29 Keindahan Kerajaan Moon

Putri Jang sedang duduk melukis di taman istana bersama dayang Han. Raja Joon datang menghampiri Putri Jang berniat untuk berpamitan.

"Sayang... " panggil Raja Joon sembari mengecup pipi Putri Jang dan memeluknya erat.

"Joon, jangan begitu kita sedang diluar ruangan lihat lah banyak yang melihat kita," bisik Putri Jang dengan wajah merona.

"Jadi kau ingin kita ke kamar hemm?" goda Raja Joon sembari menaik turunkan alisnya.

"Tidak. Maksudku bukan begitu Joon," ucap Putri Jang sembari menggembungkan pipinya.

"Kau sedang apa sayang?" kali ini Raja Joon berjongkok di depan Putri Jang sembari berdialog dengan calon penerusnya.

"Apa kau sudah makan? tumbuhlah sehat dan kuat jagoanku, ayah sangat ingin melihatmu."

Putri Jang terkekeh mendengar dialog Raja Joon dengan calon anak di rahimnya.

"Joon hentikan banyak orang yang memandang kita di sini."

"Biarkan saja, biar mereka ikut merasakan kebahagianku," ucap Raja Joon cuek.

"Ahh ya aku sampai lupa, aku kemari untuk berpamitan padamu. Aku akan pergi ke luar istana memeriksa keadaan rakyat kita di luar sana mungkin aku akan pulang malam," ucap Raja Joon sembari menggenggam tangan Putri Jang.

"Apa kau akan melewati pasar dan juga desa desa kecil?"

"Hemmm tentu saja."

"Joon boleh aku ikut denganmu? aku ingin sekali jalan jalan keluar istana, melihat desa desa kecil yang indah dan juga pergi kepasar," ucap Putri Jang memelas.

"Jang perjalanannya lumayan jauh, aku tak ingin kau kelelahan."

"Joon, ku mohon...." Rajuk Putri Jang.

"Baiklah, tapi kau harus selalu dalam pengawasanku dan menuruti semua perintahku."

"Hemm tentu saja, jadi aku boleh ikut kan?" Raja Joon mengangguk pelan sembari tersenyum kecil melihat tingkah laku Putri Jang yang menggemaskan.

"Baiklah ayo berangkat, kereta sudah siap di depan."

"Hemmm... bibi Han bisakah kau membereskan ini? aku akan pergi keluar istana bersama Raja Joon."

"Baik Putri."

Raja Joon menggenggam tangan Putri Jang erat mengajaknya berjalan menuju kereta yang akan mereka tumpangi.

****

Kereta kuda bergerak menjauh dari istana melewati perbukitan yang ditumbuhi tanaman dan bunga bunga indah yang membuat Putri Jang terkagum kagum.

"Hemmm indah sekali Joon."

"Kau belum pernah kesini?"

Putri Jang menggeleng pelan yang membuat Raja Joon terkekeh.

"Padahal ini sangat dekat dengan kediaman ayah bukan?"

"Heemmm ya kau benar tapi semenjak kecil aku tidak diperbolehkan ayah kemana pun tanpa pengawasan ayah, apa lagi setelah Raja Won memintaku untuk menjadi istri Pangeran Dong di massa depan ayah semakin memperketat penjagaanku."

"Kasihan sekali," ejek Raja Joon yang membuat Puti Jang menercutkan bibirnya.

"Aku dan Ran sering berjalan jalan ke luar istana dulu sewaktu kecil. Baiklah yang mulia Putri Jang kali ini aku akan membawamu berjelajah melihat keindahan wilayah kerajaan Moon yang tak pernah kau ketahui selama ini."

"Benarkah?"

"Hemmm... ada yang lebih indah lagi dari deretan perbukitan ini. Kau pasti akan terkesima melihatnya."

"Wah wah aku jadi tak sabar untuk melihatnya," ucap Putri Jang dengan wajah berbinar.

Raja Joon membuka tirai memberi intrupsi kepada para pengawal untuk pergi kedaerah barat.

"Pengawal bawa kereta ini menuju wilayah barat!" seru Raja Joon.

"Baik yang mulia," jawab seorang pengawal yang mengendalikan laju kereta.

Putri Jang mengernyitkan dahi kala kereta kuda berhenti disebuah hutan.

"Mengapa berhenti di sini? apa kah ini tempatnya?"

"Hemm tempatnya ada di ujung hutan ini, hanya bisa dijangkau dengan kuda saja. Ayo kita turun."

"Baik...."

