webnovel

Sahabat semati

Imron dan Vega merupakan sahabat dari kecil. Mereka selalu mengungkapkan janji akan bersama-sama sehidup semati. Sampai suatu tragedi menimpa Vega dan Vega meninggal. Semenjak kejadian itu, Imron sering didatangi arwah Vega untuk mengajak Imron mati bersamanya. Jangan mengucap janji, kelak janji itu akan membawamu ke dalam kematian.

Winda_nurdiana · Horror
Not enough ratings
10 Chs

Awal

Imron dan Vega merupakan sahabat dari kecil. Mereka selalu bersama-sama sejak mulai dari SD sampai kuliah pun tetap bersama.

   Esok itu seperti biasa, mereka sedang duduk di depan kelas sembari menunggu dosen masuk.

   "Udah jam segini, dosen belum masuk aja," gerutu Imron.

"Dosen bebas, Bosku," balas Vega, terkekeh.

Pandangan mereka teralihkan saat melihat musuh mereka Rival.  Ya, sudah sejak awal kuliah, Vega dan Imron selalu  memusuhi  Rival sebab Rival mencari gara-gara duluan. Waktu itu, Rival sengaja melontarkan kata pedas pada Vega dan Imron. Semenjak itu mereka bermusuhan sampai detik ini. Vega langsung menghadang Rival. "Musuh kita datang," ucapnya.

"Lo mau ngajak berantem, hah?" Rival menaikkan satu alisnya, bersiap memukul dengan tangan menggepal.

"Ayo kalau lo berani." Vega maju dan menarik kerah Rival. Tapi, dosen tiba-tiba datang dan melerai keduanya.

"Kalian ini mau kuliah atau mau jadi berandalan?" Dosen bernama Jimah menegur Vega dan Rival yang sedang baku hantam. "Udah masuk kelas!" Jimah melangkah masuk kelas.

Keduanya terdiam dan melangkah ke kelas. Sebelum melangkah ke kelas, Rival berkata. "Urusan kita belum selesai!"

Dengan tatapan tajam, Vega menyunggingkan bibir. Cowok itu masih ingin menghajar Rival sepulang kuliah nanti.

"Gue pengin hajar si Rival!" seru Vega di tengah-tengah dosen menerangkan.

"Udah, biarin aja, Ga," jawab Imron.

"Itu anak kalau didiemin makin menjadi-jadi, Ron!"

"Sampai kapan lo musuhan sama dia? Oke, gue dulu juga musuhin dia, tapi gue pikir itu nggak ada gunanya. Ingat, kita di sini buat cari ilmu, bukan buat berkelahi!" Imron menasihati. Imron hanya tak mau Vega selalu memendam dendam pada siapa saja. Dendam tak akan pernah menyelesaikan masalah.

"Itu mau gue."

"Terserah lo, sih," jawab Imron.

***

Di suatu malam, Imron dan Vega mendatangi pesta ulang tahun teman SMP-nya. Keduanya kembali bertemu dengan teman masa SMP. Imron dan Vega senang bukan main.

   "Lo sekarang kerja apa?" tanya salah satu teman Vega dan Imron.

"Gue kuliah, udah semester 6," jawab Imron.

"Wah, anak kuliahan. Masa depan terjamin dong." Teman Imron dan Vega itu bernama Sandi. Sandi merupakan teman akrab Imron dan Vega sejak jaman SMP. Walaupun sekarang mereka jarang bertemu, mereka tetap akrab.

"Masa depan orang nggak ada yang tahu." Kini Vega yang berbicara.

"Bisa aja lo, Bro." Sandi merangkul erat bahu Vega erat.

Tanpa terasa, acara selesai. Imron dan Vega langsung melesat pulang. Di tengah perjalanan, Vega berucap. "Ron, kita udah temenan lama, nih. Kalau semisal gue mati duluan, lo mau nggak ngikut sama gue?"

Imron kaget saat Vega berkata seperti itu. Cowok itu tidak mengerti kenapa tiba-tiba Vega berkata ngelantur.

"Lo apaan bilang gitu, Ga?" Imron tetap fokus dengan mengendarai motornya.

"Bukan apa-apa, sih."

Tidak terasa mereka sudah sampai depan rumah Vega. Imron masih memikirkan perkataan Vega.

"Lo jangan bilang kayak tadi lagi, ya, Ga?" Imron melepas helm.

"Takdir kematian orang nggak ada yang tahu," kata Vega. "Tapi, kalau gue mati duluan, gue bakal ngajak lo mati juga. Biar kita sama-sama, Ron."

Perkataan Vega semakin membuat Imron bergidik ngeri, kemudian Imron hanya mengangguk. "Kalau lo mati, gue juga mati."

Vega melingkarkan jari kelingkingnya ke jari kelingking jari Imron. "Janji  sehidup semati!"

Imron mengangguk. "Janji, sehidup semati!" ulang Imron mengikuti perkaraan Vega.