15. Untuk Bersamamu

Karen membuka matanya dengan berat. Tidurnya tidak nyenyak semalam. Bagaimana caranya untuk tidur dengan tenang? Bukan hanya tubuhnya yang merasakan sakit karena terluka, ditambah selang nasogastrik yang sangat tidak nyaman. Kenangan masa lalu yang pahit kini kembali dan menghantui pikirannya.

Karen menatap lurus ke arah langit-langit kamar. Sejak dulu kamar biru ini memanglah miliknya. Kaz memakai kamar itu dan menempatkan Karen di kamar lain saat dia masih belum mengingat masa lalunya untuk berjaga-jaga, agar ingatannya tidak kembali.

Sungguh hari-hari yang pahit bagi Kaz saat Karen datang sebagai orang lain. Dan kini jauh lebih pahit melihat gadis itu kehilangan semangat karena traumanya.

Oh, Kaz. Karen mencoba bangkit duduk perlahan untuk mencari Kaz, tapi ternyata tubuhnya terlalu lemah. Dia mengurung niatnya dan kembali berbaring.

Tiba-tiba pintu kamar Karen terbuka, dan seorang berkostum badut monyet masuk dari sana.

"Kaz?" Panggil Karen.