di hadapannya saat ini.

"Ya, ia tak boleh egois, ia juga harus mementingkan keluarganya."

"Sudah malam, kamu tidur ya, angin malam gak baik untuk kesehatan"

"Tidur bareng ya."

"Iya... yuk bangun." Arthur menggenggam tangan Rye begitu eratnya, ia tak ingin melepas adiknya begitu saja.

Setelah apa yang ia korbankan , ia tak ingin sendiri lagi, ia butuh adiknya, ia butuh keluarganya.

Akhirnya mereka pun tidur bersama dengan Athena yang berada dalam pelukan Arthur.

.

.

Pagipun tiba, aktivitas berjalan seperti biasanya.

Tok tok tok

"Rye, bangun."

Ketukan pintu terus terdengar , namun tak ada jawaban dari dalam sana.

"Rye... Rye??? Udah bangun belum?"

Tok tok tok

"Rye?? Jawab dong... " dengan kesal , Sakha membuka pintu kamar Athena dengan keras.

Ruangan ini masih begitu gelap, lampu yang dimatikan dengan gorden yang masih tertutup rapat.

Klik , lampu dinyalakan oleh Sakha.

"Astaga!!!!"

Teriak Sakha membuat Arthur terbangun karena kerasnya suara Sakha.

"Ada apaan sih?"

"Art, Rye... dia kenapa??"

Dengan cepat Arthur menatap ke arah Rye .

"Astaga!!!! Kenapa ini??"

Mereka berdua panik saat melihat kondisi Rye saat ini. Ada apa sebenarnya???

"Kha, panggil ayah sama bunda!" tanpa menjawab lagi, Sakha berlari menuju ruang makan untuk memberi tau Ily dan juga Tae.

Suara langkah kaki yang begitu tergesa membuat Ily dan Tae mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara.

"Kenapa kak?" Ucap Tae seraya menatap bingung anak sulungnya ini.

"Ayah, bunda... Rye.. dia.." tanpa menunggu lama lagi ketiganya langsung berlari menuju kamar Rye.

"Astaga Rye... kamu kenapa sayang????"

"Panggil ambulance!!!"

"Arthur sudah telpon ambulance yah , sekarang kita bawa Rye kebawah dulu."

Semua mengangguk dengan perasaan yang masih bercampur aduk.

"Rye... sayang, kamu bertahan nak, bunda gak mau Rye sakit."

"Jangan tinggalin aku lagi Rye, please...."

"Rye , kamu harus kuat!"

"Princes... ayah akan lakukan apapun untuk kamu... sehat selalu nak, ayah mohon."

.