webnovel

1.10

BAB 10 (Kedatangan Lucy Yang Mengejutkan )

Peter mengantar Jolly pulang ke rumahnya. yang pada awalnya niat Peter ingin mengajak Jolly untuk pergi membeli kebutuhan Jolly.

Namun rencananya kini telah gagal, Karna sebuah berita di televisi yang membuat Peter tidak jadi membeli kebutuhan untuk Jolly .

"aku pulang dulu, segera tidur lebih awal Karna besok adalah hari Senin" ucap Peter seraya tangannya mengelus kepala Jolly.

Jolly mengangguk, " ya, kamu juga harus hati-hati di saat berkendara " jawab Jolly .

"ok. jangan terlalu berpikir tentang Lucy, ingat kesehatanmu" ucap Peter.

Jolly mengangguk..

Peter berbalik badan menuju mobilnya, ia kemudian berlalu meninggalkan halaman rumah Jolly.

Jolly masih berdiri memastikan kekasihnya yang melaju hingga tak terlihat oleh pandangan. Setelah memastikan kekasihnya pergi , barulah Jolly beranjak dari tempat ia berdiri.

Jolly kemudian berjalan memasuki rumahnya .

di dalam rumah, Jolly menuju ke arah dapur dan mengambil segelas air, lalu ia meneguknya hingga tandas.

"oh... kepalaku serasa mau pecah" guman Jolly, dengan tangan yang memijit dahinya.

Jolly melangkah menaiki anak tangga yang menuju ke kamarnya.

" ahhhh .. apa yang terjadi?" Jolly mendengus dengan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, ketika ia tiba di kamarnya.

Jolly menatap nalar ke arah langit-langit, dengan bayangan Lucy yang terus terlintas di benaknya.

ia merogoh sakunya dan mengambil ponsel di dalamnya. kemudian ia langsung menekan nomor Lucy,

(nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi) suara operator

Jolly melempar ponselnya asal di atas kasur .

"lebih baik aku mandi saja, setelah itu aku akan mencoba untuk tidur" guman Jolly yang beranjak dari tidurnya lalu menuju ke kamar mandi .

sesampainya di dalam kamar mandi, Jolly menuju westafel. ia kemudian mengambil sikat gigi dan mulai fokus mengikat giginya.

tiba-tiba dari pantulan kaca wastafel di hadapannya , muncul sosok perempuan tanpa busana dengan tubuh yang putih dengan rambut terurai,seraya menyeringai di sertai darah yang keluar dari mulutnya.

"owhhh shiitt !!! " kaget Jolly

praannnggggg !!!!!. Ting,,Ting ( bunyi pecahan kaca )

Jolly yang kaget, refleks melempar gelas air yang ia gunakan untuk kumur ke arah kaca wastafel. membuat kaca tersebut hancur menjadi beberapa potongan.

Jolly menoleh ke belakang untuk dapat memastikan, namun tidak ada apa-apa yang dia lihat .

"aahhh...kenapa?, apa yang sebenarnya terjadi?" guman Jolly terduduk di lantai kamar mandi.

Ting....dong ... ( bunyi bell)

Jolly terperanjak dari lamunan, sekita ia pun bangkit dan langsung berlari ke arah pintu.

dengan cepat, Jolly Manarik knop pintu.

(kosong)

tidak ada siapa-siapa di depan pintu.

" haa!!!, orang-orang ini, memang tidak punya kerjaan, padahal malam ini bukan malam holloween" gerutu Jolly kemudian menutup pintunya kembali.

lalu ia menuju ke kamarnya kembali, sesampai di kamar. Jolly memutuskan untuk tidur dan megurungkan niatnya untuk mandi .

setalah merebahkan tubuhnya, akhirnya Jolly terlelap.

Ting... Dong...( bunyi bell)

Ting... Dong...(bunyi bell )

Jolly membuka mata berlahan, ia melirik jam weker di samping tempat tidurnya.

" jam 2.12?. tamu siapa yang tidak tahu diri bertamu jam begini?" guman Jolly, dengan separuh ruh yang belum kembali, Jolly memaksakan dirinya untuk beranjak.

Ting... Dong.. ( bunyi bell)

"iya Tunggu!! " teriak Jolly seraya berlari ke arah pintu.

Jolly dengan cepat membuka pintu di ruang tamu.

DEGH... jantung Jolly seketika berhenti ketika ia membuka pintu.

Spontan, Jolly menutup mulutnya dengan ke dua telapak tangannya. Karna ia begitu terkejut melihat sekujur tubuh Lucy berlumuran darah.

" oh Lucy!!, apa yang terjadi padamu?" tanya Jolly seraya memegang pundak Lucy dengan tatapan ngeri melihat keadaan Lucy yang berdiri di depan pintu, dengan tubuhnya yang berlumuran darah.

Lucy menatap kosong " aku lapar " ucap Lucy yang berdiri di depan pintu.

"ayo masuk dulu, nanti aku akan membuatkan makanan untukmu" ajak Jolly dengan menutun Lucy ke dalam Rumah.

sesampainya di dalam rumah, Jolly menuju ke arah dapur. kemudian Jolly menuju ke arah kulkas, setelah di depan kulkas, Jolly membuka pintu kulkas yang ada di hadapanya.

tiba-tiba dari arah belakang Jolly , Lucy langsung berlari ke arah kulkas dan mendorong tubuh Jolly dengan keras.

