webnovel

Sang Penantang Takdir Dewa

Ini adalah REVINOS. Seri Pertama dari SANG PENANTANG TAKDIR DEWA. Mengisahkan seorang pemuda yang memiliki takdir yang kejam. Ia dikhianati oleh Sekte, dipermalukan didepan banyak orang, menjadi sampah yang tidak berguna, Semua penduduk desanya dibunuh oleh sosok misterius dan ayah ibunya menghilang entah kemana. Berpetualang keberbagai benua, memecahkan misteri yang disimpan lama oleh dunia. Bertemu dengan banyak Sosok hebat di setiap perjalanannya. Raja, Kaisar, Tuan Putri, Binatang Legendaris, Pedang Suci, Api Abadi, Naga Surgawi, bahkan Dewa-Dewi. Semua itu demi mendapatkan kekuatan dan menyelamatkan keluarganya ditangan para Dewa. Apakah pemuda itu akan dapat melawan takdir dan mengubahnya? Ikuti terus perjalanan dari 'SANG PENANTANG TAKDIR DEWA' Seri REVINOS.

Vyross · Fantasy
Not enough ratings
1 Chs

1. Kehancuran Dunia

"Sudah saatnya dunia ini hancur! Haha!"

Tawa menyeramkan dari sosok hitam di udara menggema keseluruh langit gelap yang terdistorsi hebat. Suara gemuruh menggetarkan jiwa, petir-petir menghancurkan daratan yang jaraknya cukup jauh di sana, puing-puing batu berserakan di udara, angin tornado mengumpulkan semua debu-debu dan menghembuskannya begitu saja, pusaran air setinggi langit mengobrak-abrik laut.

Para kehidupan manusia yang menyaksikan semua itu hanya merasakan keputusasaan tanpa memberikan perlawanan. Karna mereka menyadari dengan kekuatannya tidak akan dapat melawan takdir dari Sang Dewa!

"Terimalah penghakiman dari Dewa!"

Sosok putih di sebelah ikut bersuara, penampilannya mewah dan mencolok. Sama persis dengan sosok hitam di sampingnya, seakan-akan mereka adalah kembar yang hanya berbeda diwarna.

DAR DAR DAR!

Kilatan petir menghancurkan daratan yang berisikan puluhan ribu anak panah dan pedang, tanah kosong dibanjiri oleh merah darah yang segar. Mereka yang berputus asa hanya bisa berteriak menyedihkan, ekspresi mereka mengungkapkan semuanya ketika melihat abu-abu berterbangan ke udara dari tubuh mereka yang hancur.

Entah sampai kapan ini akan berakhir, keadaan dunia benar-benar jauh dari kata mengerikan, mungkin, mendekati kehancuran.

"Apakah menurutmu, dia akan datang?"

Suara halus keluar dari oleh sosok wanita bergaun ungu dengan rambut hitamnya yang panjang, penampilannya begitu luar biasa cantik. Matanya begitu memikat, bibir merah jambu begitu menggoda. Dari tatapan wanita itu sepertinya adalah tipe wanita yang cuek, tapi dibalik itu, mungkin ini pertama kalinya bagi kita melihat wanita sekelas bidadari dari surga.

"Aku percaya, dia akan datang."

Wanita bergaun biru panjang di sampingnya menjawab. Rambut perak panjang dengan aksesoris indah yang menghiasi adalah salah satu pesonanya. Pakaiannya seperti Tuan Putri tapi penampilannya lebih baik dari Dewi. Jika mereka tidak dalam situasi seperti ini, mungkin mereka akan mengatakan, 'dia, seorang bidadari!

"Tapi sekarang, lawannya adalah sang dewa?"

Wanita bergaun kuning pucat dengan rambut panjang kekuningan ikut menyuarakan pikirannya. Kecantikannya bisa dibilang setara dengan mereka berdua. Pakaiannya indah, aksesoris yang dikenakan dirambut dan digaunnya menyempurnakan itu semua.

"Meskipun lawannya adalah dewa, tapi hanya dialah satu-satunya orang yang bisa melawan takdir sang dewa."

