1 Jangan Bully Pelacur Salihah

Rosa sangat gembira menyambut kedatangan Danis Kenthok di sebuah wisma pelacuran di Puger. Janji membuatkan Facebook buat Rosa ditepati malam itu. Kebetulan bukan malam minggu, jadi ruang tamu wisma sepi dari pengunjung.

Senyum indah yang tergaris pada bibir seksi Rosa, seperti sedang menyambut sang kaisar yang baru datang dari medan perang.

Entahlah, kenapa Rosa terlihat begitu romantis menyambut kedatangan Danis Kenthok. Padahal Cuma sekali saja bertemu. Karena gantengkah dia, baikkah, atau itu hanya anggapan semu Danis Kenthok yang sedang menderita penyakit Jablay kronis?

Rosa menarik tangan Danis Kenthok untuk duduk ditaman wisma, sebab diruang tamu suara musik dangdut koplo cukup mengganggu percakapannya.

Saat Danis Kenthok duduk di kursi taman, aliran darah kelelakiannya mulai memenuhi saraf sensitif dan otak kotornya.

Rosa malam itu terlihat begitu cantik dimatanya, bagai bidadari yang tak bisa kembali ke kahyangan lantaran selendangnya telah dicuri orang.

Penampilannya tak kalah dengan Purel-purel yang bertarif jutaan. Tangan dan betisnya terlihat begitu bersih dan mulus. Sungguh jauh berbeda jika dibanding dengan para pelacur yang mangkal di persawahan Desa Kasiyan.

"Sampean mau minum apa mas Danis?" Tanya Rosa dengan nada suara manja, dengan gestur layaknya perempuan priyayi.

"Aku pesan kopi saja" Danis mencoba bersikap wibawa bak bangsawan mengimbangi gaya kepriyayian Rosa, walaupun masih saja tampak kegugupannya.

Tak lama kemudian Rosa keluar membawakan secangkir kopi. "Sampean tunggu disini dulu, ya? Aku masih mau Sholat Isyak. Habis Sholat, ajari Rosa bikin facebok, loh!"

Wusshh!!

Kata Sholah Isyak yang keluar dari mulut Rosa menghempas udara kotor yang memenuhi otak Danis Kentok. Urat syaraf yang menegang menjadi mengkerut kembali.

"Sholat Isyak? Pelacur juga rajin sholat?"

Danis Kenthok hanya tertegun melihat Rosa berlalu untuk melaksanakan ibadah sholat isyak.

Bagaimana mungkin sosok pelacur yang berlumur dosa dan nista masih rajin melakukan ibadah, masih aktif berkomunikasi dengan tuhan layaknya kaum religius lainnya?

Sekitar lima belas menit Rosa keluar dengan sumringah dari ruang wisma sambil menggenggam HP menghampiri Danis Kenthok.

Sementara Si Danis Kenthok sudah tak bersemangat lagi mengajarinya membuatkan akun facebook. Dan sepertinya uang yang ada di dalam dompetnya, tidak akan keluar banyak untuk pengeluaran selain secangkir kopi dihadapannya.

" Kamu, tiap harinya memang rajin sholat?" Tanya Danis Kenthok kepo.

"Ya iyalah, kenapa, aneh? Aku kan juga muslim?"

"Kenapa kamu masih sholat? Tidakkah perbuatanmu ini dilarang agama?"

"Iya aku tahu. Aku kalau tidak sholat malah semakin berdosa, Mas!. Aku melakukan pekerjaan ini karena terpaksa. Kalau bisa memilih, aku takkan memilih ini. Dan aku berharap kelak Tuhan mengampuniku dan membimbingku ke jalan yang tidak membuat aib keluarga."

Danis diam tertegun. Suasana hening sejenak.

"Sampai kapan kamu disini dan menjadi seperti ini?" Tanya Danis Kenthok mulai berempati.

"Setiap minggu aku kirimkan uang untuk orang tuaku dan anak perempuanku. Sisanya aku tabung untuk bekal usaha saya dirumah nanti."

"Mau usaha apa, kamu?"

"Aku mau buka usaha cafe yang ada nasi goreng originalnya, mas"

"Terus, apa kamu juga gak merasa bersalah pada isteri isteri pelangganmu?"

"Ya, hati nurani sebagai sesama perempuan, ada. Tapi kan saya tidak tahu, apa mereka yang kesini ini sudah punya isteri atau belum. Yang penting saat berhubungan, aman dari penyakit HIV. Makanya, saya selalu sediakan Kondom. Dan satu lagi saya gak mau kalau diajak "gendakan"

"Tarifnya kamu, emang berapa sih sekali main?"

"Kalau umumnya 150 ribu, mas. Tetapi gak harus segitu. Bila tak cukup uangnya dia, asalkan buat sewa kamar cukup, saya tak pernah marah"

"Kenapa begitu?"

"Saya beranggapan, tuhan telah mengatur rezeki masing masing orang. Dan saya beranggapan, biarlah, gak apa apa, asalkan dia tidak berselingkuh dengan tetangganya, atau tidak melakukan perkosaan."

Danis Kenthok lantas tertunduk, mendengar kisah kisah mulia Rosa ketika menghadapi para tamu yang tidak cukup uangnya. Dan kelak ia juga ingin berangkat Haji ke Mekkah.

