webnovel

Sang Beruang Kutub

Punya kekuatan? pergi ke dunia penuh dengan akhir? atau reinkarnasi ke dunia lain dan jadi pahlawan? rasanya pemikiran seperti sangat berbeda saat aku menyadari kalau sekarang tubuhku jadi setinggi lebih dari 2 meter dan memiliki bulu putih yang sangat lebat di seluruh tubuhku.

Rui_Costa · Fantasy
Not enough ratings
1 Chs

Dunia Para Hewan

*Huuhhh.. *Huuhhh..

Rasanya agak aneh. Gelap, udaranya terasa lembab.

Sebuah gang kecil? kenapa aku bisa ada disini?

Jorok, banyak genangan air, bahkan ada tempat sampah disini. Tapi.. rasanya agak janggal, tempat sejorok ini kenapa tidak ada tikus?

Aku yang merasa kalau sedang duduk pun mencoba bangkit untuk berdiri, tapi aku terkejut saat melihat tangan yang ku gerakan ini tidak kukenali sama sekali.

Tangan yang besar dan juga sebuah cakar di selimuti bulu putih di seluruh kedua tangan ku. Saat aku mencoba untuk berbicara dan membuka mulut ku, aku merasa terasa mulut ku agak berat.

Perlahan tangan besar itu bergerak dan meraba wajah ku.

Mustahil.. sebuah moncong? dan.. dan kenapa telinga ku kecil sekali..

Aku pun berusaha untuk berdiri dan tanah yang ada di bawah terlihat lebih jauh dari biasanya.

Aku pun bergegas keluar dari gang itu menuju cahaya yang ada di depan ku.

Syukurlah, aku mendengar suara orang banyak. Aku terus berlari untuk berusaha keluar dari gang itu. Tapi, saat aku berhasil keluar, aku malah terkejut dengan apa yang kulihat di luar sini.

Semuanya.. semuanya bukan manusia, mereka semua hewan.

Benar, tidak salah lagi. Domba, kambing, serigala, gajah. Mereka semua yang seharusnya berdiri dengan 4 kaki malah berdiri dengan 2 kaki, bahkan sampai memakai baju dan perhiasan lainnya.

Perlahan aku pun menoleh ke arah kaca yang ada di toko sebelah kiri ku. Aku pun terbelalak melihat sosok bayangan yang terpantul di kaca itu.

Masih tidak percaya, aku pun menggerakkan tangan ku dan menyentuh wajah ku.

Mustahil.. ini benar-benar mustahil.. ini.. ini.. AKU SEEKOR BERUANG KUTUB???

"Hei!!! kau.." Aku mendengar suara perempuan dari sebelah ku dan dia memukul lengan ku dengan tas kecil yang dia bawa di tangannya.

Aku pun menoleh dan melihat seekor domba dengan pakaian lengkap termasuk rok pendek dan baju yang bagus.

"Kau tidak malu apa? berjalan di sekitar sini tanpa mengenakan pakaian. Kau mau pamer kejantanan atau apa?" kata domba itu. Aku pun terbelalak saat menyadari kalau semua orang yang ada di sekitar ku terus memperhatikan ku.

Aku yang merasa semakin bingung pun mendorong domba itu dan berlari pergi dari kerumunan itu.

Aku terus berlari dan berlari mencari sesuatu, ya.. sesuatu seperti manusia. Tapi tidak ada satu pun manusia yang ku temui.

Berita, papan reklame, bahkan petugas lalu lintas semuanya hewan.

Ini benar-benar gila. Kau tidak tahan dan tidak tau harus bagaimana.

Saat ku lihat di depan sana ada sebuah gang sempit yang di apit oleh dua toko besar, aku pun langsung berlari masuk ke dalam sana.

Aku terus berlari sampai di ujung gang dan mencoba duduk bersandar di dinding.

Aku menekuk kedua kaki ku dan mencengkram nya dengan kuat sampai cakar yang ada di tangan ku ini menusuknya sampai darah segar mengotori bulu putih ku.

Saat ku mencoba untuk mengingat-ingat sesuatu, akhirnya aku ingat.

Aku ingat terakhir kali kalau aku ini seorang agen kepolisian yang sedang menangani kasus bersama seorang detektif terhebat. Tapi karna aku dan teman ku sedikit ceroboh, gudang yang kami masuki pun meledak dan aku tiba-tiba tersadar sudah ada di dunia ini.

Apa ini.. ini sangat tidak masuk akal. Maksud ku, aku pernah dengar soal reinkarnasi, tapi aku tidak pernah dengan kalau akan bangkit di dunia yang berbeda.

Terasa begitu menyedihkan dan sakit kalau terus di pikirkan. Aku tidak tau harus apa, dan ini sebenarnya tempat. Air mata mulai mengalir dan meresap ke dalam bulu yang ada di wajahku.

*Bruk..

Aku mendengar ada sesuatu yang jatuh di hadapan ku. Aku pun mengangkat wajah ku dan melihat ada seekor kelinci yang memakai seragam kaus dan celemek baru saja keluar dari pintu yang ada di sebelahku sedang membawa satu peti kayu berisi buah apel. Peti itu terjatuh dan buah-buah apel itu pun menggelinding.

