webnovel

Sajadah Merah

Cinta pertama ketika masih kecil ternyata trsimpan hingga remaja, Firanda firdaus bertemu dengan Ivan Maulana Rizky ketika usianya masih mengingat 8 tahun, sejak saat itu dia memegang teguh janji yang ia ucapkan sendiri bahwa dirinya hanya akan menikah dengan pria itu, lalu bagaimana kalau dalam 10 tahun tidak bertemu ternyata pria itu menggunakan nama yang berbeda yaitu Mizuruky Ivan seorang Komisaris Mizuruky corp sekaligus majikan ibunya, masihkah dia mengenali pria pujaan hatinya yang telah memberi cindra mata berupa sajadah mereh dan bersedia menikah dengannya? ataukah menolak pernikahan karena masih menunggu sedang yang ditunggu ternyata Mizuruky Ivan? baca selengkapnya, jangan lupa memberi reviuw bintang lima

Firanda_Firdaus · Urban
Not enough ratings
220 Chs

Episode 14

Sajadah merah episode 14

"Siapa bilang?! aku pernah berniat baik, niat hati ingin membantu seseorang tapi malah hujatan dan makian. Apakah itu juga termasuk ucapan terimakasih?!"

Tiba-tiba saja Fira merasa emosi ketika suami dan adik iparnya membicarakan masalah ucapan terimakasih, karena dari pengalaman yang dia terima. Bukan ucapan terimakasih justru makian.

Maulana mengalihkan perhatiannya pada sang istri, perasaan tadi gadis itu sudah baik-baik saja, tapi kenapa sekarang marah-marah lagi? Setan apa yang ada dalam diri gadis itu?

Pria itu bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri sang istri, ia mendudukkan dirinya di samping istrinya. Maulana mengulurkan tangannya untuk menyentuk wajah cantik sang istri tercinta, di bawanya wajah tersebut menghadap kearahnya.

"Apakah ketika mereka menghujatmu, kau iku membalas hujatan mereka atau kau membalas dengan tutur sapa yang lembut?" tanyanya lembut.

"Awalnya aku membalas dengan emosi juga, tapi lama-lama kelamaan aku mikir. Kenapa aku ikut gilanya dengan mereka? Bukankah ketika berniat baik pada seseorang itu harus iklhas, perkara orang akan membalas yang tidak baik pada kita. Itu artinya, merekalah yang menunjukkan jati diri mereka yang sesungguhnya," jawab Fira dengan alis hampir menyatu dan bibir merengut.

Pria itu tersenyum, ternyata ucapan dan hati istrinya sungguh jauh berbeda. Di bibir bilangnya ikhlas, tetapi di hati masih menyimpan dendam, sangat terlihat dari intonasi dan ekspresi ketika berbicara.

"Sayang, kamu hanya manusia biasa, sudah sewajarnya mendapatkan hujatan dan makian ketika berusaha berniat baik pada seseorang. Kanjeng Nabi Muhammad SAW, beliau adalah seorang nabi kekasih Allah. Ketika berdakwah menyiarkan agama Islam, mengajarkan tentang kebaikan dan cinta serta kasih sayang terhadap seluruh umat manusia pada masa itu. Apa yang terjadi? Nabi menerima cacian, hujatan dari kaum kafir Quraisy. Mereka menyebut nabi seorang manusia gila, menuduh kitab Al qur'an yang dibawa adalah hasil karya beliau bahkan. Tetapi Allah selalu melindungi orang-orang yang selalu beriman dan bertaqwa terhadapNya. Sabar dan bertawakkal, itulah kuncinya. Tidak perlu dengar hujatan dan makian mereka, karena setiap kata kasar dan kotor yang keluar dari mulut seseorang, itu adalah cerminan dari hatinya sendiri," jelas Maulana.

"Quran Surat An-Nisa Ayat 148 ۞ لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًاAllah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ayat ini menjelaskan tentang beratapa tidak sukanya Allah terhadap seseorang yang selalu berbicara kotor, kalau bahasa Jawa biasanya mereka menyebut dengan misuh. Apa lagi menyebutkan semua penghuni kebun binatang untuk memaki seseorang, sangat tidak disukai Allah. Tetapi kalau orang tersebut hanya bertujuan ingin membalas karena sudah terdzalimi, tidak masalah. Meski begitu kesabaran dan ketaqwaan orang-orang yang beriman jauh lebih Allah sukai. Jadi, kamu tidak perlu risau akan hal itu, biarlah orang menghujatmu, biarkan saja mereka mengatakan hal buruk tentangmu. Allah akan selalu melindungi hamba-hambanya yang bertaqwa kepadanya." Maulana melanjutkan nasehatanya terhadap sang istri, berharap agar dendam dan kebencian dalam hati gadis itu lenyap digantikan dengan pintu maaf untuk semua insan yang telah mendzaliminya.

