1 Eps 1

DI pagi yang cerah, seperti biasa Ziva akan pergi sekolah bersama dengan Samuel. Itu rutinitas mereka setiap hari. Tapi , seperti biasa Ziva 'ngebo', karena Ziva 'ngebo' nya kelamaan, akhirnya Samuel pun mendobrak pintu kamarnya. Dan dia memukul guling ke ke muka Ziva, dan akhirnya Ziva terbangun dengan raut muka kesal.

"Lu ngape si timpuk gw pake guling" .

Ray: " Ucap Ziva Kesal

" Daripada ama besi mati lu" sahut Samuel.

" Lah iya ya." Ziva pun menyengir

" Yaudah cepet² sono! Pagi² bukannya nyium tangan orang tua malah nyium guling" Ucap Samuel bernada emosi.

•••

Bel berbunyi menunjukan waktu untuk istirahat. Saat hendak keluar kelas, Samuel bertemu dengan Mahalini, Mahalini adalah seorang siswi anak kepala sekolah tetapi kelakuan di sekolah sangat amat dibenci seluruh siswa maupun siswi di sekolahnya. Sebenarnya Samuel tau kalau Mahalini akan menyuruh menemaninya. Hampir setiap hari ia menemui Samuel.

" Sam , kamu dipanggil Papi aku tuh"

Sebenarnya Samuel sudah tau , bahwa dia sebenarnya tidak dipanggil Kepala sekolahnya tapi disuruh untuk menemani Mahlini makan di kantin. Tidak mau terlihat mengecewakan Kepala sekolah nya yang Notabene nya Samuel  adalah murid kesayangan kepala sekolah melebihi anaknya sendiri, akhirnya dia mau menemani meskipun ga ikhlas.

Akhirnya Samuel pamitan ke Ziva.

" Jip , gue cabut dulu ya. " Ucap Samuel dengan muka yang kusut

Ziva mendekati telinga Samuel dan berbisik

" Bae-bae lu entar di hipnotis buat nyium dia gimane? " Ucap Ziva sambil terkekeh

"kaga mau lah gue nyium pantat monyet." Ucap Samuel yang bergidik ngeri membayangkan.

Mereka pun memisah , Ziva pergi sendiri. Di tengah-tengah menuju kantin , ia bertemu dengan seorang Ben. Cowo dengan segudang cara untuk bisa mendapatkan hati seorang Ziva. 

" Hello baby honey." Ben menjilat tangannya untuk menata rambutnya agar terkesan di depan Ziva.

" Najis , bebi hani bebi hani." Ziva dengan raut muka yang sangat amat kesal.

" Minggir!." Ziva mengusir Ben dengan mendorong dadanya agar menjauh darinya.

" Owmaydah dada gue dipegang baby honey." Ucap Ben sambil memegangi dadanya.

Ziva pun melangkahkan kakinya ke Toko Bakso di kantin. Bakso di kantin merupakan hal terwajib Ziva beli di sekolah.

Ziva bingung ia akan duduk dimana , sementara semua meja di Kantin sudah penuh. Tiba - tiba matanya tertuju dengan Sam dan Mahalini. Samuel dengan muka datar nya , Mahalini dengan senyum nya melihat Samuel. Otak Ziva memunculkan Ide jahil. Ia duduk di sebelah Samuel tanpa menghiraukan adanya Mahalini. Samuel yang sedari tadi bermuka masam setelah kedatangan Ziva senyum bulan sabit terukir di bibirnya.

Mahalini yang menyadari kedatangan Ziva , senyum yang terukir menjadi pudar. Samuel dan Ziva malah saling bercerita seolah-olah tiada Mahalini di depan mereka. Mahalini memang tak menyukai Ziva , karena ia menganggap Ziva yang selama ini menghalangi jalan nya untuk mendekati Samuel.

•••

Bel berbunyi 5 menit yg lalu. Ray dan Kyla kini sedang diparkiran mobil hendak pulang. Bukan pulang sih mau ngelayap dulu. Maklum remaja SMA yg suka jalan-jalan beli sesuatu.

Sevita melihat percakapan Ray dan Kyla dengan amarah yang sudah diujung tanduk. Sungguh ia ingin memisahkan Kyla dan Ray bagaimana pun caranya. Sekalipun harus menguras banyak harta bendanya. Ia akan jabanin asal Ray menjadi miliknya.

Ben menghampiri Mahalini dan mengikuti sorot mata gadis disampingnya. Tiba-tiba otak Danna muncul gambar lampu.

"Gimana kalo kita buat rencana supaya mereka bisa pisah?" Ucap Ben dari belakang

Mahalini terlonjak kaget. Ya jelas terkejut karena sedari tadi gaada orang , sekiranya ada langsung ngomong.

"Gua ajak gak kenal sama lo." ucapnya cuek.

