webnovel

Hidup Seperti Anjing

Petir menyambar membingkai langit malam. Angin terus bertiup dengan kencang menciptakan badai bersamaan dengan jatuhnya air mata langit. Pepohonan bergoyang seakan-akan bisa terlepas dari tanah. Malam ini badai menghantam kota kecil di bagian selatan Kekaisaran Awan Merah. Para penduduk kota bersembunyi di dalam rumah masing-masing sambil berharap badai akan berhenti. Badai kali ini terlalu besar bahkan menyebabkan bumi sedikit bergetar. Di pinggiran kota, ada sebuah aliran sungai dengan air yang terus bergejolak dengan keras. Aliran airnya kacau dan sesekali terlihat pusaran air di sana.

Seorang anak lelaki merangkak di pinggiran sungai. Baju putihnya dipenuhi warna kemerahan akibat darah yang merembes dari punggungnya. Di punggung kecil anak itu terdapat luka melintang yang merobek bajunya. Luka itu mengangah dengan mengerikan, bila diperhatikan secara seksama akan terlihat jejak putih di sana. Jelas sekali luka itu hampir memotong tulangnya. Rambut anak itu acak-acakan dengan darah yang juga mengalir dari luka di kepalanya.

"Cepat! Temukan anak itu, jangan sampai ada yang tersisa!" terdengar suara-suara dari kejauhan, suara itu agak sama karena efek badai. Anak itu merangkak panik dan bersembunyi di dalam semak-semak di pinggir sungai. Air matanya mengalir deras bersamaan air hujan, bibirnya sudah pucat kebiruan karena dinginnya udara dan darahnya yang terus terkuras. Tubuh kecilnya gemetar dan kepalanya berdenyut. Sangat menyakitkan.

Terus merangkak dengan sisa tenaganya, tak lama kemudian ada lubang di balik semak-semak. Suara langkah kaki terdengar mendekat, anak itu masuk kedalam lubang dengan panik. Dia tidak peduli lubang apa itu, dia hanya mengira kemungkinan ini hanya lubang kelinci. Lubang itu tidak besar atau kecil, namun pas untuk tubuh kecilnya masuk dengan merayap. Sesaat setelah masuk ke dalam lubang gelap itu, dia merasa tubuhnya terjatuh secara vertikal kebawah. Jatuh dan terus jatuh ke bawah menuju dasar gelap yang menelannya. Kesadarannya perlahan menghilang, jiwanya terlepas dari tubuh. Kematian menjemputnya, hanya kegelapan yang terlihat di akhir napasnya.

Tubuh tanpa jiwa itu terjatuh namun tidak terhempas hancur, tubuh itu terhempas di atas tumpukan tanaman. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tubuh anak kecil itu sepenuhnya berubah menjadi mayat yang menyedihkan. Setelah beberapa saat kemudian, cahaya bersinar redup dan memasuki tubuh kosong itu, tubuh itu sedikit bergetar. Tubuh yang sebelumnya pucat kembali mendapat warna hidupnya, namun darah masih terus merembes dari luka mengangah di punggungnya.

Mata anak itu terbuka perlahan. Setelah membuka mata, dia meringis kesakitan. Dia hanya merasakan sakit yang luar biasa. "Dimana ini? Apa yang terjadi?" gumamnya pelan. Menatap ke atas di mana ada semacam lubang, sebelah alisnya sedikit terangkat. "Bagaimana bisa aku ada di sini!" serunya kaget. "Suaraku!" suara khas anak kecil terdengar nyaring. Anak itu memegangi tenggorokannya lalu menatap tangan kecilnya yang berlumur darah serta lumpur. Sesaat kemudian dia menyadari bahwa ini bukan tubuhnya. Dia langsung merenungi apa yang terjadi saat ini.

Namanya Anan Tian, dia adalah seorang pembunuh bayaran dengan ranking SSS dimana dia merupakan buronan yang paling dicari di Bumi. Latar belakangnya tidak biasa, dia berasal dari keluarga pembunuh bayaran dimana sejak kecil sudah belajar seni membunuh. Keluarganya sangat ditakuti di dunia bawah. Organisasi keamanan memburu mereka namun tidak ada yang berhasil. Dia dijuluki Shinigami, kemampuannya di atas rata-rata. Bahkan baru-baru ini dia memecahkan rekor pembunuhan! Tapi dia tidak bisa mengingat bagaimana dia bisa berakhir seperti ini.

Menatap langit-langit yang dipenuhi batu stalaktit, dia memikirkan bagaimana untuk bertahan saat ini. Tubuhnya sangat lemah, dia dapat merasakan bahwa luka di punggungnya sangat parah. Dia mulai menebak-nebak apa yang terjadi dengan anak kecil pemilik tubuh ini. Bagaimana dia bisa mengalami penderitaan seburuk ini di usia muda. Dia bahkan menebak umur tubuh ini baru sekitar 8 tahun. Terlalu muda!

Walaupun dia sudah berlatih seni membunuh sejak usia 5 tahun, tapi itu karena keluarganya memang seperti itu. Sudah menjadi ketetapan dari leluhurnya. Sedangkan anak pemilik tubuh ini tampak seperti berasal dari keluarga kaya raya. Dia menatap lengan bajunya, kainnya terbuat dari sutra halus. Dari situ dia menduga bahwa tubuh ini pastilah milik tuan muda bangsawan yang bernasib malang.

