webnovel

S I L E N T

Semuanya dipendam oleh Putri. Segala kesedihan, amarah, dendam dan pikirannya, Semua dipendam oleh dirinya sendiri. Putri hanya bungkam, tak berniat untuk membagi semua keluh kesahnya kepada orang lain. Namun karena suatu kejadian yang mengantarkannya pada sebuah titik terang dari kehidupan yang penuh kebisuan. [ RAJA & PUTRI ]

_EJA · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

02

"Uhhh ibu! Tadi pagi aku melihat seorang perempuan cantik di depan rumah itu ! Makanya aku harus terlihat tampan"

Dewi menghela nafasnya kemudian berbalik, "Terserah lah, ibu akan pergi duluan! Segeralah menyusul ! Awas bila kau tak datang menghampiri ibu" ancam Dewi

Raja bergumam malas, kemudian mengambil sebuah Hoodie dan celana jeans lalu memakainya dengan cepat. Setelah memastikan penampilannya terlihat sempurna, raja segera berjalan keluar dengan raut yang semuringah. Yeahhh perempuan cantik yang tadi dia lihat benar-benar mensyukuri pilihan ibunya untuk tinggal di daerah sini.

"Kau pergi sekarang?" Tanya ciiz

"Hmmm. Dadah kak" pamit raja sambil membuka pintu

Ckelk

Blam

Raja menghirup udara dalam-dalam udara sore ini, kemudian dengan langkah ringan berjalan mendekati rumah besar di depannya. Dia dapat melihat dengan jelas sendal yang di yakini milik ibunya yang terlihat di depan pintu rumah itu (Fix ada yang sama nggak kalau cari emaknya kek gini kalau ke rumah orang -,- ). Setelah mengambil nafas panjang raja dengan sopan mengetuk pintu.

Tok

Tok

Tok

"Oh ? Hall? " Seseorang wanita paruh baya yang mungkin berumur tak jauh beda dengan ibunya datang membukakan pintu, Raja tersenyum lebar kemudian membungkuk sebentar.

"Saya raja, putranya Bu Dewi"

"Owhhh! Silahkan masuk. Ibumu didalam nak!"

Risti membukakan pintu lebih besar, meminta raja agar segera masuk dan pria itu menurut dengan mata berbinar.

"Wahhh Bu Dewi. Putra Anda tampan sekali ya" puji Risti

"Ha-ha-ha bisa aja, sungguh aku minta maaf tidak datang di hari pertama berada Disni"

"Oh tidak apa-apa Bu Dewi, aku mengerti, ah ya ngomong-ngomong raja sudah kls berapa ?"

"Ahh aku sudah kls 10 Tante"

"Wahhh beda satu tahun dengan Putri bungsu ku ya"

"Ya? Sebelumnya maaf Bu Risti memang Anda punya berapa anak? Bukankah Gilang, Rahmat dan Dei saja?"

"Tidak aku memiliki seorang anak lagi namanya Putri" Tatapan mata Risti berubah sendu telah mengucapkan nama anak bungsunya. Wanita paruh baya itu menghela nafasnya sejenak, lalu kembali tersenyum hangat seperti sedia kala.

"Wahhh maafkan aku karena tidak tau, ha-ha-ha" ^°^

"Tidak apa-apa Bu Dewi Putri memang pendiam"

Raja mengangguk sambil tersenyum kecil mendengar pembicaraan ibunya dengan bu Risti, tidak tau harus berbicara apa karena yang mereka bicarakan didalam obrolan ibu-ibu. Sudah jelas raja tak mengerti karena mereka kini tengah membicarakan anaknya masing-masing. Sangat membosankan:v

"Ibu!!! Putri tidur sambil berjalan lagi!!!"

Deg

Dari lantai atas raja dapat mendengar keributan di sana disertai teriakan dan panggilan dari seorang perempuan yang sudah jelas tidak raja kenali.

Dengan raut panik Risti bangkit dari duduknya, lalu berlari tergesa-gesa meninggalkan raja dengan sang ibu "Putri berhenti sayang! Nanti jatuh!!" Raja dan ibunya saling tatap, lalu dengan tergesa Dewi berlari menuju asal suara.

'ya Tuhan ibu! Kenapa ikut campur sih!' gerutu raja dalam hati. Dengan malas-malasan, ia mengikuti ibunya dari belakang, berjalan menaiki tangga dan bertanya-tanya dalam hati. Sebenarnya dia cukup penasaran apa yang terjadi disana

DEG

Jantung berdebar tanpa sadar melihat pemandangan di depannya, seseorang perempuan cantik yang tadi pagi dia lihat, tengah berdiri di depan sebuah pigura foto dengan Tante risiti dan seorang pria bermata sipit yang memegang kedua bahunya.

Andaikan saja mata perempuan cantik itu tengah terbuka sekarang maka raja tidak akan sekaget ini. Namun faktanya, itu tengah berdiri dengan mata terpejam. Raja tak tau apa yang ada di dalam mimpi perempuan itu. Tapi yang jelas, raja tau itu adalah kebiasaan buruk.

"Bu..... Bu Dewi bisa tolong ambilkan cambuk disana" pinta Risti menunjuk nakas di dekat tangga. Dengan terburu-buru Dewi mengambil cambuk bewarna hitam itu lalu menyerahkannya kepada Risti

CTAK

CTAK

CTAK

Lagi-lagi raja dan ibunya sukses membulatkan mata terkejut melihat perbuatan Risti pada anaknya itu. Risti dengan mata berair mencambuk perempuan cantik itu dengan keras, sehingga menimbulkan jejak-jejak kemerahan di sekitar lengan dan kakinya.

Tubuh kurus itu terjatuh setelah di cambuk beberapa kali tapat di badannya. Raja pikir perempuan itu pingsan, namun tidak lama kedua mata perempuan itu terbuka.

'Bagaimana seorang ibu begitu tega mencambuk anaknya ?' pikir raja ngeri. Cukup bersyukur karena ibunya sama sekali tak pernah memukulnya separah itu.

Dengan air mata menetes Risti memegang erat pipi anaknya, mencium sejenak kemudian membantunya berdiri.

"Sayang........ apakah cambuknya tersa sakit?" Tanya Risti bergetar.

RAJA POV

Wahhh boleh kah aku menyebut perempuan itu malaikat? Betapa sempurnanya ciptaan Tuhan yang satu ini. Mata itu..... terlihat indah. Apalagi paras rupawannya yang benar-benar sempurna. Apakah dia anaknya ibu Risti ? Kenapa dia cantik sekali?

"Maafkan ibu, maafkan ibu ! Hikssss..."

BRAK

Aku dan ibu saling pandanga, entelah aku tidak bisa menebak apa yang ibu pikirkan, lalu keadaan yang awalnya tenang berubah tegang saat seorang pria dewasa, mungkin dia adalah suami Bu Risti, datang menghampiri kami dengan tatapan yang tajam, aku di buat merinding melihatnya.

"Sayang........ Putri, hikssss.... Putri tidur sambil berjalan lagi"

PLAK

yuk terus baca jangan lupa vote komen and share ya .

btw maaf kalo banyal typo atau ada kata yang salah

:')