22 Intim

Pagi ini Raja Joon dan Putri Jang beserta para rombongan bersiap melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Moon dalam perjalanan Putri Jang sempat meminta untuk mampir sebentar diwilayah perbatasan tempat sang kakak bertugas ia berniat mengunjungi sebentar karena sudah sangat rindu Raja Joon pun dengan senang hati mengabulkan.

"Joon apakah kita akan melewati perbatasan tempat kak Hyun bertugas?" tanya Putri Jang.

"Heem... sebentar lagi kita akan melewatinya, apakah kau ingin mengunjunginya?"

"Bolehkah? aku sangat merindukannya" ucap Putri Jang memelas.

"Tentu saja boleh bukankah dia juga saudaraku sekarang."

Putri Jang tersenyum senang ketika sang suami mengabulkan permohonannya. Putri Jang melompat turun dan berlari begitu saja meninggalkan Raja Joon yang masih di belakangnya. Ia menubruk tubuh kekar milik sang kakak begitu saja kala ia melihat sang kakak tengah berdiri di depannya.

"Kak Hyun," panggil Putri Jang.

"Jang, kau kah ini? aaa kakak sangat merindukanmu sayang."

"Aku juga sangat merindukanmu kak, kapan kau akan pulang? cepatlah pulang ayah dan ibu pasti sangat merindukanmu kak," ucap Putri Jang sembari memukul kecil dada sang kakak.

Masih dengan posisi berpelukan Putri Jang dan Panglima Hyun mengobrol kecil sembari bercanda membuat seseorang di belakangnya mengepalkan tangan di balik jubahnya.

"Jang lepaskan pelukanmu lihatlah suamimu berdiri di belakangmu sekarang," bisik Panglima Hyun kepada sang adik.

"Benarkah?" Putri Jang beringsut mundur dan membalikkan badannya.

"Yang mulia..." ucap Putri Jang menunduk.

"Apakah kau sudah selesai? jika sudah cepatlah masuk ke dalam kereta tunggu aku di sana," ucap Raja Joon dengan tatapan tajamnya.

"Ba-baik yang mulia," ucap Putri Jang mengangguk kecil. Ia melambaikan tangan kearah sang kakak dan sang kakak membalasnya demgan sebuah anggukan kepala kecil seolah mengerti maksud sang adik.

"Maaf kakak ipar seperti Jang harus segera pergi." Tak ingin terlihat buruk di mata sang kakak ipar Joon pun meminta maaf karena menyuruh Putri Jang pergi.

"Ahh tak apa tak perlu khawatir yang mulia."

"Baiklah temanilah aku memeriksa keadaan di dalam benteng pertahanan kita"

"Baik yang mulia," ucap Panglima Hyun berjalan di belakang Raja Joon.

Putri Jang berjalan menuju keretanya kemudian duduk di bangkunya. Selang beberapa waktu Raja Joon masuk ke dalam kereta dan kereta pun kembali bergerak menuju kerajaan Moon.

"Peluk aku," ucap Raja Joon kepada Putri Jang datar ketika naik ke dalam kereta.

"Hah... pe-pe-peluk?" ucap Putri Jang terkejut.

"Cepat lakukan! peluk aku seperti kau memeluk kakakmu."

"Ba-baik yang mulia." Putri Jang bergeser duduk di samping Raja Joon kemudian memeluknya seperti yang ia minta tadi.

"Jangan lepaskan sampai kereta ini berhenti!" ucap Raja Joon yang membuat Putri Jang mengangguk pasrah.

"Dia ini kenapa sih? mengapa aneh sekali? beginikah sifat aslinya yang sebenarnya? menyebalkan sekali huhhh," gerutu Putri Jang di dalam hati.

Putri Jang memeluk Raja Joon dengan erat disepanjang perjalanannya hingga tanpa ia sadari dirinya terlelap tidur dalam pelukan sang suami. Raja Joon menggendong Putri Jang menuju ruangan miliknya karena ruangannya lebih dekat dari pada ruangan milik Putri Jang. Ia membaringkan tubuh Putri Jang diatas ranjang miliknya, ini kali pertamanya ia mengijinkan sang selir tidur di ruangannya.

Raja Won dan Ibu suri tersenyum bahagia melihat Raja Joon begitu sangat perhatian dengan Putri Jang, mereka berharap akan ada kebahagian setelah perjalanan Raja Joon dan Putri Jang dari kerajaan Timur.

"Lihatlah Joon begitu manis sekali," ucap Ibu suri lirih.

"Hemm kau benar, semoga saja akan ada cinta diantara mereka selepas perjalanan panjang yang telah mereka lalui."

"Semoga saja, ayo kita kita kembali ke dalam selir Yui dan Ran pasti sudah menunggu lama di meja makan."

