webnovel

Bab 9: Perdebatan

Ketika ada karakter yang disukai, pasti ada yang tidak disukai juga.

Contohnya adalah Kibaou ini, dia adalah salah satu penjahat yang akan menghalangi jalan Kirito, sang protagonis.

Amakusa membencinya.

Tujuan adanya penjahat seperti ini dalam series ini tidak lain adalah sebagai batu loncatan untuk Kirito, agar dia bisa tumbuh dibawah kesulitan. Tetapi Amakusa masih tidak bisa menahan diri untuk tidak kesal pada para penjahat ini.

Berbeda dengan Kayaba Akihiko, penjahat utama dalam series itu memiliki kharisma yang bisa membuat dia bisa disukai, hingga Amakusa pun mengagumi dirinya, berbeda dengan penjahat kelas teri seperti Kibaou.

Karena bagaimanapun, mereka benar-benar seperti kumpulan tai, menjengkelkan, dan merusak pandangan.

'Orang seperti dia selalu ada di mana-mana. Bahkan setelah aku berpindah dunia, mereka tetap tidak berubah.' (Amakusa)

Memalukan karena emosinya bisa terpengaruh hanya karena karya fiksi, tetapi tidak ada yang bisa menyalahkan Amakusa.

Yang disalahkan haruslah penulis asli Sword Art Online karena bisa membuat karakter menjengkelkan dengan sangat baik.

Kibaou yang berdiri di tengah-tengah perhatian, memandang semua player yang memandangnya, dan menunjuk jarinya kepada mereka.

"Beberapa dari kalian wajib meminta maaf, kepada dua ribu player yang telah mati di game ini!" (Kibaou)

Diavel, yang perkataannya disela oleh Kibaou, tidak tampak marah dengan pria berambut landak itu dan berkata.

"Kibaou, apa yang kau maksud itu adalah mereka, para beta tester?" (Diavel)

Kibaou menganggukkan kepalanya.

"Benar. Saat dimulainya game bodoh ini, para beta tester meninggalkan para pemain begitu saja dan mereka hilang entah kemana. Mereka sudah menempati semua tempat berburu yang bagus dan mengambil semua misi yang mudah sehingga mereka dapat bertambah kuat dengan nyaman, tanpa memperdulikan kita semua." (Kibaou)

Kibaou berteriak kepada semua player yang hadir.

"Aku yakin pasti ada beta tester di sini! Mereka harus sujud meminta maaf dan menyerahkan semua harta dan item yang telah mereka dapatkan! Sebelum mereka melakukan semua itu, aku tak akan bisa mempercayai mereka untuk melindungi sesama grup!" (Kibaou)

Kirito membuat ekspresi menyakitkan. Sebagai beta tester, dia merasa apa yang dikatakan Kibaou itu adalah kebenaran. Dia memiliki semua pengetahuan sebagai beta tester dan mendapat keunggulan, namun tidak bisa membantu player lain.

Amakusa juga menyadari ekspresi Kirito dan kurang lebih mengerti apa yang dipikirkan anak 14-tahun itu. Padahal sebenarnya, tidak perlu merasa bersalah.

Memangnya kenapa kalau dia beta tester? Kenapa kalau dia memiliki keunggulan dari yang lain? Apakah itu berarti dia harus wajib membantu orang lain?

Ini juga tidak seperti Kirito mampu menggendong mereka semua.

Amakusa menghela nafas.

"Bodoh." (Amakusa)

Amakusa berdiri dari tempatnya, membuat Kirito dan Asuna mengangkat kepala mereka, menatap sosok berambut merah muda itu dengan bingung.

"Astolfo-san?" (Kirito)

Amakusa tidak menjawab Kirito dan hanya tersenyum padanya. Dia lalu turun dari tempat duduknya dengan melompat-lompat, mencoba meniru apa yang dilakukan Kibaou tadi, sebelum dia sampai di panggung tempat keduanya.

"Yup! Aku berhasil tidak terjatuh saat melompat dari tangga, aku benar-benar sudah terbiasa dengan tubuh baruku ini." (Amakusa)

Amakusa berkata seperti itu, seolah dia tidak peduli bahwa dia baru saja merebut perhatian yang tadinya berada di Kibaou, sekarang diarahkan padanya, seseorang yang tiba-tiba menyerobot.

