webnovel

SAHABAT BAYANGAN

kesialan dan musibah terkadang datang secara beruntun tanpa bisa kita menolaknya, tapi musibah itu juga bisa merubah hidup kita yang telah stuck/mentok menjadi berubah dan memulai dari yang baru. begitu juga dengan grasia, peristiwa yang menimpahnya membuatnya merubah semua alur cerita hidupnya. memulai kisah cintanya dengan teman sekelasnya sewaktu sekolah dulu, tapi juga merasa aneh dengan perlakuan bosnya yang entah bagaimana bisa mengetahui semua hal tentangnya dan selalu berusaha melindunginya, dua laki-laki yang tanpa bisa ditolaknya berusaha masuk kedalam hidupnya. Gabriel Bonaventura pemuda yang lahir sebagai orang kaya dan penuh intrik dalam hidupnya dan menjadi bos dan pelindung grasia. aldo stevano teman sekolah grasia dan juga cinta pertamanya, dahulu cintanya tak berbalas tapi sekarang aldo yang datang mendekatinya. siapakah yang akan dipilihnya? SAHABAT BAYANGAN judul cerita kita yang baru.

Linda_Mamuaja · Teen
Not enough ratings
21 Chs

Cerita 20

Grasia larut dalam kegugupannya sendiri, selama ini dia telah menunda untuk menjawab pernyataan cinta aldo, grasia menyadari kalau saat ini aldo pasti akan bertanya lagi soal itu. Sewaktu pulang kantor tadi aldo datang menjemput grasia dan mereka akan makan malam direstoran tempat favorit aldo seperti biasa, dan saat tiba ketegangan semakin menumpuk di dada grasia, dia coba tersenyum seperti biasa, dan berjalan beriringan dengan aldo masuk kedalam restoran itu. pemandangan indah saat matahari tenggelam dari restoran itu tak bisa membuat kegugupan grasia memudar, apa yang akan grasia katakan nanti pastinya akan berpengaruh pada hidupnya.

"kau ingin makan apa grasia?" tanya aldo saat dia akan memesan makanan, sejak turun dari mobil aldo hanya tersenyum tak berkata apapun pada grasia, dia juga sepertinya sedang gugup.

"seperti biasa saja.." jawab grasia, tapi kemudian dia menyadari kalau hpnya sedang berbunyi, ada yang menelponnya.

"halo.." jawab grasia pada penelponnya,

"grasia.."

"iya pak frans, ada apa? Ada yang bisa ku bantu?" selain karena nama penelponnya sudah tertera di hpnya, grasia juga tahu siapa penelponnya dari suara dan cara orang itu menyebutkan namanya.

"kamu dimana grasia? apa kau bersama pak gabriel?.." tanya frans, terdengar seperti sedang mendesak.

"kenapa dengan pak gabriel? Bukannya dia selalu bersama pak frans?" grasia mengerutkan alisnya, sejak pulang dari daerah, grasia sudah tak jadi sekertarisnya gabriel lagi, kenapa frans bertanya padanya soal gabriel pikir grasia bingung.

"aku juga belum bisa memastikan apakah ini masalah atau bukan, hanya saja sejak siang tadi bos keluar kantor tanpa berkata apapun dan tidak membawa pengawal, awalnya kupikir dia telah kembali seperti dulu lagi, tapi sore ini ada janji penting dengan klien dan dia tak bisa dihubungi, itu bukan gayanya bos. sudah ku cari dia kemana-mana tapi sepertinya dia menghilang begitu saja.." jawab frans, nada suaranya terdengar sedikit kwatir.

"maafkan aku pak frans aku juga tak tahu bos dimana..tapi aku ingin membantu mencarinya, apa yang bisa ku lakukan.." kata grasia dia juga mulai kwatir, aldo merasakan perubahan suasana hati grasia itu, dan dia menatap grasia dan bertanya "ada apa?" hanya menggerakkan mulutnya tanpa mengeluarkan suara.

"kau dimana grasia? Kita harus bertemu secara langsung" tanya frans serius. Tapi grasia tak langsung menjawab pertanyaan frans, dia malah menjawab pertanyaan aldo.

"pak gabriel pergi entah kemana.. dan kata pak frans sejak tadi dia tak bisa dihubungi.." jawab grasia pada aldo,

"oh.." jawab aldo sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"dho.. maafkan aku.. aku ingin membantu pak frans mencari pak gabriel" kata grasia, dan dia kembali  menjawab telpon frans.

 "pak frans, aku yang akan menemui pak frans..pak frans dimana?" tanya grasia, dia langsung bersiap untuk pergi, sedangkan aldo hanya bisa menatap pasrah kepergian grasia tanpa bisa mencegahnya.

 

"grasia disini.." frans melambai pada grasia ketika dia baru turun dari taksi, dan grasia berlari kecil menemui frans.

"pak frans sudah menelpon keluarganya?" tanya grasia ketika frans didekatnya, salah satu pengawal langsung membukakan pintu mobil untuk grasia.

"sudah dua-duanya, ibunya dan ayahnya, tapi merekapun tak tahu gabriel kemana? bahkan semua orang yang ku anggap temannya sudah kuhubungi, tapi merekapun tak tahu, dan aku teringat padamu, kau pasti bisa mengetahui dimana bos" kata frans, grasia jadi bingung dan menatap pak frans.

"bagaimana aku bisa tahu? Oh pakai hpnya kak adel? Tapi hp itu telahku ambil dan kusimpan..."

