1 PERGI

Tolong pergi sejenak tapi, lebih baik selamanya karena kamu tak mungkin lagi kembali. Aku tau itu.

Ku pejamkan mataku, berusaha mengusirmu dari fikiranku tapi, bagiku itu terlalu munafik.

Melupakanmu tidak semudah memecahkan piring kaca yang kemudian dibersihkan dan langsung dibuang ke tempat sampah.

Mudah saja kamu bilang lupakan. Ku arahkan pandanganku ke wajahmu, ku tatapi matamu berharap menemukan kebohongan tapi aku tak mengerti.

Kamu memang benar benar sudah jenuh. Tapi aku tak sadar, hingga akhirnya kamu berjalan berbalik arah tanpa menatap. Tetesan air mataku pun kamu tidak menghargainya lagi. Sungguh percuma penyesalanku.

Terlalu bodoh untukku tidak menyadari apa apa. Aku juga tidak mengerti kesempurnaan apa yang telah kamu berikan untukku sehingga saat kau pergi aku sungguh tak ingin melepasnya.

Kau pergi disaat yang sungguh tidak tepat. Kau bilang ini manis. Mestinya kau mengetahui bagaimana aku tapi, kamu bilang tidak ingin. Kamu berontak. Membuatku tersentak melupakanmu.

Kamu kira aku tidak pernah mencoba? Selalu mencoba tapi apa yang ku dapat?

Teringat lagi senyumanmu, teringat lagi cara manjamu, teringat lagi godaanmu, teringat lagi permainanmu, teringat lagi cemoohamu, teringat lagi ejekanmu, teringat lagi keluh kesahmu, teringat lagi amarahmu. Ku kumpulkan LAGI. Aku sadar kamu memang sangat sangat berarti. Semakin jelas, dan semakin ku menyadari aku harus bisa kamu pergi.

Butiran airmata dihapus jari-jari lembut yang tak mengerti apa apa. Satu persatu mencoba menghibur tanpa mengerti dan tanpa merasakan apa yang terjadi. Sangat terlihat ketulusannya.

Ketika ku terbangun. Aku sadar. Ku tersentak. Kau memang harus pergi. Iya kau memang harus pergi.

avataravatar
Next chapter