1 Putri Jang

Flashback on

Seorang Perdana Mentri kerajaan Moon memiliki putri cantik yang cerdas namun sedikit cerewet bernama Jang Shin Hye. Seluruh orang memanggilnya Putri Jang. Jang kecil sangat senang ikut sang ayah pergi ke istana untuk menghadiri rapat atau pertemuan penting dengan Raja. Jika kebanyakan anak kecil seumuran Jang akan pergi ke taman atau bermain - main dengan bonekanya maka tidak begitu dengan Jang, ditakdirkan dengan otak yang cerdas membuat Jang kecil gemar membaca buku.

Jang selalu merengek meminta diantar ke perpustakaan istana karena disanalah ia bisa membaca berbagai buku yang ia sukai hingga ia dipertemukan dengan Putri Mahkota So Eun Ran dan mereka menjadi sahabat baik sejak itu.

"Tu-tuan Putri, maafkan hamba. Hamba tidak sengaja menjatuhkan buku tersebut," ucap putri Jang sembari menunduk takut karena tidak sengaja memjatuhkan buku yang hendak dibaca sang Putri Mahkota.

Putri Ran berjalan mendekati Putri Jang dan menepuk pundaknya pelan agar Jang mendongakkan wajahnya.

"Hei tak apa Putri Jang, kau tak perlu takut seperti itu," ucap Putri Ran sembari tersenyum.

"Putri tahu nama hamba?" tanya Putri Jang terkejut.

"Tentu saja siapa yang tidak mengenal Putri Jang gadis pintar yang nilainya mengalahkan Putra Mahkota sekolah istana," ucap Putri Ran yang membuat Putri Jang tersipu.

"Putri terlalu berlebihan. Hamba tidak sepintar itu Putri," ucap Jang merendah.

Putri Ran mengulurkan jari kelingkingnya didepan Putri Jang yang membuat Putri Jang mengernyitkan dahi.

Jang mendapat gelar Putri karena ia disiapkan sebagai pendamping putra kedua Raja Won yaitu Pangeran kedua-Pangeran Dong Hwa yang dipilih langsung oleh Raja Won karena kecerdasan Jang dan juga peringai baiknya.

"Maukah kau menjadi sahabatku Jang?" ucap Sang Putri sembari mengacungkan kelingkingnya.

"Suatu kehormatan bagi hamba Putri. Jika Tuan Putri menginginkan tentu hamba tidak bisa menolaknya," ucap Putri Jang sembari menautkan kelingkingnya dengan kelingking Putri Ran.

"Jang bisakah kau menemaniku pergi ke halaman belakang istana? sepertinya membaca buku sembari menikmati pemandangan danau disana sangat menyenangkan," ajak Putri Ran yang dibalas anggukan oleh Putri Jang.

"Tentu Putri mari," ucap Putri Jang sopan.

Putri Ran dan Putri Jang berjalan menyusuri jalan setapak menuju danau yang terletak di halaman belakang istana. Mereka tampak asik mengobrol dan bergurau sembari membawa sebuah buku ditangan masing masing.

Seorang dayang menggelar sebuah alas dilengkapi dengan bantalan kecil sebagai alas duduk sang Putri Mahkota.

Putri So Eun Ran adalah Putri seorang Panglima perang bernama Jung so min yang dipilih oleh sang Raja sebagai pendamping Putra Mahkota untuk balas budi sang Raja kepada Panglima Jung yang telah menyelamatkan nyawa sang Baginda.

"Jang apa kau tau aku sudah lama menginginkan memiliki sahabat sepertimu," ucap Putri Ran yang membuat Putri Jang tersanjung.

"Benarkah itu Putri? hamba tersanjung mendengarnya," ucap Putri Jang sembari tersenyum.

"Jang bisakah kau memanggil namuku saja jika kita sedang berdua? aku tak ingin memiliki jarak denganmu," pinta Putri Ran.

"Tapi Putri itu terdengar tidak sopan. Kerajaan akan menghukum hamba jika hamba tak menghormati Putri."