Terbaring tanpa bergerak agak lama, dia perlahan menyesuaikan dirinya pada tubuh baru ini. Dengan menahan rasa sakit yang hebat, dia duduk dan melepas pakaiannya hingga telanjang bulat. Dia merobek bajunya dan melilitkannya guna menutup luka mengangah itu. Lutut kecilnya penuh dengan luka akibat merangkak dan pergelangan kakinya terkilir. Dia menghela napas berat. Dia melihat sekeliling dan menemui bahwa tempat itu dipenuhi tanaman. Dia berpikir sejenak dan mengandaikan bagaimana bila tidak ada tanaman disini, bukankah tubuh ini akan rusak sepenuhnya?

Membayangkan hal itu membuatnya bergidik ngeri. Walau pun tangannya sudah berlumuran darah dan sering membunuh dengan cara keji, ketika membayangkan hal itu terjadi pada tubuhnya tetap membuatnya merinding. Memang benar kata gurunya dulu, membunuh lebih baik dari pada dibunuh. Dia tidak takut mati, hanya saja rasa sakit yang harus di derita sebelum mati itu menyebalkan.

Berhenti berpikiran aneh, Anan Tian berdiri dan menelusuri tempat itu. Dia melangkah dengan menyeret kaki kirinya yang membengkak dan menahan sakit di tubuhnya. Tetap saja ini tubuh anak berumur 8 tahun, luka seperti ini terlalu berat. Hanya terdengar suara kakinya di sana, tempat itu hening dan lembab. Lumut berkembang dengan subur di dinding, sesekali tetesan air jatuh dari stalaktit yang menggantung di langit-langit. Tanpa menghiraukan rasa sakit, kaki kecilnya terus melangkah dengan harapan menemukan jalan keluar dari tempat ini.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, luka di tubuhnya mulai sembuh walaupun bekas luka besar membekas di punggungnya. Pembengkakan di kakinya juga sembuh, kini dia bisa berjalan normal. Tidak tahu hitungan waktu, dia terus menyusuri tempat itu. Bila lapar dia akan memakan tanaman ataupun binatang liar yang dia temui, bila haus dia akan menjilati genangan air dibawah stalaktit. Dimanapun dia melangkah makan tanaman apapun itu akan dimakannya sampai habis tak tersisa. Dia benar-benar hidup dengan cara menyedihkan layaknya anjing! Bersumpah pada dirinya sendiri, dia akan membalas dendam pada orang mengakibatkan hal ini. Membuat orang yang membuat pemilik tubuh ini bisa sampai di tempat sialan ini merasa bahwa kematian adalah berkah terindah.

Ingatan-ingatan samar selalu datang saat dia tertidur, ingatan itu milik anak kecil bernama Yu Lian, seorang pangeran kecil kesayangan Kaisar Yu dari Kekaisaran Awan Merah yang memiliki bakat luar biasa. Anak itu diburu karena tidak sengaja mendengar pembicaraan para pejabat istana yang berhianat, termasuk pangeran Yu Tang yang merupakan anak seorang selir kaisar. Dia mendambakan tahta dan hendak membunuh putra mahkota yang sekarang barulah kemudian memanipulasi kematian kaisar. Dia mendengar hal ini bersama para pelayan dan pengawalnya yang kebetulan hendak mengunjungi Pangeran Yu Tang saat itu. Tetapi anak kecil tetaplah anak kecil, dia dengan mudah ketahuan dan pangeran Yu Tang segera merencanakan pembunuhannya. Seluruh pelayan dan pengawalnya dibantai dengan kejam, untungnya dia masih bisa melarikan diri malam itu.

Anan Tian berjalan sambil mengunyah tanaman herbal, dia tidak tahu tanaman apa yang diamakannya. Bahkan jika itu racun dia tetap tidak peduli, dia tidak mengetahui bahwa tanaman yang selalu dimakannya secara asal itu adalah tanaman roh yang langkah. Di antaranya juga ada racun darah yang sangat mematikan. Racun jenis itu sangat jarang ditemui, bahkan dalam rasio 1:100 juta belum tentu bisa menemukan racun ini. Racun darah memiliki warna merah darah dan mengandung zat racun yang pekat, bila memasuki darah manusia akan mengakibatkan perubahan pada darah dan menyebabkan kematian yang sulit dideteksi. Bila dimakan saat terluka parah seperti keadaan Anan Tian saat ini akan menambah efeknya ratusan kali lipat. Seperti kata-kata yang pernah di dengarnya dulu, racun bukan hanya untuk membunuh namun bisa juga dijadikan obat tergantung pemegangnya. Kini tubuh Anan Tian kebal terhadap racun apapun dan darahnya sendiri merupakan racun mematikan yang tidak memiliki penawar, hal itu dikarenakan tubuhnya merupakan tipe khusus yang bisa memakan apapun dan menyerap kekuatannya. Tentu saja Anan Tian belum menyadari hal itu, dia masih memakan sembarangan tanaman dan diantaranya sangat beracun hingga membuat racun dalam tubuhnya semakin pekat.

Lelah berjalan, dia berbaring di lantai dan memejamkan mata, tanaman roh masih ada di mulutnya saat dia tertidur tanpa sadar. Entah berapa lama ia tertidur, dia mendengar langkah kaki dari kejauhan. Matanya terbuka perlahan, dia langsung bangkit menuju sumber langkah kaki itu. Dia yakin kali ini dia pasti bisa keluar dari tempat aneh ini.