1 Prolog

"Hiks..hiks..slurp slurp...."

Gadis itu terus menangis entah berapa banyak air mata yang bercucuran dan tissue yang digunakannya. Gumpalan-gumpalan tissue berisi cairan memyedihkan itu berserakan diatas ranjang tidurnya.

Di rasa sudah cukup ia menangis, gadis itu memejamkan matanya dan mencoba masuk ke alam mimpi diiringi sesengukkannya. Ia terlalu lelah dengan semua ini.

Arani Kyoto memasuki sekolah bergengsi dikotanya. Siapa yang tak tahu dengan Gellian High School, sekolah dengan fasilitas yang lengkap dan para pengajar yang baik. Tentunya para penghuni alias murid-murid disini merupakan golongan menengah-atas.

"Ah, shit!" Ara merutuki dirinya sendiri yang lupa membuat tugas kimia mengingat semalam ia menenggelamkan diri dengan hanya menangis. Sesampainya dikelas Ara langsung mengerjakan tugasnya dengan cara mengcopy-paste seorang teman yang menjadi andalan kelas jika ada PR, Dena Gerrad.

Arani bukanlah gadis yang pandai bergaul, pintar ataupun tenar(tanpa sepengetahuannya). Tapi semenjak ia ditembak di dilapangan Gellian High School oleh laki-laki yang populer disekolahnya, detik itu juga kehidupannya berubah.

Semua murid penasaran siapa gadis yang bisa membuat laki-laki paling populer disekolahnya jatuh hati. Banyak yang iri dan benci tetapi banyak juga yang mendukung mereka berdua.

"Tumben Gio nggak nganter sampe depan kelas?" Tanya Dino, cowok yang paling cerewet dikelasnya. Kebiasaan Gio yang selalu mengantar Arani kedepan kelas membuat hati Arani berdenyut nyeri. Arani mengalihkan perhatiannya dari buku catatan kimia Dena, menatap Dino.

"Anjirrr!! Mata lu sembab parah. Kenapa? Cerita sama gue cerita?" Pekik Dino.

"Gue nggak kenapa-kenapa." Jawab singkat dengan nada datar. Arani kembali melanjutkan kegiatan copy-pastenya.

Jawaban itu membuat Dino mengerti kalau temannya tidak mau diganggu. "Ok, cepet balik ceria ya Ra."

"Apa mungkin mereka lagi tengkar ya? Jangan-jangan Gio selingkuh lagi? Aduh Ara temen gue yang imut." Gumam Dino.

***

ARANI KYOTO

Nama gue aneh ya? Nggak nyambung lagi. Gara-gara nama yang gue punya semua orang pada penasaran sama gue. Ini berkat Nenek sama Kakek gue yang pengen ada campuran Indo-Japan yang tadinya Arumi jadi Arani. Berkat nama ini juga gue ketemu sama dia.

Dia yang gue maksud adalah Dergio Abraham. Cowok tampan juga populer di Gellian. Yang entah kesambet apa nembak gue tanpa sepengetahuan gue. Waktu itu gue cuma tau orang dan namanya aja nggak terbesit sedikitpun kalau dia bakalan naruh hati sama gue. Gue cuma murid biasa dengan tampang pas-pasan, prestasi yang minim dan teman yang nggak banyak, ya gue ga terlalu tertarik bergaul dengan banyak orang.

Ini bener-bener ngebingungin dan gue sempet berpikir kalo "Gue Bahan Taruhan". Hell yeah, jangan terbang dulu kalo ujungnya jatuh. Kayak yang banyak di novel-novel kan gitu. Wajarkan kalo gue nethink duluan secara gue itu cuma butiran debu dan pangeran tampan datang menjemput. Gue sekarang mikir apasih yang Gio liat dari gue?

Cantik? Kagak.

Pinter? Kagak.

Populer? Kagak.

Badan bohay? Kagak.

See? Nggak ada yang bisa di banggain dari seorang Arani Kyoto.

Tepat pukul 10:00 dering bel Gellian High School berbunyi menandakan istirahat. Para murid sekolah itu keluar dari kelas mereka masing-masing dengan berbagai macam tujuan seperti kantin, koridor, taman, balkon atau yang lainnya.

Tapi hari itu sedikit berbeda dimana para murid berjejer di atas balkon dan melihat ke bawah, lapangan. Para murid menerka-nerka apa ada event mendadak atau? Tapi itu mustahil melihat properti yang disiapkan dan yang berdiri disitu.

"Ekhem.. cek.. cek.. kepada Arani Kyoto 11 IPA Silver diharap datang kelapangan."

Arani yang awalnya tak ingin tahu dengan apa yang terjadi di lapangan karena ia ingin segera ke toilet membuang sisa cairan metabolisme tubuhnya tersentak mendengar namanya dipanggil.

"Hah? Itu kan nama gue. Alah nggak mungkin juga gue. Emang gue punya masalah apaan? Ckck ternyata ini nama pasaran hadehh..." gumam Arani dan segera melanjutkan langkah kakinya ke toilet.