"Jang ku mohon, hanya saat kita berdua saja mereka tak akan menghukummu percayalah padaku," ucap Putri Ran meyakinkan.

"Baiklah Ran jika itu mau mu," ucap Jang yang membuat mereka terkekeh.

Flashback off

Jang sedang asik menyelesaikan karangan puisinya, ia sengaja mengarang beberapa puisi yang rencananya akan ia bukukan kemudian ia berikan kepada Putri Ran untuk hadiah penobatannya sebagai Ratu kerajaan Moon.

"Akhirnya selesai juga. Ran pasti suka menerimanya," ucap Jang percayadiri karena sejak dulu Putri Ran sangat menyukai puisi buatan Jang.

"Waktu berjalan begitu cepat Ran eksarang kau akan menjadi Ratu kerajaan Moon seperti yang kau impi impikan sejak dulu dan kau beruntung memiliki suami seperti Pangeran Joon yang sangat mencintaimu. Semoga kau bahagia selalu Ran, sahabat kecilku," ucap Jang sembari menggenggam saputangan pemberian Ran.

"Perdana Mentri Hwang tiba," seru pelayan yang berada didepan pintu kamar Jang.

"Persilahkan ayahku masuk," intrupsi Jang kepada dayangnya untuk membukakan pintu.

Pintu terbuka lebar menampilkan pria paruh baya dengan jubah kebesarannya yang tersenyum kearah sang putri.

"Ayah, aku merindukanmu. Mengapa lama sekali perginya? bagaimana keadaan kakak? apa dia baik baik saja?" cerocos Putri Jang yang membuat sang ayah terkekeh.

"Tak bisakah kau tak membuat ayah bingung dengan pertanyan pertanyaanmu anakku," ucap Perdana Menteri Hwang sembari memeluk sang putri.

"Tentu saja tidak bisa ayah. Kau tahu kan putrimu ini sangat khawatir padamu dan juga Kak Hyun."

"Jang ayah baik baik saja dan kakakmu juga baik baik saja disana, dia akan pulang dua pekan lagi," tutur Perdana Menteri Hwang lembut.

"Benarkah itu? Kak Hyun akan pulang sebentar lagi ayah aku tak sabar menunggunya pulang."

Perdana Mentri Hwang tersenyum melihat kegembiraan yang terpancar di wajah sang putri. Atensinya tertuju pada sesuatu yang terletak di atas meja Putri Jang. "Apa itu nak? " tanya Sang ayah yang penasaran dengan isi kotak berbalut kain sutera.

"Ah ini, ini hadiah untuk Ratu Ran ayah," ucap Jang sembari tersenyum.

"Begitukah, wah Ratu Ran pasti menyukai hadiah dari sahabatnya."

"Hemmm, tentu saja ayah."

"Ngomong ngomong bagaimana hubunganmu dengan Pangeran kedua?" tanya sang ayah yang penasaran dengan kisah cinta putrinya dengan Pangeran kedua.

"Pangeran Dong dia baik ayah sangat baik tapi aku belum bisa membalas cintanya" ucap Jang lirih sembari tertunduk.

"Tak apa Jang, kau tak perlu khawatir ayah yakin Pangeran kedua pasti bisa membuatmu jatuh cinta," ucap sang ayah meyakinkan hati putrinya.

"Semoga saja ayah," ucap Jang sembari tersenyum kecut.

"Baiklah ayah tinggal dulu bersiaplah untuk acara jamuan nanti malam kita akan pergi kesana memenuhi undangan Pangeran Joon dan Putri Ran."

Putri Jan mengangguk kecil pertanda ia mengerti, ia kemudian segera bangkit dari duduknya memberi hormat kepada ayahnya sebelum sang ayah pergi dari kamarnya.

"Bibi Han maukah kau membantuku untuk menyiapkan pakaian yang pantas untuk menghandiri pesta penobatan Pangeran Joon dan Putri Ran nanti malam," ucap Putri Jang kepada dayang Han.