"bukan dengan hp itu, tapi dengan hpmu grasia.." jawab frans dan menatap hp ditangan grasia.

"hpku? Bagaimana bisa?"

"dihpmu bos telah memasang aplikasi untuk mengetahui keberadaanmu, dan aplikasi itu bisa juga bekerja sebaliknya, jadi dari hpmu kau bisa mengetahui keberadaan pak gabriel, walaupun hpnya sedang mati" kata frans, dia dulu tanpa sengaja pernah melihat aplikasi itu dihpnya gabriel sewaktu dia sedang galau memikirkan grasia.

"apa maksud pak frans? Jadi kalian selama ini menguntitku?" grasia terkejut mendengar perkataan frans itu.

"bukan kalian grasia, itu hanya bos saja, kupikir dia terlalu peduli padamu, hal itu nanti kau tanyakan padanya secara langsung. untuk sekarang kita harus mengetahui dimana keberadaan bos dulu" kata frans wajah memelas, grasia terdiam dia ingin marah tapi benar yang dikatakan frans gabriel harus ditemukan dulu baru dia bisa memarahinya. Dan dengan enggan dia menyerahkan hpnya pada frans untuk dipakai untuk mengetahui keberadaan gabriel.

 

"itu dia pak frans.. itu mobilnya pak gabriel.." grasia setengah berteriak senang, dari aplikasi yang ada dihp grasia diketahui lokasi gabriel berada, dia sedang berada didaerah pesisir pantai diluar kota. Hampir dua jam terakhir frans dan grasia mencari dimana keberadaan gabriel. Setelah mereka menemukan mobil gabriel, dengan menggunakan senter dihp, mereka mencari-cari gabriel disekitar mobilnya, dan grasia melihat sosok seorang laki-laki yang mirip dengan gabriel sedang terbaring dipasir.

"pak gabriel!.. pak gabriel.." teriak grasia sambil berlari menuju sosok itu, ternyata benar itu gabriel, dengan panik grasia berlari ketempat gabriel terbaring itu, diikuti dengan frans dibelakangnya.

"pak gabriel bangun pak.. pak gabriel nggak apa-apakan?" tanya grasia, dengan takut dia memeriksa tubuh gabriel, gabriel yang waktu itu sedang tertidur jadi bangun karena menyadari ada yang menyentuh tubuhnya, ketika dia membuka mata dia melihat grasia yang ketakutan memeriksa tubuhnya.

"jangan menyentuh sembarangan grasia.." suara gariel sedikit berat karena baru bangun, dia baru ingin menarik grasia kedalam pelukannya ketika dia menyadari kalau grasia berada ditempat itu tidak sendirian dia bersama frans dan dua orang pengawal. Gabriel jadi teringat kejadian hari ini kenapa dia bisa berada ditempat ini.

Waktu itu hampir jam istirahat makan siang, gabriel sedang memeriksa beberapa kontrak dengan salah seorang legal rekan kerja grasia ketika sebuah pesan masuk dihp gabriel.

[datang ketempat ini sekarang, Atau grasia pacarmu itu akan hancur wajahnya] bersama pesan itu terkirim lokasi dimana gariel harus datang. DEG.. Saat membaca pesan itu wajah gabriel berubah tegang,

"kau tahu dimana grasia?" tanya gabriel pada rekan kerja grasia itu.

"kalau nggak salah tadi pagi grasia dapat tugas memeriksa kelengkapan berkas tanah secara langsung dilokasi pak" kata orang itu,

"dan sekarang?!" desak gabriel,  

"belum tahu pak, sepertinya belum kembali" jawab orang itu agak takut dengan tatapan gabriel. Mendengar itu gabriel langsung menelpon pengirim pesan itu dan pergi meninggalkan perusahaan. Frans yang saat itu sedang ke toilet tak tahu kalau saat itu gabriel pergi.

Lokasi yang dikirim itu adalah sebuah restoran, dan disana telah menunggu juwita, dia tersenyum sinis ketika gabriel datang dengan wajah tegang dan sangat dingin.

"DIMANA GRASIA BRENGSEK.." geram gabriel tangannya dikepal erat siap memukul orang.

"tenang dulu.. duduk dulu sayang.. bagaimana kalau kita makan dulu" kata juwita dengan suara yang mendayu menggoda.

"Aku Tak Punya Waktu Untuk Bercanda Juwita!! DIMANA GRASIA!!.. JAWAB!!" suara gabriel bergetar marah, matanya menyala seperti ingin melahap juwita, sedangkan juwita yang awalnya begitu cuek jadi sedikit takut dengan sikap gabriel itu.

"tenang dulu gabriel sayang..kau seperti mau meled" kata juwita, tapi dia langsung terdiam takut, tak jadi melanjutkan kalimatnya karena melihat tatapan gabriel yang semakin marah.

"grasiamu sedang baik-baik saja gabriel.. mungkin sekarang sedang makan bersama teman-temannya, aku tak pernah menculiknya." Kata juwita serius, tapi gabriel masih tetap menatapnya marah.

"sungguh aku tak berbohong gabriel..aku tak menculiknya, kalau kau tak percaya kau bisa telpon dia.." kata juwita lagi.

"Lihat dirimu gabriel.. sebegitu cintakah kau pada perempuan itu? apa yang terjadi padamu ini bisa menjadi titik lemahmu gabriel.. dalam hidupmu terlalu banyak musuh yang ingin menjatuhkanmu, dan yang kulihat padamu sekarang ini sangat berbahaya buatmu dan juga grasia, kendalikan emosimu gabriel.." lanjut juwita, DEG..