webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Teen
Not enough ratings
44 Chs

Kenyataan Menyakitkan

Keesokan harinya, Satria dan lainnya tetap kembali sekolah. Namun ada hal yang berbeda . Yaitu dimana kini ia akan selalu mengantar jemput Yuka.

Helm full face pun telah ia gunakan, namun saat akan melajukan motor , suara Faysa menghentikan pergerakannya.

"Satria."

"Ya, Mom??" Satria pun turun dari motornya kemudian meghampiri Faysa.

"Sayang, mom tanya sama kamu, apa yang sedang kamu rencanakan?"

"Maksud mommy?"

"Kamu sama Yuka, apa yang sebenarnya kamu rencanakan?"

"Hm.. itu,.." Satria perlahan menjauh dari Faysa , "Rahasia" ucapnya seraya mengedipkan sebelah mata.

Faysa tak tinggal diam, ia segera mendekat ke arah Satria dan menggenggam tangan anaknya itu untuk menghentikan apa yang akan ia lakukan.

"Kamu boleh bertindak semau kamu, tapi ingat, jangan sampai kamu menyesal dan malah menyakiti diri sendiri." Peringat nya pada Satria. Dengan wajah khawatir, Faysa menggenggam erat tangan Anaknya itu berharap agar Satria tak ceroboh melakukan suatu tindakannya saat ini.

"Pokoknya, Mommy tenang aja, ini bukan masalah besar, Mom harus percaya sama Satria. Okey??"

"Huftt.. okey, tapi.."

"Udah Mom, nanti ada saatnya Satria cerita ini ke Mommy okey? Satria pergi dulu ya Mom , bye."

Suara motor yang semakin menjauh membuat Faysa kembali tersadar akan lamunannya . Mata itu kini menatap jam di pergelangan tangannya .

"Ck, aku juga harus pergi.." akhirnya Faysa pun bergegas memasuki mobil sportnya dan mulai melajukan mobilnya menuju Rumah Sakit.

Padahal, hari ini ia ingin sekali mempertemukan Satria dengan Azzam. Namun, sepertinya akan lebih menyenangkan jika memberi kejutan pada putranya itu.

Seringai tipis dibibir Faysa begitu menakutkan , namun tak membuat kecantikan nya hilang.

.

.

Di rumah sakit, Athena kini berbincang begitu ceria dengan Azzam. Banyaknya cerita lucu yang remaja lelaki itu ceritakan padanya semasa ia pergi dari USA.

"Sayangggg...." Teriak Sakha pada Athena membuat kedua insan itu langsung melihat siapa yang memanggilnya seperti itu.

"Kakak, kok teriak sihhh... ketahuan suster pasti dimarahin loh." Peringat Athena pada sang kakak.

"Heheh.. maaf ya sayang. Eh, lo Zam, kapan balik USA?"

Azzam tak menggubris perkataan dari Sakha , ia kini tengah disibukkan dengan memainkan jari-jari mungil milik Athena.

Ck, dengusan kesal begitu keras terdengar membuat Athena terkekeh pelan.

"Eh, kakak gak sekolah?" Tanya Athena saat melihat sang kakak yang tak menggunakan seragam sekolahnya.

"Hehe.. bolos dulu ya, sehariiii... aja—" pintanya begitu menggemaskan, ditambah dengan raut wajah imut seperti anjing.

"Kok? Gak bisa dong, kak Arthur mana? Dia pasti sekolah, masa kakak engga?"

"Eiittsss..  siapa bilang, tuh!" Tunjuk Sakha pada pintu yang kini baru saja terbuka dan menampilkan Arthur dengan wajah polosnya memasuki kamar rawat Athena.

"Ada apaan nih??" Tanyanya tanpa melihat Athena ataupun yang lainnya.

"...."

"Hei.. dita–nya." Ucapannya terhenti saat ia melihat Athena yang kini menatapnya dengan tatapan tajam seraya melipat tangannya di atas dada.