"Gua, Ben anak Ips 6." Ucap Ben dengan mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan

Mahalini menatap remeh pada Ben dan berkata dalam hati

" (Pede banget nih orang)" . Ucap Mahalini

kemudian menjawab uluran tangan Danna dan berkata,

"Gua, Maahlini."

"Gue ada rencana." Ucap Ben tiba-tiba mengalihkan pembicaraan

" Rencana?." Ucap Mahalini yang kebingungan

" Lo pingin dapetin Samuel kan? Gue juga pingin dapetin Ziva." Ucap Ben

"Rencana gimana? Mereka aja uda klop gitu. Suka kesel gue tuh." Ucap Mahalini pesimis

"Ide cemerlang. Kuy caffe!" ucap Ben sambil menjentikkan jari karena ide muncul di otaknya

Disinilah mereka sekarang. Disebuah caffetaria dekat sekolah yg sudah menjadi langganan anak-anak muda untuk nongki-nongki cakep.

"Jadi gimana cepetan?" Mahalini menyilangkan tangannya

"Lu harus ngerebut hatinya si Sam supaya dia suka sama lo dan ngelupain Ziva." Ucap Ben

" Kalo bisa mah udah gua lakuin dari dulu." Ucap Mahalini

"Selo ada caranya kok." Ucap Ben Santai

"Gimana?" Tanya Mahalini

"Lu ikutin aja permainan gua besok." Ucap Ben dengan di iringi senyum miring

"Oke deal , ketemuan dimana?." Tanya Mahalini

" Sungai jigong. " Ucap Ben asal

" BESOK SEKOLAH BANGJUL. " Mahalini meninggikan suaranya

" lah ntu tau ngape nanya lagi? Beosk ketemu di cafe deket mpok sari. " Ucap Ben

" Oke lah."

•••

Ben Pov

GUE tau sebenernya Si Mahalini tu demen ama si Sam tu. Gue kepikiran gimana kalo gue ama si Mahalini kenalan.

Nah gue liat di depan aula sekolah kita ada si Sam ama si Bebeb jipa jalan di belakang ada si Mahalini. Gue berjalan menuju Mahalini yang termenung karena kecemburuan yangdia liat. Gue nawarin dia buat ketemuan besok.

Author Pov

Keesokan harinya pada saat istirahat pertama. Seperti janji kemarin mereka bertemu. Setelah memesan minuman, Mahalini membuka percakapan

" Jadi Gw dah nyusun rencana ini dari lama, cuman belum aku lakuin gegara gw kaga ade temen yang nyukai Samuel." Ucap Ben mengawali pembicaraan

" YE IYELAH TEMEN LU LAKI SEMUA DODOL!." Mahalini kesal

" Ya kan betul supri! Oke Back To The Point gue tau rahasia Kyla yang ga diketahui sama Samuel." Ucap Ben serius

" Apaan?" Tanya Mahalini penasaran

" Ziva mengidap penyakit ginjal."

" Trus gue ngapain? "

" Lu ngancem si Ziva biar ngejauhin si Ray dengan cara lu mau bocorin rahasia tu ke Samuel. "

" Pinter juga lu walopun lu juara 1 dari belakang seangkatan. "

" Fucek anda:) , oke jadi gue bakal Setting nanti gue tunjukin chattingan gue ama Ziva yang isinya Ziva tu sebenernya benci ama Samuel dan ngata-ngatain Samuel. "

" Oh oke kalo gitu, rencana yang bagus, mulai kapan?."

" Gimana besok? Lebih cepat lebih baik."

"Oke Deal."

•••

Waktu demi waktu berlalu , sekarang sudah pagi hari. Dan mereka akan menjalankan Misi tersebut.

Saat jam istirahat pertama Ziva sedang duduk dan menyantap bekal yang tiap hari ia bawa. Dan tak lama kemudian , tiba-tiba muncul notifikasi WhatsApp dari seseorang yang bernama " Mahalini."

"Nape sih ni nenek kripud?." Gerutu Ziva

Ziva pun menuruti kata-kata Mahalini.

Dan mereka bertemu pun bertemu di depan toilet perempuan.

" Ada paan?. " Jutek Ziva

" Lu sekarang harus ngejauhin si Sam!." Ancam Mahalini

" Apa urusannya ama lu?" Ziva terkejut

" Jauhin dia atau gue kasih tau Ray kalo lu ngidap penyakit ginjal alias pe nya ki tan " Ucap Mahalini dengan penekanan dan senyum remeh

Ziva langsung terdiam dan bingung bagaimana bisa dia mengetahui.

" Gausah sok tau lu , gue ga ngidap penyakit apa-apa ya!." Ziva berusaha mengelak

" Oh, ga punya mau gua lempar batu ke Arah ginjal lu?" Ancan Mahalini

" Emang lu digituin mau?." Tanya Ziva menantang

" Kan ini cuman batu kecil ya ga kerasa apa-apa lah, Udah deh lo ngaku aja." Jawab Mahalini

" Tapi lu gausah bilang ke Ray!." Ucap Ziva

avataravatar