"Kok Mas Danis tanya soal tarif? Mas Danis emang punya uang? Gak punya, juga gak papa, kok! Asalkan Rosa diajari bikin akun facebook, untuk mas Danis Gratis deh."

"Nggak, aku udah nggak minat. Waduh iya, aku masih ada janji sama teman, ini uang kopinya, Aku pamit dulu ya, Rosa?"

"Loh, gimana, katanya mau ngajari Rosa facebook-an?"

Danis Kenthok secepatnya berlalu dari hadapan Rosa. Seolah olah tak mendengar ucapannya, Ia bergegas ke tempat parkir sepeda motor.

Dalam perjalanan pulang, ia merenung: bukankah pelacur juga manusia, pelacur juga boleh hidup mulia dengan caranya.

Bukankah palacur juga boleh salihah?

************

Komentar di Group penulisan ada yang pro ada yang kontra.. Jumlah komentarnya 4000 an..

Post bertahan sehari semalam. Esok paginya sudah hilang di peredaran.

*************

Kasihan Pelacur Sholehah Itu Di Buli Netizen

Kasihan si Danis yang telah memposting tulisan dengan judul, "pelacur sholehah" di Buli oleh ribuan komentator sholeh dan sholehah di grup Komunitas Belajar Membaca. Kini, Ia menjadi down mentalnya tak mau menuliskan lagi kisah si pelacur Rosa yang rajin beribadah nan baik hatinya.

Menurut para pembuli, pelacur sholehah, itu tidak ada, itu istilah yang ngawur, dan melecehkan para perempuan sholehah. Kalau istilah Pelacur Sholehah itu dibenarkan, maka nanti akan muncul Begal Sholeh, Koruptor Sholeh, Perampok Sholeh dan seterusnya.

Mengenai si Rosa walau sudah rajin Sholat, menurut si Pembuli, itu tak ada gunanya, sebab, yang hak tak bisa bercampur dengan yang batil. Kalau mau jadi sholehah, maka Rosa harus berhenti jadi pelacur dan mencari kerja yang halal.

Padahal menurut Danis, sosok pelacur sholehah tu ada dan nyata ia saksikan sendiri di lokalisasi Puger 10 tahun lalu. Rosa memang pelacur, tetapi daripada pelacur lainnya, ia adalah sosok yang paling rajin ibadah dan baik hatinya. Bukankah siapa saja yang rajin ibadah, baik hati dan baik perlikunya disebut Sholeh atau sholehah?

Pelacur itu profesi, petani itu juga profesi. Biasanya kalau didesa Danis , seorang petani yang rajin Sholat kemasjid tepat waktu, orang orang kampung menyebut pak Tani Sholeh. Sedang kalau kerjanya kesawah saja ia tidak disebut pak Tani Sholeh.

Biasanya kata sholeh itu dilekatkan pada pak tani apabila yang bersangkutan terlihat rajin sholat dan bersurban. Sedang Rosa pelacur, apakah ketika dia rajin sholat tak boleh disebut pelacur sholehah?

" Kalau petani boleh, kenapa pelacur tidak boleh?" curhat Danis kepadaku tadi malam.

"Sholehah itu berasal dari kata bahasa Arab. Bila di Indonesiakan artinya baik. Jadi umpama diganti pelacur baik, kan sama saja maknanya dengan pelacur.sholehah. Jadi mereka marah itu hanya soal aku mencantumkan kata Arab dibelakang kata pelacur. Jadi ini soal pemakaian bahasa arab ke kata pelacur, saja,. Soal pemakaian bahasa, bukan soal agama," tambah Danis.

"Mereka ini sedang belajar bahasa Arab atau belajar agama? Mereka ini sedang menjadi arab atau islam, sih?" celotehnya sambil menghisap sebatang rokok dalam dalam.

"Andaikan aku menulis, pelacur istiqomah, pelacur laknat, pelacur insyaf, pelacur itu masyaallah, pelacur rajin sholat, pelacur taubat dan lain lain, apa mereka masih komentar ngegas? Bukankah kata dibelakang kata pelacur ini menyerap dari bahasa arab semua." keluhnya kecewa.

"Ya, kan pelacur itu kotor, sholehah itu suci. Kaidahnya, sesuatu yang suci tak boleh bercampur yang kotor,, Danis" timpalku menjelaskan kepada Danis.

"Nah itu dia masalahnya. Padahal ada juga kisah pelacur yang masuk surga tanpa di hisab. Padahal pula banyak kisah tentang perampok budiman, maling dermawan, dan lain lain. Masalahnya kata budiman itu bukan bahasa arab saja, sehingga mereka tak tahu." jawabnya.

"Ya udah kamu gak usah baper, gitu. Posting lagi saja pelacur sholehahnya atau kamu tulis lagi cerita sambungannya, Nis!" Ujarku menasehati Danis.

"Ogah! Padahal pelacur Rosa itu kejadiannya sudah 10 tahun lalu. Kini ia sudah bergelar hajjah. Sudah punya suami yang sholeh. Bersama suaminya mendirikan panti asuhan. Padahal semuanya akan aku tulis. Karena itu memang kisah nyata dari pelacur sholehah sampai menjadi isteri sholehah yang kaffah!" kata Danis sambil beranjak pergi.

Selesai..

avataravatar