"Hehe .. maaf ya twin, aku tuh cape, terus maunya sama kamu aja..."

"Emangnya Rye mempan di gombalin ?" Ucap Athena yang semakin merasa kesal mendengar alasan kembarannya itu.

"Heheh... iya iya.. maaf yaaa..." Arthur kemudian mendekat seraya merentangkan tangannya pada Athena . Namun, kejadian begitu cepat membuat mereka terkejut.

Greepppp

Azzam memeluk Athena begitu erat , ia seolah tidak memperbolehkan siapapun menyentuhnya.

"Ei.. ei.. lihat, lihat.. apa-apaan nih??" Dumel Arthur yang kesal akan tingkah Azzam.

Tak ada jawaban dari Azzam , melainkan hanya kedikkan di bahunya seolah tak peduli akan apa yang Arthur ucapkan.

Athena yang melihat interaksi mereka hanya terkekeh geli. Namun , ada yang kurang.

Ya, Satria-Nya

.

.

"Satria!" panggil seseorang dari kejauhan membuatnya membalikkan badan.

Yuka?

"Hufftt.. cepet banget sih jalannya."

"Maaf, ada apa ??" Tanya Satria seraya merapikan rambut Yuka yang terlihat berantakan karena berlari tadi.

"Pulang sekolah mau ke rumah sakit kan??"

"Eh.?? Oh, iya mau."

"Aku ikut ya, aku ikuutttt!!!"

"Iya iya, kamu juga ikut."

"Yeayy.. terima kasih."

"Sama- sama." Satria pun melanjutkan langkahnya seraya menggenggam tangan Yuka agar gadis itu mengikutinya.

Semua terlihat jelas dimata para siswa dan siswi yang sedari tadi menonton mereka.

Beberapa kejadian mengejutkan apa lagi yang  disebabkan oleh kedua orang itu hari ini.

.

.

Pulang sekolahpun tiba, ya, mereka telah selesai berperang otak dengan beberapa buku yang selalu mereka bawa itu.

Satria kembali menuntun Yuka untuk mengikutinya ke arah parkiran. Yuka hanya ikut saja, dalam hati , ia begitu senang akan hal ini.

"Gak sabar banget deh." Ucap Yuka.

"Emang kenapa?"

"Aku udah kangen banget sama Rye.. dan akhirnya kita ketemu!"

"Hm.. syukurlah.. kita mau beli sesuatu gak?"

"Ah.. iya , ayo kita beli buah-buahan dulu..."

"Okey..."

Mereka pergi ke supermarket untuk membeli buah dan beberapa camilan lainnya. Yuka membeli beberapa makanan yang Athena sukai.

"Sebanyak itu?"

"Ini kan buat Rye."

"Tapi kan belum tentu dia boleh makan makanan seperti ini."

"Gak akan apa-apa, percaya sama aku okey?"

"Hm.. baiklah..." akhirnya setelah mengantar Yuka berbelanja dan juga saat ini menuju rumah sakit. Entah apa yang terjadi karena perasaannya begitu tak enak.

.

.

Mereka kini berada didepan ruangan Athena. Suara Tawa dari laki-laki dan perempuan begitu terdengar jelas hingga keluar.

Tok tok tok

tok tok tok

Bunyi pintu yang di ketukannya menjadi sedikit lebih keras , namun masih tak terbuka.

Tok tok tok

Masih belum terbuka juga, akhirnya, dengan cepat Satria membuka pintunya dengan perlahan.

"Rye?"

"Kak Liam??"  Ucap keduanya berbarengan.

"Kalian kok? Pegangan tangan—" di akhir kalimatnya hanya berupa bisikan yang diyakini ia saja yang mendengarnya.

"Mereka kan pacaran?" ceplos Sakha tanpa bisa dikendalikan saat mendengar bisikan teramat lirih Athena. Ups!!

〰〰〰〰〰