Wanita bergaun putih dengan rambut hitam panjang berdiri di samping mereka bertiga, dia ikut bersuara. Kecantikannya lagi-lagi sebanding dengan mereka, pinggangnya yang ramping dengan kulit seputih salju adalah suatu hal yang tidak bisa dilewatkan, meskipun dia tidak terlalu mempedulikan itu, tapi jika mereka tidak dalam situasi seperti ini mereka pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan perhatiannya.

Tatapan mereka semua di daratan terfokus kesatu titik, dimana sosok putih dengan kedua sayap berwarna hitam dipunggungnya dan sosok hitam dengan kedua sayap berwarna putih melayang di udara tepat di atas lautan. Lautan langit gelap dihiasi petir ungu yang terus menyambar keberbagai arah tanpa tahu tujuan. Di daratan angin tornado setinggi langit mengamuk hebat. Meteorit jatuh dan menghantam kejam permukaan, puing-puing batu yang berterbangan di udara seperti pecahan dari dunia yang runtuh.

"Haha! Dunia ini sudah berakhir! Sekarang, giliran kalian untuk dimusnahkan!"

TAP TAP TAP!

Saat sosok hitam berteriak keras di udara tiba-tiba suara langkah kaki terdengar. Gerakannya pelan, tapi peliknya, suaranya terdengar keras. Berjalan melewati krumunan manusia yang saat ini langsung meliriknya terkejut, kegelapan diwajah mereka yang berputus asa seketika memiliki sedikit cahaya.

Sosok itu berjalan melawan badai yang menghembus kuat padanya membuat jubah hitam panjangnya berkibar drastis. Pada saat itu, terlihat pakaian mewah berwarna biru yang dia kenakan di dalam jubah, dan tangan kanannya disimpan di dalam saku celana tapi lengan kirinya tetap mempertahankan topi melingkar yang menutupi wajahnya. Langkah kakinya yang pelan terus menciptakan jejak es dari sebelah kanan dan kegelapan ungu di sebelah kirinya. Kedua aura itu menyebar luas.

"Itu dia..."

Suara lembut dan terkejut datang dari wanita bergaun ungu saat mata cantiknya menangkap kedatangan sosok berjubah hitam.

"Liaozun?"

Wanita bergaun biru tidak bisa menyembunyikan ekspresinya. Suara lemah lembut yang membuat kemerahan samar dipipinya menghasilkan pesona tiada tanding.

"Akhirnya, dia tiba juga,"

Wanita bergaun putih ikut menyambut kedatangannya.

"Kami semua menunggumu sedari tadi," ucap wanita bergaun kuning.

Pria berjubah hitam hanya berjalan tanpa melirik keempat wanita yang memandanginya sedari tadi, dia seperti tidak tertarik. Terlalu dingin bagi sikap yang ditampilkan olehnya mengingat mereka semua memiliki kualitas surga.

"Dewa Yin dan Dewa Yang, ya?"

Setelah beberapa saat, suara keras yang menggema kesuluruh langit terdengar. Saat itu juga, dua sosok di atas yang merasa terpanggil segera menurunkan kepalanya bersamaan. Melihat sekeliling kelompok semut di bawah dengan tatapan yang merendahkan sebelum di gantikan dengan kerutan pada alisnya ketika dia menangkap sosok berjubah hitam yang jauh dari kerumunan itu.

Mengerutkan alis pada waktu yang lama sebelum mereka perlahan membuka mulutnya.

"Kamu... San Lin Feng, ya? Putra dari San Deli, orang yang telah mengalahkan semua bawahan kami?" ucap sosok putih dan hitam di udara secara bergantian, sebelum bersamaan dikalimat terakhir.

"San Lin Feng?"

Sosok berjubah hitam seketika menghentikan langkahnya, kemarahan samar-samar terlihat diwajahnya saat giginya mengeluarkan suara retakan. Pada saat itu langit-langit diwarnai dengan kegelapan ungu, aura kematian dan pembunuhan yang kuat tapi memiliki sedikit aura dingin yang terkandung. Itu menjadi lebih mencekam dan menakutkan.