Kibaou kaget. Dia melihat orang yang menyerobot adalah seorang gadis (?) cantik dan dia hampir goyah karena terpesona. Namun, dia mempertahankan pijakan kakinya dan berteriak.

"S-Siapa kau!?" (Kibaou)

"Aku? Benar juga ya, akan tidak sopan kalau tidak memperkenalkan diri." (Amakusa)

Amakusa menyentuh dagunya, pura-pura berpikir. Dia kemudian tersenyum dan mengangkat kedua tangannya ke arah para player dan melambaikannya, seolah dia seorang idol.

"Salam kenal semuanya! Perkenalkan, namaku adalah Astolfo! Untuk saat ini job-ku bisa dibilang warrior!" (Amakusa)

Amakusa mencoba meniru perkenalan Diavel dan berpura-pura bahwa dia memiliki job juga.

Namun karena suasana masih tegang akibat protes Kibaou tadi, tidak ada orang yang tertawa terhadap lelucon yang dia tiru.

Jadi Amakusa langsung berbalik dan menghadap ke Kibaou, lalu menunjuk hidung orang itu menggunakan jarinya.

"Aku ke sini karena aku tidak setuju dengan perkataanmu, Kibaou-kun!" (Amakusa)

"A-Apa sih!?" (Kibaou)

Karena tekanan yang dia rasakan dari Amakusa, Kibaou tanpa sadar mundur ketika dia ditunjuk.

"Kau tadi mengatakan para player yang mati itu karena para beta tester meninggalkan mereka, iya kan?" (Amakusa)

"Y-Ya! Memangnya ada apa dengan itu!?" (Kibaou)

Kibaou menelan ludah.

Amakusa mengangguk

"Memang benar katamu, para beta tester, seseorang yang memiliki informasi lebih banyak dari orang lain, harus membantu para player lain. Karena seperti kata paman Ben, dengan kekuatan besar, datanglah tanggung jawab yang besar juga." (Amakusa)

"B-Benar kan? Mereka harus-" (Kibaou)

"Tapi para beta tester juga lah manusia!" (Amakusa)

Amakusa langsung menyela Kibaou sebelum dia menyelesaikan kata-katanya.

"Mereka manusia, sama seperti kita. Mereka tidak memiliki kewajiban untuk menyeka pantat kalian sementara mereka sudah mati-matian mempertaruhkan hidup untuk menaikkan level!" (Amakusa)

Amakusa menunjuk Kibaou lagi.

"Di sisi lain, kau! Memangnya apa yang sudah kau lakukan? Memanfaatkan statusmu sebagai player biasa, kau menuntut orang lain hanya karena mereka memiliki keunggulan! Siapa yang tak tahu malu di sini!?" (Amakusa)

Para player mulai berbisik. Setelah mendengar perkataan Amakusa, mereka mulai berpikir bahwa dia memang ada benarnya.

Mereka kemudian memandang Kibaou dengan buruk.

"Kuhk-!?" (Kibaou)

Kibaou terpojok saat melihat pandangan para player yang diarahkan padanya. Dia hampir kehilangan kata-kata. Tapi karena tidak ingin kalah di sini, dia membantah dengan putus asa.

"M-Memangnya kenapa dengan itu!? I-Itu tidak mengubah fakta bahwa para beta tester meninggalkan kami! Mereka memanfaatkan informasi yang mereka miliki untuk keuntungan mereka sendiri, tanpa memperdulikan kami sekalipun!" (Kibaou)

Sekarang giliran Amakusa yang terdiam, karena kata-kata Kibaou memang ada benarnya.

Namun, sebelum Kibaou mulai sombong karena baru saja menemukan poin bagus, seorang pria botak dengan kulit gelap datang dari kursi penonton dan menghampiri keduanya.

"Maaf, boleh aku menyela?" (???)

Mata Amakusa bersinar ketika melihat pria itu.

Pria itu kemudian memperkenalkan diri.

"Namaku adalah Egil. Aku datang ke sini karena aku juga tidak setuju dengan kata-katamu, Kibaou-san." (Egil)