Raja Joon membantu Putri Jang untuk naik menuju punggung kuda yang kemudian ia susul. Mereka berada diatas kuda yang sama saat ini. Raja Joon memeluk erat perut Putri Jang dengan mesra yang membuat Putri Jang merona. Ini adalah pertama kalinya Putri Jang menaiki kuda dan pengalaman pertamanya ini ia lakukan bersama orang yang ia sangat cintai yaitu Raja Joon.

"Joon ini sangat indah sekali," ucap Putri Jang menunjuk sebuah danau yang dipenuhi bunga teratai.

"Ini belum serapa nanti kau akan melihat yang jauh lebih indah diujung sana," ucap Raja Joon menunjuk ke arah depan.

"Benarkah? wah ayo cepat pacu kudanya Joon aku tak sabar ingin melihatnya," ucap Putri Jang antusias.

Raja Joon memacu kudanya lebih kencang menuju ketepian hutan dari kejauhan Putri Jang mendengar suara gemuh air dan juga suara burung burung yang beraneka ragam.

"Joon, ini seperti surga." menunjuk dinding tebing dengan dua air terjun yang sangat indah.

"Lihatlah Joon bunga bunganya sangat indah dan lihatlah burung burung itu mereka memiliki warna bulu yang sangat indah Joon, sungguh ini indah sekali."

Raja Joon mendekap tubuh Putri Jang dari belakang kemudian mengecup pipinya dengan mesra.

"Apa kau menyukainya sayang?" tanya Raja Joon yang langsung dijawab dengan sebuah anggukan antusias oleh Putri Jang.

"Tentu saja, ini sangatlah indah Joon. Ini seperti gambaran sebuah surga, kelak kita harus sering kemari membawa anak anak kita menemaninya bermain di sini sembari menikmati kebersamaan kita."

"Hemmm tentu saja," ucap Raja Joon kembali mengecup pipi Putri Jang.

"Baiklah sayang, kita harus segera pergi dari sini karena aku harus melaksanakan tugasku."

"Sayang sekali kita hanya sebentar di sini," ucap Putri Jang lirih.

"Jangan bersedih aku akan membawamu kemari lagi nanti."

"Benarkah? Kau janji?"

"Apapun untukmu sayang," ucap Raja sembari memacu kudanya kembali menuju kereta kudanya.

Raja Joon dan juga Putri Jang melanjutkan perjalanannya kali ini menuju desa desa kecil. Raja Joon turun langsung melihat keadaan desa desa tersebut sembari menyapa rakyat rakyatnya yang begitu antusias menyambut kedatangan Raja Joon dan Putri Jang.

Kali ini kereta kuda yang mereka tumpangi berhenti disebuah pasar. Raja Joon menuntun sang istri menuju pasar tersebut mengajaknya melihat lihat keadaan pasar. Banyak deretan penjual bahan makanan dan juga pakaian. Atensi Putri Jang tertuju pada deretan kedai makanan yang begitu menggoda.

"Joon bisakah kita mampir ke kedai makanan di ujung sana?"

"Tentu saja, apa kau sudah lapar?"

"Tidak aku hanya tergoda dengan bau harumnya."

"Baiklah ayo kita kesana sayang."

Raja Joon menggandeng Putri Jang menuju kedai yang telah ditunjuk oleh Putri Jang. Sebuah kedai bambu yang menjual aneka mie.

"Kau yakin ingin mencobanya? apa wanita mengandung diperbolehkan memakannya?"

"Tentu saja boleh jika tidak berlebihan Joon."

"Baiklah baiklah ayo kita pesan."

Raja Joon memesan dua mangkuk kecil mie kuah untuk dirinya dan juga sang istri.

"Joon ini enak sekali."

"Benarkah apa kau menyukainya?"

"Heeemmm."

"Jika kau mau pelayan dapur istana akan membuatkanmu menu ini jika kau menginginkan."

"Hemmm, terimakasih Joon."

"Cepat habiskan Jang. kita harus segera pergi."

Putri Jang dan Raja Joon saat ini sudah berada didalam kereta yang membawanya kembali menuju istana.

"Aku tak menyangka jika Kerajaan Moon memiliki wilayah yang begitu indah."

"Heemmm bahkan di wilayah timur harus selalu dijaga ketat karena terdapat tambang emas dan goa batu permata disana yang selalu diincarboleh para musuh."

"Benarkah? jika begitu kau harus mengajakku jika kau akan berkunjung ke wilayah itu."

"Aku tidak bisa mengajakmu ke sana Jang karena bentrokan akan terjadi sewaktu waktu disana dan itu sangat membahayakanmu."

Sesuai dengan prediksi sebelum petang Raja Joon sudah tiba diistana. Mereka berdua disambut oleh Perdana Menteri Hwang dan juga Nyonya Yi yang sudah menunggu sejak tadi diruangan Putri Jang.

avataravatar
Next chapter