"Tapi kak, mungkin kak Fira melakukan suatu kesalahan. Misalnya, ketika ada orang-orang ghibah, tiba-tiba kak Fira datang dan bilang, janganlah kamu melakukan ghibah karena sesungguhnya ghibah itu perbuatan dosa. Tentu saja orang-orang yang berghibah akan tersinggung dan marah, jadi kita tidak bisa menyalahkan mereka juga," sela Farhan.

"Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda,

"Tahukah kalian apa itu ghibah?" Mereka (para sahabat) menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Kemudian beliau sallahu'alaihi wasallam bersabda, "Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci."

Kemudian ada yang bertanya, "Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut nyata-nyata apa pada saudaraku?"

Beliau Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam menjawab, "Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau telah berdusta atas namanya". (HR. Muslim 2589 Bab: Al-Birr Was Silah Wal Adab). Orang yang berghibah dengan orang yang mendengarkan ghibah dosanya sama, kalau ada orang berghibah lebih baik jangan ikut bergabung atau segera pergi kalau mereka tidak bisa dinasehati untuk berhenti. Seperti yang Farhan katakan, orang tersebut tidak suka ketika keasikannya menfitnah orang dan membicarakan keburukan orang dihentikan oleh orang lain. Karena itu, mereka marah dan justru balik memaki dan menghujat orang yang memberikan saran agar tidak meneruskan ghibahannya, kalau bertemu dengan orang seperti itu, tinggalkan saja mereka. Atau berikan ucapan selamat karena telah berhasil mengambil dosa orang lain, yaitu dosa orang yang dighibahkan," jelas Maulana.

Fahan menghela napas bosan, lebih baik dia segera pergi daripada mendengarkan orang berceramah.

"Kak, aku pergi dulu. Lain kali jangan berceramah kalau bertemu denganku, telingaku rasanya mau pecah," pamit Farhan.

Maulana tersenyum mendengar sindiran adik iparnya tersebut,"Hati-hati, Farhan. Semoga telingamu tidak sungguh pecah," balasnya.

"Jangan mendoakan ku yang tidak baik begitulah, kak. Tega sekali," balas Farhan kesal.

"Tidak, aku tidak mendoakan yang buruk tentangmu. Aku hanya berdoa, semoga telingamu tidak pecah, itu saja," jawab Maulana semakin membuat Farhan dongkol.

"Kenapa aku harus memiliki saudara yang sangat menyebalkan seperti itu, bukannya marah malah membaut diriku yang terkena darah tinggi." Farhan keluar dari ruang kakak tirinya dengan hati dongkol setengah mati, dia kalah lagi dalam soal emosi. Manusia itu ada yang pandai membuat orang emosi meski hanya dengan kalimat yang sopan dan lembut, ada juga orang yang mudah emosi hingga selalu kalah ketika berbicara dengan lawannya dan mengandalkan kalimat-kalimat kotor hingga membuka jati diri yang sesungguhnya.

"Paman, sepertinya Farhan marah." Fira merasa tidak enak karena tanpa sengaja dirinya menjadi penyebab kedua bersaudara itu sedikit ribut.

Maulana tersenyum, ia mengusap pipi putih sang istri."Tidak apa, Farhan memang harus belajar menjaga emosi. Manusia itu jangan selalu mudah terpancing emosi, gunakan pikiran dan kebijaksaan jiwa ketika hendak mengeluarkan kata. Berapa banyak manusia yang tergelincir ke jurang Neraka hanya karena tidak mampu menjaga ucapannya?"

Fira mengangguk, ia baru ingat kalau dirinya tadi menunggu sang suami karena penasaran dengan pak tani bertopi dipenuhi rumput berdiri tegak milik suaminya. Dia tidak ingin kelihatan bahwa dirinya sangat penasaran, malulah kalau sampai terlihat.

"Anu… paman, kau tidak lupa sesuatu bukan?"

"Lupa apa?" tanya Maulana bingung, seingatnya dirinya tidak melupakan sesuatu apapun. Gadis itu sangat gemas karena pria itu malah berlagak goblok begitu.

"Tadi! Paman tadi ingin anu itu." Fira berusaha menjelaskan tapi karena gengsi malah jadi semakin tidak dapat dimengerti.

"Anu itu apa? Sayang, kenapa kamu menggunakan kata yang tidak jelas seperti itu?" balas Maulana semakin bingung.

Bagaimanakah cara Fira akan menjelaskan kalau dirinya ingin melihar pak tani bertopi dipenuhi rumput milik seorang Ivan Maulana Rizky?

Bagaimana pula kalau ternyata pemikiran gadis itu tidak sama dengan pemikiran Maulana?

Apakah yang akan terjadi jika Maulana justru menunjukkan orang-orangan sawah yang sudah berdiri tegak dengan topi di bagian kepala?

Baca terus kenlanjutan novel sajadah merah, jangan lupa juga membaca novel religi romance dengan pemain Maulana dan Fira dengan judul suami terbaik dan tasbih cinta. Add akun Ivan Maulana Rizky dan follow juga IG Ivan Maulana Rizky. Terimakasih.