Aura kuat yang lepas landas itu membuat semua yang menyaksikan menjadi lebih ketakutan, kepucatan tidak dapat disembunyikan bahkan dunia pun menjadi bisu. Sebelum suara yang acuh tak acuh dan menggema keseluruh langit merobek itu semua.

"Siapa dia? Kenapa harus dia? Apa urusannya? Orang itu, sudah sirna sejak lama. Kalian begitu tidak sopan berbicara denganku di sana dan memandangiku yang di bawah."

Sosok berjubah hitam menaikan kepalanya dengan dingin, cahaya ungu tiba-tiba muncul dimata kirinya. Menciptakan suara bising saat aktif setelah sosok berjubah berteriak dengan acuh tak acuh.

"Turunlah!"

SRING!

Seketika Dewa Yin dan Dewa Yang terjatuh dengan cepat di ketinggian seribu kaki, dalam sekejap itu sudah menghantam kejam kepermukaan laut seperti dua meteorit.

BURRR!

Air laut bergejolak hebat pada saat ini, ombak mengamuk tidak terkendali. Kemarahan laut seperti letusan gunung merapi.

Ekspresi semua orang saat itu dibuat tercengang, dua Dewa di atas yang mereka tahu kekuatannya dapat menghancurkan dunia di jatuhkan hanya dengan satu kata. Mereka yang melihat ini tentu sangat sulit untuk mempercayai, tapi mereka juga tahu jika ini adalah bukti.

Air laut yang dicampur dengan angin kuat mampu membuat mereka mengeluarkan energi dari tubuh, beberapa darinya tidak kuat dan harus terbawa oleh arus angin.

Berbeda dengan sosok berjubah hitam yang hanya diam membiarkan badai yang mengandung efek ganda itu mengguyur tubuhnya, jubahnya berkibar drastis pada saat ini. Tudung hitam yang menutupi wajahnya dibiarkan dan akhirnya terbawa arus.

Pertama yang terlihat adalah anting berbentuk persegi panjang berwarna merah dikuping kirinya, anting itu seperti terbuat dari kertas tapi memiliki beberapa coretan dan simbol hitam yang tertempel. Rambut hitam panjangnya di kuncir dan memiliki helaian putih di depan sebalah kanan. Pupil mata kirinya berwarna ungu dengan pola hitam yang rumit, didahinya terdapat simbol hitam kecil menyerupai bintang.

Penampilan dari sosok berjubah itu adalah pria muda, dia sangat tampan dan keren. Ditambah bulu mata gelapnya yang panjang, sudah tidak bisa dinilai lagi bagaimana kualitas pemuda ini. Jika angka tertinggi sepuluh untuk dijadikan patokan mereka pasti kecewa, jika berbanding seribu, mereka akan memilihnya yang tertinggi. Tapi tatapannya seolah-olah memperjelas kepribadiannya yang dingin.

KRAK!

Tiba-tiba dari balik letusan air dua serangan muncul dan melesat cepat. kekuatan yang terkadung begitu kuat, sampai-sampai jejaknya membuat dimensi ruang mengalami retakan.

Segera, pemuda berjubah hitam mengeluarkan lengan kanannya di dalam saku celana lalu menarik pedang di sarungnya yang ada di belakang punggung di dalam jubah. Pada saat itu, pedang yang sesekali mengandung kilatan petir putih di putar gesit olehnya, berhenti dan menangkis kedua serangan itu dengan pegangan pedang yang sudah berbeda dari sebelumnya.

TANG!

Kedua serangan yang begitu kuat dengan cepat terbelah saat kontak, sedangkan sisanya terlempar kebelakang dan meledak intens di udara. Gelombang energi melingkar yang tercipta menghancurkan puing-puing batu sampai ratusan kilometer, membelah gunung bahkan tornado. Efeknya membuat badai pasir ikut berpartisipasi dalam kekacauan begitu juga dengan permukaan tanah yang mengalami gempa bumi.