Disamping itu seorang lelaki dan juga rombongannya menunggu kedatangan seorang Gadis bernama Arani Kyoto. Mereka adalah rombongan paling famous dan popular di Gellian. Wajah yang rupawan, prestasi segudang juga harta yang berlimpah. Benar-benar para lelaki idaman.

"Jiyo, emang tu anak kenal ama lu?" Tanya Febian Arfonso.

"Kagak." Jawab Gio.

"Kamprettt jadi kita dari tadi kayak orang bego disini ngapain hah? Tau gini tinggal tembak aja lewat sosmed. Selesai!" balas Kalvin Turper.

"Bawel lu pada! Dia nggak tau sama gue. Jangankan sosmed papasan aja gue sama dia belum pernah! Cuma gue yang terlalu tergila-gila sama dia pas MOS. Dan cuma dia yang punya nama unik kayak gitu disekolah kita dan gue mau dia jadi milik gue." Jawab Gio frustasi.

"Love at first sight lu bikin kita susah. Ini udah lima menit setelah kita manggil dia tapi dia nggak dateng-dateng sampe sekarang. Liat noh semua murid natap ke kita."

"Lagian lu juga mau nembak kayak mau pake sempak. Tiba-tiba pas pelajaran pertama biang mau nembak cewek tau gitu gue sama Bian cari tau dulu dan fantastisnya dia nggak kenal sama lu."

Febian dan Kalvin lebih frustasi lagi melihat sahabatnya yang sudah kelewat batas dan tidak masuk akal.

"Asli lo nggak keren, lo gila!" Kalvin mengejeknya.

"Asli lu nggak bakal diterima!" Mendengar omongan Febian jantung Gio berdetak dengan cepat.

Dengan segera Gio berlari menyusuri gedung sekolahnya. Mencari-cari gadis imut keturunan Jepang itu. Perasaan Gio diselimuti dengan perasaan tak enak dan takut jika gadis itu tak menerimanya.

"Lo bodoh Dergio Abraham!!! Nembak cewek yang kagak kenal sama lu!!!" Rutuknya kepada dirinya sendiri.

Bersusah payah Dergio mengelilingi gedung sekolahnya turun-naik anak tangga. Dan sempat dia berpapasan dengan teman sekelas Arani tapi mereka tak tagu gadis itu dimana mengingat mereka bukannlah teman Arani mereka hanyalah teman sekelas.

Dergio menyeka keringat di dahinya dengan sapu tangan yang berinisialkan namanya yaitu DA. Saat ia melewati toilet ia melihat gadis yang dari tadi dicarinya keluar dari toilet sambil memainkan handphonenya.

"Arani Kyoto!" Teriak Dergio.

Arani membalikkan tubuhnya dan menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan gadis didepannya Dergio langsung menarik tangan Arani.

"Gila aja ni cewek dari tadi gue cariin sampe badan gue keringetan dan dia dengan santainya bilang kenapa. What the hell r u doing girl?!" Dalam hati Dergio.

"Ehhh... ngapain tarik-tarik tangan gue, Gio?!"

"Lo tau nama gue... ikut aja Ra.." Bisiknya dikalimat pertama.

Arani yang bingung hanya mengikut lagipula tak mungkin Dergio Abraham melakukan kejahatan padanya. Dergio membawanya ke tengah lapangan. Dergio membawa satu kursi dan mendudukan Arani disitu. Dergio dengan rombongannya mulai membawakan lagu Favorite Girl dari Justin Bieber.

Dergio mengangkat kedua tangan Arani dan menyuruhnya berdiri dari kursi itu dan melihat kedepan. Beberapa siswa Gellian memegang kertas per kata

WILL YOU BE MINE?

Dergio berlutut didepan Arani dengan sebucket bungan lily putih yang besar. "Gue Dergio Abraham mau lo, Arani Kyoto, jadi pacar dan milik gue."

Jantung Dergio berdegub dengan kencang. Tangan Dergio gemetar menunggu jawaban Arani.

"Gue nggak mau nerima penolakan." Tekan Dergio dalam hati.

Sedangkan Arani bingung dengan yang terjadi saat ini hanya bisa berdebat dengan pikirannya sendiri.

"Ni anak gila?" Pikir Arani. Bukan rasa bahagia, senang dan mengharukan yang dirasakannya sekarang tetapi perasaan bingung. Mereka berdua tak saling kenal dan tiba-tiba seorang Dergio menembaknya di depan semua murid Gellian.

What the hell r u doing, Gio?!!

"Gue.."

Dergio langsung memeluk Arani dan memberikan kecupan di dahi Arani.

"Gue nggak perlu jawaban iya atau nggak. Yang gue mau lo jadi pacar gue, Arani Kyoto. Gue jamin lo bakal cinta sama gue." Bisik Dergio di telinga Arani.

Bisikan itu membuatnya terbeku seketika. Rasanya ia ingin menampar lelaki pemaksa ini tetapi hatinya terlalu kasihan jika Dergio ia permalukan.

avataravatar
Next chapter