"Heemmm baiklah." Raja Won menuntun sang Ratu masuk ke dalam istana.

Putri Jang menggeliat sembari menerjap nerjapkan mata hendak bangun. Ia membulatkan mata sempurna kala ia melihat dirinya sedang tertidur di ruangan lebih tepatnya ruangan Raja Joon.

"Mengapa aku berada disini? mengapa tidak dibawa keruanganku saja?" gumam Putri Jang.

Tak lama kemudian Raja Joon datang dengan wajah yang sudah segar usai mandi. Ia melihat Putri Jang sudah duduk terbangun di atas ranjang. Ia lantas mendekati sang istri memintanya untuk segera mandi.

"Kau sudah bangun? segera lah mandi, setelah ini temani aku untuk menyantap makanan malam ini."

"Baik Joon." Putri Jang hendak berjalan keluar ruangan namun buru buru dicegah olehbRaja Joon.

"Mau kemana kamu? bukankah aku memintamu mandi, apa kau tak mendengarnya hemmm?"

"Saya mendengarnya Joon dan ini saya akan menuju ruangan saya untuk mandi."

"Siapa yang menyuruhmu mandi di ruanganmu? aku memintamu mandi di ruanganku, segeralah masuk ke dalam."

"Tapi Joon, bagaimana dengan peralatan mandi dan juga pakaian saya?" tanya Putri Jang hati hati.

"Semua sudah disiapkan dayang Han di dalam."

"Baiklah kalau begitu saya permisi mandi dulu Joon."

"Cepatlah sedikit aku sudah sangat lapar."

"Baik."

Putri Jang berlalu menuju ruangan mandi menceburkan dirinya ke dalam bak menikmati pijatan lembut dayang Han sejenak kemudian segera bangkit dan bersiap. Putri Jang berjalan kearah tempat sang suami duduk di sana sudah tersedia beberapa menu makanan di meja. Raja Joon meminta seluruh pelayan keluar meninggalkan mereka berdua. Seperti biasa Putri Jang mengerti maksud sang suami ia segera menyiapkan makanan dimangkuk kecil mengambil sumpit dan menyodokannya kepada sang suami.

"Silahkan dimakan Joon," ucap Putri Jang lembut.

"Aku ingin kau yang menyuapkan makanan ini kepadaku," perintah Raja Joon kepada Putri Jang.

Putri Jang mengangguk pelan lalu menyuapkan makanan kepada sang suami. Raja Joon juga melakukan hal yang sama ia menyuapkan makanan kepada sang istri dari mangkuk dan dengan sumpit yang sama. Mereka menikmati makan malam mereka berdua dengan romantis dan cukup intim.

"Tidurlah di sini malam ini, aku menginginkanmu."

Deg... Tubuh Putri Jang menegang kala mendengar ucapan AKU MENGINGINKANMU dari Raja Joon seketika itu pula jantung Putri Jang berdegup tidak karuan.

"Huhhh bagaimana ini? Aku harus apa?" batin Putri Jang.

Putri Jang berjalan mondar mandir di dalam ruang mandi, ia sangatlah malu mengenakan pakaian tipis ini di depan Raja Joon tapi bagaimana lagi sang suami yang memintanya.

"Kau sedang apa di dalam? Mengapa lama sekali?" seru Raja Joon dari luar.

"Sebentar Joon." Putri Jang mengatur nafasnua kemudian memberanikan diri keluar menuju ruangan tidur.

Raja Joon yang melihat Putri Jang berjalan kearahnya pun tersenyum tipis. Ia menarik lengan Putri Jang yang hendak duduk disisinya sehingga terduduk di pangkuannya. Ia memeluk tubuh mungil sang istri kemudian meraih wajah sang istri dan mendekatkannya dengan wajahnya. Tatapan mereka beradu satu sama lain beberapa detik kemudian Raja Joon sudah mendaratkan bibirnya tepat di atas bibir Putri Jang. Ia menyapu lembut bibir sang istri menahan tengkuknya dan memperdalam ciumannya.

Suhu tubuh Putri Jang memanas kala sang suami mu mulai bergerak mencumbunya. Ia pasrah dan hanya bisa menikmati setiap sentuhan dan cumbuan sang suami yang begitu lembut dan memabukkan.

Raja Joon sudah berada di atas tubuh Jang dan bersiap menyatukan tubuh mereka.

"Bolehkah?" bisik Raja Joon sembari mengecup daun telinga Putri Jang.

Putri Jang yang sudah terbuai pun hanya mengangguk pasrah. Raja Joon memulai pergulatan panas mereka malam ini dengan penuh cinta dan kelembutan yang membiat Putri Jang semakin terbuai dan merasakan kenikmatan.

avataravatar
Next chapter