Dayang Han adalah dayang kepercayaan Nyonya Jang Shin Yi istri dari Perdana menteri Hwang yang merupakan ibu dari Putri Jang yang ditugaskan menjaga dan mengasuh Putri Jang semenjak kecil karena sang ibu Nyonya Jang Shin Yi terkena penyakit menular sehingga ia harus diasingkan selama puluhan tahun bersama Selir Yui, selir Raja Won ayah dari yang mulia baginda Joon. Itu yang membuat Jang kecil ingin selalu belajar alasannya adalah ia ingin menemukan obat untuk saang ibu dan membebaskannya dari pengasingan.

"Tentu saja putri mari," ucap Wanita berambut putih yang setia menemani dan menjaga Putri Jang dari kecil.

Dayang Han memilihkan sebuah hanbok berwana Merah muda dengan bordir bunga yang membuat sang putri terlihat semakin anggun.

"Bagaimana apakah pantas bibi Han?" tanya Putri Jang sembari membolak balikkan tubuhnya didepan dayang Han.

"Tentu saja anda terlihat sangat cantik Putri pasti Pangeran kedua semakin jatuh cinta pada putri," ucap Dayang Han yang membuat Putri Jang tersipu.

"Benarkah itu bibi, semoga saja aku bisa segera membalas cinta Pangeran Dong bi... aku tak enak padanya, ia terlalu baik untukku," ucap Putri Jang sembari menduduk.

Dayang Han bergerak mendekati Putri Jang lalu mengambil tangan Putri Jang dan kemudian mengusap usapnya lembut.

"Tenanglah Putri. Pangeran Dong pasti akan membuat anda jatuh cinta. Saya yakin itu," ucap Dayang Han meyakinkan hati Putri Jang.

"Terimakasih bibi Han kau memang slalu mengertiku, aku sangat menyayangimu," ucap Putri Jang sembari memeluk wanita Renta didepannya.

Putri Jang sudah menganggap Dayang Han seperti neneknya sendiri, begitupun dengan Dayang Han ia juga sudah menganggap Putri Jang seperti cucunya sendiri. Ia sangat menyayangi Putri Jang sama seperti ia menyayangi darah dagingnya sendiri.

Pintu diketuk dari luar oleh seorang dayang, Dayang tersebut dipersilahkan masuk ia menunduk memberi hormat kepada Putri Jang memberitahukan jika Perdana Mentri Hwang ayah Putri Jang sudah menunggunya didalam kereta.

"Hormat saya Putri. Perdana Mentri Hwang sudah menunggu Putri dikereta, Putri diminta segera menyusul."

"Terimakasih Dayang ni, saya akan segera kesana kau boleh pergi," ucap Putri Jang sembari tersenyum ramah khas Putri Jang.

"Baik lah bibi Han sepertinya aku harus segera pergi sebelum ayah mengomel karena terlalu lama menunggu," ucap Putri Jang yang membuat Dayang Han tersenyum kecil.

"Iya Putri silahkan," ucap Dayang Han mengantar sang Putri menuju Kereta.

Sebuah kereta berkuda mulai bergerak membawa Perdana Menteri Hwang dan juga Putri Jang menuju istana. Sepanjang perjalanan sang Putri sengaja membuka tirai kereta menyapa ramah setiap orang yang ia jumpai termasuk para rakyat biasa seperti yang selalu ia lakukan sebelumnya. Tentu saja hal tersebut menuai banyak pujian dari seluruh rakyat akan keramah tamahan Putri Jang.

Banyak orang berbisik dan bersorak ketika sang Putri menyapa mereka dengan ramah.

"Semoga Panjang umur Putri Jang," seru beberapa orang yang ia temui di jalan.

"Lihatlah Jang mereka begitu mengagumimu karena keramahanmu," ucap Sang ayah bangga kepada putrinya.

"Aku hanya menyapanya dan menghormatinya saja ayah seperti yang ayah dan ibu slalu ajarkan kepadaku dan kak Hyun dulu," ucap Putri Jang tersenyum.

Kereta yang mereka tumpangi telah tiba didepan gerbang istana Perdana Menteri Hwang membantu sang putri turun dari kereta dan menuntunnya menuju tempat pesta perayaan penobatan Pangeran Joon dan Putri Ran.

avataravatar
Next chapter