Kelinci dengan bulu putih itu tampak begitu terkejut dan ketakutan melihat ke arah ku.

Tapi, rasa takut itu perlahan hilang saat melihat mata yang menatapnya itu terasa penuh dengan kesedihan.

"Hei.. kau ada masalah?" tanyanya. Terdengar dari suaranya kalau dia ini seekor kelinci betina.

Aku yang kebingungan pun kembali menunduk dan menutup wajahku.

Gadis kelinci itu pun merasa iba dan menyentuh lengan besar ku.

"Hei.. kalau ada masalah, kau bisa ceritakan padaku" katanya lembut.

"Kau tidak akan paham, jadi tidak perlu repot-repot untuk bersikap simpatik padaku" kataku pelan dengan suara gemetar.

"Aku tidak akan paham kalau kau tidak menceritakannya" kata gadis itu lagi dan kurasakan kalau dia sekarang benar-benar ada di hadapanku.

Aku pun kembali mengangkat wajahku dan menatapnya lalu dia pun tersenyum.

Entah kenapa rasanya jadi sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

"Kalau kau memang tidak mau atau belum mau cerita, tidak masalah. Aku akan menunggu dan menemanimu. Jadi jangan sedih lagi" katanya membelai wajah dan moncong ku.

"Maaf.." Kataku pelan merasa tidak enak. Tapi dia masih tersenyum dan menggeleng disana.

"Tidak apa-apa.. sekarang tenang kan lah dirimu" katanya lagi masih terus mengusap wajahku.

Aku pun menghela napas ku agar aku menjadi lebih tenang. Gadis kelinci mungil itu pun tersenyum saat melihatku merasa tenang.

"Aku.. sepertinya bukan berasal dari dunia ini" kataku pelan. Kulihat dia terlihat sedikit bingung dengan ucapan ku tapi raut wajahnya kembali terlihat datar.

"Kau.. pasti tidak percaya kan?" kata ku pelan. Tanga mungilnya itu pun menegang tangan ku lalu dia menggeleng.

"Tidak.. itu tidak benar. Meski sulit di percaya, tapi aku rasa kau tidak berbohong" katanya duduk di sebelah ku dan menekuk kedua kakinya.

"Kau pasti tidak mengetahui apapun di dunia ini kan? kau bisa bertanya apapun yang kau mau dan aku akan jawab sebisa ku" katanya tersenyum.

Benar juga, dari pada terus murung. Lebih baik aku mencari tau sesuatu soal dunia ini.

"Di dunia ini.. ada berapa negara?" tanyaku pelan dan dia tampak bingung dengan ucapan ku.

"Negara? apa itu? kalau yang kau maksud tempat tinggal mungkin.. itu Zona" kata gadis itu.

"Zona?" tanyaku heran.

"Yup, di dunia ini terbagi 5 Zona dengan 4 musim berbeda. Sementara zona yang kita injak sekarang ini Zona netral, jadi semua hewan dengan habitat yang berbeda bisa bertemu" katanya menjelaskan.

"Lalu.. apa di sini ada.. semacam pemimpin? di dunia asal ku di setiap negaranya punya pemimpin yang berbeda, ada yang masih kerajaan dan di pimpin dengan orang yang di sebut raja. Sementara tempat yang aku tinggali di pimpin oleh seseorang yang di sebut presiden" kataku menjelaskan.

"Aah.. itu, pemimpin yang ada di dunia ini juga di sebut Presiden. Taiga Lion, dia itu seekor singa yang terlihat begitu gagah dan juga tegas" kata gadis itu menjelaskan.

Jadi begitu.. tempat ini yang berbeda hanya makhluk hidupnya saja. Tapi tunggu..

"Apa.. kalau tau makhluk yang di sebut manusia?" tanyaku lagi.

"Tidak, aku tidak pernah mendengarnya. Hewan jenis apa itu?" tanya gadis itu heran.

Sesuai dugaan, ternyata di dunia ini benar-benar tidak ada manusia.

Dan.. gadis mungil kelinci yang duduk di sebelah ku sebenarnya ku lihat dari tadi matanya beberapa kali melihat ke seluruh tubuhku yang hanya tertutupi bulu-bulu tebal.

Dan terlihat jelas kalau wajahnya tersipu, apa yang sebenarnya ada di dalam pikirannya.

"Besar.." katanya tiba-tiba.

"Maaf?" tanyaku kurang mendengarnya. Dia pun tersentak kaget lalu menggeleng dan kembali tersenyum.

"Tidak.. tidak ada hehehe maaf yah" katanya tersenyum.

Tapi wajahnya benar-benar langsung kembali tersipu dan napasnya terlihat begitu berat.

"Hei.. apa kau tidak apa-apa?" tanyaku cemas.

Dia pun langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu dimana dia keluar lalu memberikan celemek yang dia pakai ke arahku.

"Tunggu disini, aku sedang bekerja. Setelah jam kerja ku selesai, kau bisa ikut dengan ku ke tempat tinggal ku" Katanya langsung kembali menutup pintu.

Rasanya aneh, tapi kurasa akhirnya aku tidak buntu. Mau tidak mau aku harus bertahan hidup di dunia ini. Dan.. aku harus menjadi seekor beruang kutub.

Lebih baik aku istirahat sambil menunggu gadis itu.