1 Broken Heart

Udin duduk sendirian di sudut balkon yang gelap. Lampu balkon sengaja dimatikan, agar tidak ada yang melihatnya tersipu-sipu malu. Sepertinya cowok ini lagi asyik membaca chat demi chat whatsapp di layar HP-nya. Tapi setelah dilihat lebih dekat lagi, ternyata hanya satu chatsaja yang dipelototi dari tadi.

Chat itu kiriman dari Mayang, cewek sebelah kompleks yang selama ini ditaksirnya. Kata-katanya sebenarnya singkat sih. Hanya seperti ini,

Iyaaa. Mayang mau jadi ceweknya bang Udin.

Lalu ada emoticon hati, couple dan bunga-bunga aneka rupa. Aih, pokoknya romantis abis. Rupanya Udin baru habis nembak Mayang via whatsapp dan alhamdulilah, lamarannya diterima.

Sejak saat itu, wajah Udin selalu terlihat berseri-seri. Kemana-mana senyumnya selalu tersungging. Mau ke warung bakso, ke minimarket di ujung gang, ke dalam kamar, bahkan saat tidur pun tetap tersenyum.

Hari ini Udin tidak ada jadwal kuliah. Tadi dia tetap mau datang ke kampus untuk memberi kejutan bagi Mayang. Mereka kebetulan satu fakultas, hanya beda jurusan dan angkatan. Rencananya usai Mayang kuliah, Udin akan mengajaknya nonton film baru yang mengisahkan kisah cinta-cintaan anak SMU itu. Ini genre favorit Mayang banget. Mumpung baru selesai gajian. Maksudnya baru dapat jatah jajan sebulan dari orang tua.

Kalau selama ini Udin tidak pusing sama yang namanya perawatan wajah. Pagi ini dia berdiri cukup lama di depan cermin, hanya gara-gara sebiji jerawat yang datang tidak bilang-bilang. Saking lamanya di dalam kamar, emak sampai berpikir Udin baru saja menenggak oli mesin. Untunglah saat pintu kamar digedor Udin masih terlihat sehat walafiat.

Usai berdandan hari sudah menginjak siang. Udin pun cepat-cepat ke kampus.

Setelah dosen yang mengajar mata kuliah Pengantar Manajemen keluar dari kelas Mayang, Udin mengintip dari jendela kelas untuk mencari dimana gerangan kekasih hatinya berada.

Ah, dia disana, di sebelah kiri ruangan, duduk dengan manis dalam balutan kemeja merah jambu dan bawahan jeans.

avataravatar