1 PERUBAHAN SIKAP AYAH

Namaku Zea Aqilla. Biasa dipanggil dengan Zea. Usia ku menginjak 15 tahun. Sekarang aku duduk di bangku SMP.

Aku dan ayah ku tinggal di Bandung. Ayah ku memiliki perusahaan yang ia kelola sendiri di Bandung. Kami memiliki rumah yang lumayan besar dan cukup untuk kami berdua.

Suatu ketika, ayah mengajak ku untuk makan malam di restoran. Ayah bilang jika dia sudah memesan meja untuk kami. Kami pun akhirnya berangkat. Sesampainya disana, ku kira aku dan ayah hanya berdua saja, tapi ternyata sudah ada wanita yang duduk di meja pesanan ayah.

"Hai"

"Hai mas"

"Kamu udah lama nunggu disini?"

"Enggak kok, aku datang 10 menit yang lalu"

Ternyata ayah kenal dengan wanita ini, aku pikir wanita ini salah meja (gumamku dalam hati)

"Dia ini siapa yah?" tanyaku kebingungan

"Oiya, ayah sampai lupa. Kenalkan ini tante Wita"

"Wita, ini anakku nama nya Zea"

"Wita"

"Zea tante" (sambil bersalaman dengan nya)

"Kamu cantik banget ya Zea" (sambil mengelus kepala ku)

"emm, makasih tante"

"Iya cantik"

"Ayo silahkan duduk mas, Zea"

"Iya tante"

"Oiya Ze, ada sesuatu yang ingin ayah sampaikan padamu, jadi tante Wita ini calon istri ayah yang sekaligus akan menjadi ibu sambung kamu"

"Apaaaaa!! calon ibu tiri ku?!

"Jaga bicara kamu Zea!!"

"Salah nya dimana yah? aku kan cuma tanya, lagian aku bersikap kayak gini itu juga karena ayah, ayah ambil keputusan tanpa cerita dan bilang dulu ke aku. Aku gak mau punya ibu tiri yah"

"Diam kamu Zea!! ucap ayah dengan kasar

"Aku minta maaf ya Wit, atas perkataan nya Zea barusan"

"Iya mas, gak apa, mungkin Zea kayak gitu karena dia kaget. Kamu kan juga belum cerita ke Zea sebelumnya"

"Zea, cepat kamu minta maaf ke tante Wita sekarang!!"

"Udahlah yah, Zea capek, Zea mau pulang aja" (sambil berdiri dan bergegas pergi)

Pas sekali ada taksi yang lewat di waktu yang tepat. Aku langsung buru-buru naik ke taksi.

"Tunggu Zea!! dasar anak yang tidak punya sopan santun!!

kata- kata yang tidak pernah aku dengar dan aku duga sebelumnya, hari ini diucapkan oleh ayah. Padahal sebelumnya ayah tidak pernah berkata kasar padaku.

Dari pertama aku bertemu tante Wita, entah kenapa aku merasakan seperti ada firasat yang tidak baik padanya. Sikap yang ia tunjukkan padaku seperti hanya pura-pura saja. Pura-pura suka padaku, pura-pura ramah padaku, dan pura-pura memuji ku di depan ayah, untuk mendapatkan simpati ayah saja. Aku tidak tau kenapa tiba-tiba aku berpikir seperti itu tentang tante Wita, yang aku tau aku tidak suka padanya.

Sesampainya di rumah, aku cepat-cepat masuk ke rumah dan menutup pintu rumah. Aku langsung pergi ke kamar dan mengunci pintu kamarku. Tidak lama kemudian, ayah datang dan langsung bergegas ke kamarku.

"Zea, buka pintunya!! keluar kamu, ada yang mau ayah bicarakan!! (sambil mengetuk pintu kamarku dengan keras)

Aku pun membuka pintu kamarku.

"Apalagi yah, apalagi yang mau ayah bicarakan padaku?"

"Bisa-bisa nya kamu bicara kasar kayak tadi ke tante Wita!! apa kamu tidak sadar, kamu itu udah keterlaluan dan kelewat batas!! ayah gak pernah mendidik kamu untuk bicara kasar kepada orang yang lebih tua!!

"Sikap Zea itu tergantung sama perilaku ayah ke Zea. Aku tidak tau apa yang ayah pikir, sampai ayah ambil keputusan sebesar ini tanpa bicara dulu sama aku. Ayah berharap Zea bisa menghargai dan bersikap baik ke tante Wita, tapi ayah tidak menghargai Zea sebagai anak ayah" (kataku sambil meneteskan air mata)

"Cukup Zea!! tante Wita itu orang yang baik, dan ayah pikir dia bisa menjadi ibu sambung yang baik untukmu"

"Dia itu cuma pura-pura baik di depan ayah, aku juga gak setuju kalau ayah mau nikah sama tante Wita!!"

"Kamu setuju atau tidak, ayah tidak peduli dan itu tidak akan menghalangi ayah untuk tetap menikah dengan tante Wita!! tegas ayah

Kemudian ayah pergi meninggalkan aku.

Aku tidak tau kenapa ayah jadi seperti ini, sebelumnya ayah tidak pernah begini padaku. Dulu ayah sangat sayang padaku, bahkan ayah tidak pernah melontarkan kata-kata kasar nya padaku seperti hari ini. Aku yakin, ayah berubah seperti ini pasti karena tante Wita. Aku benci tante Wita.

Ayah,

Aku rindu ayah yang dulu

Yang tidak pernah berkata kasar padaku

Semua ini terjadi karena wanita itu

Bahkan ayah tidak mau mendengarkan ku

Percaya lah padaku,

Ayah

avataravatar
Next chapter