Brruuukkkk!!!! ( bandan Jolly terhantam bufet yang berada dekat dengan kulkas)

" Ahhkkk....Lucy!! ,apa yang kau lakukan ?" teriak Jolly ketika tubunya terbentur oleh lemari yang berada di dekat kulkas.

Lucy tak menghiraukan, dengan tergesa-gesa Lucy melahap semua isi yang berada di dalam kulkas tersebut.

Jolly yang melihat hal tersebut merasa mual dan ngeri, Karna di dalam kulkas tersebut. masih ada sisa ayam dan daging yang ia simpan dari beberapa hari yang lalu .

Lucy terlihat memakan makan dengan rakus, Jolly yang melihat hal tersebut ,mencoba menghampiri Jolly yang tengah makan dengan tubuh yang gemetar.

"Lucy!!, itu masih mentah. biarkan aku memasaknya terlebih dahulu untuk kau makan" ucap pelan Jolly dengan hati-hati meraih apa yang ada di tangan Lucy.

seketika Lucy langsung mencengkram leher Jolly , " eereehhhh.. haarrgghh" hanya geraman yang keluar dari mulut Lucy .

Jolly terbatuk " uhuk.... Lucy!!, hent-iikaan" ucap Jolly terbata

Lucy melepaskan cengkeramannya pada leher Jolly.

"uhuk..uhuk.." batuk Jolly seraya memegang lehernya yang terasa sakit .

kini Jolly menatap Lucy dengan ngeri dengan perasaan takut.

Lucy seketika menatap Jolly dengan tajam " aku masih lapar " ucap Lucy datar

dengan cepat Lucy mendekatkan mulutnya ke leher Jolly. dengan seketika, taring runcing seperti gigi hiu tumbuh dari mulut Lucy yang terbuka lebar seperti ikan hiu yang hendak menerkam mangsanya.

"Aaaaaaaa!!!!" teriak Jolly, saat gigi Lucy mengenai kulit leher Jolly yang kini telah mengeluarkan darah dari lehernya.

tiba-tiba Lucy menghentikan aksinya. dan seketika giginya berubah menjadi normal kembali ," aku menyayangimu Jolly" ucap Lucy di telinga Jolly saat ia menghentikan serangannya kepada Jolly .

Jolly melirik ke arah Lucy dengan ketakutan. kini Jolly hanya bisa terdiam dengan jantung yang berdetak lebih kencang di sertai nafas yang tersengal .

huft...hutf ( suara nafas Jolly terdengar kasar )

Lucy beranjak mundur ke belakang menjauhi tubuh Jolly.

Tiba-tiba Lucy memuntahkan isi perutnya, berupa darah dan sayatan daging dan ada juga berupa usus yang keluar dari mulutnya.

"Aaaaa...oh!!!! shiiiitttt!!!" teriak Jolly panik ketika melihat hal tersebut.

Lucy menatap Jolly dengan tatapan sendu, kemudian ia menyeringai menatap Jolly yang ketakutan.

" kau takut Jolly?. maafkan aku jika membuatmu takut" ucap Lucy seraya menghampiri Jolly kemudian mengelus pipi Jolly dengan lembut " aku akan pergi !!" ucap Lucy, sekita beranjak dari rumah Jolly.

Jolly terdiam, dengan nafas yang terdengar berkejaran. seraya terduduk di lantai. Dengan bekas muntah yang Lucy tinggalkan, ia tak bergeming dari duduknya. hanya terdengar nafas Jolly dengan Raut wajah ketakutan .

Jolly berdiri dengan gemetar merasakan persendiannya seperti longgor , Jolly memaksakan dirinya untuk beranjak dan mengambil kain pel.

setelah itu, Jolly mulai membersihkan bekas muntahan dari Lucy dengan tangan yang gemeteran.

"ini hanya mimpi kan?. ini hanya halusinasi kan?." guman Jolly dengan suara terdengar gemetar.

" yah!!, akan aku bersihkan, jika aku terbangun. Semua ini hanyalah mimpi seperti biasa" Jolly berusaha meguatkan dirinya.

setelah membersihkan semuanya, Jolly menuju ke arah kamarnya. setelah di dalam kamar, Jolly pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

di bawah shower, Jolly tak bergeming kekita ia mengingat kejadian yang ia alami.

hingga akhirnya Jolly beranjak dari kamar mandi dan menuju ke lemari pakaiannya.

ia mengambil baju piyama nya dan memakainya. setelah itu, ia pergi ke arah meja rias untuk menyisir rambutnya.

ketika melihat cermin, ia baru menyadari ada luka pada lehernya. Jolly kemudian mengambil obat berupa salep di laci meja riasnya, kemudian ia mengosokkannya di bagian luka tersebut.

setelah itu Jolly menuju ke tempat tidur , lalu merebahkan tubuhnya.

kini tatapan Jolly kosong menatap langit-langit yang berada pada kamarnya dengan pikiran Rancu akan kejadian yang ia alami.

" sepertinya aku sudah mulai gila, karena terlalu banyak berhalusinasi" guman Jolly dengan pupil mata yang kosong menatap ke arah langit-langit pada kamarnya.