Dengan perlahan, pemuda berjubah hitam menurunkan lengannya sambil berkata, "Memang tidak ada yang bisa diharapkan dari Dewa Yin dan Dewa Yang. Kekuatannya begitu lemah, tapi diutus untuk menjaga dunia. Apakah semua Dewa itu sebodoh ini?

Dewa Yin dan Dewa Yang akhirnya terlihat di laut, dia berdiri di atas air dengan tatapan yang lebih gelap. Penghinaan seperti itu pada dirinya yang salah satu seorang Dewa membuatnya merasakan marah yang meluap-luap. Sebelum Dewa Yin, yang merupakan sosok hitam berkata, "Kamu hanyalah manusia rendahan! Tidak layak bagimu berkata seperti itu pada kami yang seorang Dewa!"

"Meskipun kekuatanmu sangat hebat! tapi itu masih belum cukup untuk melawan kami yang Dewa!" Dewa Yang, yang merupakan sosok putih ikut berteriak marah.

"Kalau begitu, buktikanlah jika kalian memang Dewa, bukan sekedar julukan," ucap pemuda berjubah dengan acuh tak acuh.

"Bajingan! Kau mencari kematian!"

Dewa Yin dan Dewa Yang segera melesat cepat menuju sosok berjubah hitam di depan, membawakan energi gelap dan putih dan memanipulasinya menjadi sebuah pedang.

Pemuda berjubah diam-diam tersenyum, mengangkat salah satu sudut bibirnya. Tangannya yang menggenggam pedang tiba-tiba memunculkan garis hitam dari telapak tangannya, mengukir simbol Bintang dipunggung telapak tangannya begitu juga dengan jari-jarinya yang terlihat seperti memakai cincin gelap. Setelah itu, garis hitam mencoret lengan kanannya keatas dengan acak, itu sampai menyelimuti kelopak matanya. Huruf V dihasilkan di bibir bawahnya, tidak lupa juga pupil bulat mata kanannya berubah menjadi bentuk bintang dengan garis biru.

"Segel Bintang!" ucap pemuda berjubah ketika ukiran segelnya hampir selesai.

Setelah beberapa saat, diam-diam kepalan tangannya di tekan lebih keras dan cahaya biru muncul itu mewarnai semua garis hitam yang terukir, tapi beberapa perubahan pada tato bintang yang ada menjadi tato api, bahkan mata bintangnya yang bergaris biru berubah menjadi tato api biru dan bulu mata panjangnya menjadi berwarna putih. Sebelum dia berkata dengan acuh tak acuh, "Mode Api!"

Bilah pedang bagian tajamnya berubah menjadi biru dengan percikan api biru yang merembet keluar, tapi bagian tumpulnya masih tetap berwarna gelap. Setelah itu tubuhnya menghilang dengan cepat seperti hantu, dalam sekejap mata sosoknya sudah terlihat beberapa puluh kilometer di depan. Dia berlari dan akhirnya mencapai pada permukaan laut.

Di atas permukaan laut, disetiap langkah kakinya menyentuh air, itu segera mengubahnya menjadi es dan dijadikannya sebuah jalan untuk berpijak.

Kecepatan mereka bertiga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, hanya bayangan tubuh yang samar-samar tertangkap. Sebelum mereka bertiga mencapai titik kontak dan bertabrakan dengan ganas.

BANG!

Gelombang tiga energi meledak saat kontak, ruang kosong mengalami retakan hebat pada saat ini. Sebelum itu robek dan pecah dan menjadi serpihan kaca. Tabrakan mereka yang sangat kuat mampu membuat langit terbelah menjadi dua, apalagi dengan laut yang menjadi titik kontak, fenomenanya begitu diluar akal sehat.

Langit-langit bergumuruh hebat seperti kemarahan dari Dewa Petir, angin tornado menjadi lebih menakutkan dan menghembuskan semua isi dunia. Mereka semua yang menyaksikan fenomena mengerikan ini hanya dari tabrakan seketika tercengang, wajah mereka dipenuhi dengan ketakutan begitu juga dengan jiwa yang hampir dibuat mati. Karna ini, adalah pertama kalinya bagi mereka melihat pertarungan langsung yang mengguncangkan dunia.