webnovel

Taman Hiburan

akhirnya jam kerja Dhyan hari ini telah selesai tepat pukul tiga sore. di hari minggu seperti ini dia akan masuk dari jam 08:00-15:00, dan jika di waktu hari sekolah dia akan masuk dari jam 15:00-21:00.

sebenarnya jam tutup cafe adalah jam 10 malam tapi Radit yang mengerti keadaan Dhyan yang masih bersekolah membiarkan Dhyan pulang pukul 9, semula Dhyan menolak kebaikan Radit karena dia merasa tidak enak dengan teman kerjanya yang lain, namun karna bosnya yang masih ngotot itu terpaksa membuatnya menerima pengaturan dari bosnya.

saat Dhyan dan Azra ingin melangkah keluar dari kafe, Radit dari arah belakang memanggil mereka.

"Kalian udah mau pulang? hari ini kalian nggak ada acara kan?" tanya Radit.

"Nggak ada kok Dit, kita udah mau pulang ke rumah aja!" jawab Azra.

"Bagus, jadi berhubung kalian nggak ada acara bagaimana kalau aku ajak kalian jalan-jalan!"

"Benarkah? kamu mau ngajakin kita kemana emang?" tanya Azra antusias.

"Ketaman hiburan aku udah pesen tiketnya!" sambil mengeluarkan tiket dari dalam sakunya.

"Maaf pak Radit kami nggak bisa pergi!" ucap Dhyan mendadak. Tentu saja Dhyan tidak bisa berada di dekat Radit lebih lama, apa lagi Azra sepertinya mendukung Radit yang tengah mendekatinya.

"Ya kenapa Dhyan kok kamu nggak bisa? kita kan kebetulan nggak lagi ada acra apa pun hari ini. Lagian kamu sendiri kan yang selalu berusaha ngajakin aku untuk keluar?" ucap Azra merajuk.

"Pokoknya tidak bisa, aku lagi nggak enak badan!"

"Yaudah kalau kamu nggak bisa, pada hal baru kali ini aku pengen pergi ke tempat seperti itu!" ucap Azra dengan pasra sambil memperlihatkan wajahnya yang sangat kecewa.

Dhyan yang tidak tega melihat sahabatnya bersedih akhirnya mengalah.

"Baiklah kita pergi, tapi ingat kita nggak bisa lama-lama!"

wajah Azra berubah cerah dan memeluk sahabatnya itu dia memberikan kecupan di pipi Dhyan, membuat Dhyan berjalan terlebih dahulu ke arah parkiran.

di belakang Dhyan, Radit memberikan jempol kanannya kepada Azra dan Azra membalasnya dengan memberikan jempol kirinya sambil berucap bersamaan.

"BERHASIL."

sesaat ketika Dhyan meninggalkan Azra dan Radit berdua mereka telah menyusun rencana untuk mengajak Dhyan keluar, dan rencananya berhasil dengan sempurna.

sesampainya di taman hiburan mereka bertiga keluar dari dalam mobil dan mulai berjalan kebagian dalam, Dhyan yang berjalan di depan tidak menyadari rencana licik yang telah Azra atur dengan Radit. Azra mengedipkan sebelah matanya memberikan tanda kepada Radit bahwa ia akan pergi bermain sendiri, sementara Radit mengikuti Dhyan dari belakang.

setelah beberapa detik berjalan Dhyan melihat sebuah komedi putar di depannya dan dengan cepat meraih tangan orang yang berada di belakangnya.

"Azra itu sepertinya mena..." perkataan Dhyan terhenti ketika dia sedang menoleh yang di dapatinya hanyalah Radit, dan sekarang dia menggenggam tangan bosnya itu dengan erat.

Wajahnya kini kembali memerah, dia berusaha melepaskan genggaman tangannya namun Radit memegangnya lebih erat. Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal Radit berucap " tadi Azra pamit ke kamar kecil, katanya dia akan segera menyusul kita.!"

"Sepertinya kamu mau menaiki itu? ayo kita kesana!". Radit membawa Dhyan ke arah komedi putar yang sempat Dhyan tunjuk sambil menggenggam tangannya. tidak memberikan Dhyan kesempatan untuk menolak ajakannya.

ditempat lain Azra mencari tempat untuk beristirahat, dia tidak terbiasa dengan suasana yang begitu ramai seperti ini. Dia akhirnya mendapati sebuah bangku kosong yang berada di bawah sebuah pohon yang agak besar, disitu juga tidak terlalu ramai karena berada di pinggir bagian taman hiburan.

Azra mengeluarkan headset dari dalam tasnya dan memakainya di telinga, dia mulai mendengarkan lagu. Lagu itu merupakan milik dari para pangeran, semenjak kejadian buruk yang menimpa mereka Azra merasa sangat bersalah. Azra selalu memikirkan keberanian para pangeran menolongnya sampai akhirnya tanpa sadar dia mendengarkan lagu mereka.

Awalnya Azra tidak tertarik namun lama-kelamaan lagunya mulai menarik di telinga Azra, dan pada akhirnya tanpa sadar Azra mengumpulkan semua album yang dimiliki oleh para pangeran dan mendengarkannya di saat ada waktu luang.