webnovel

Kecupan Di Pipi

Segerombol Mahasiswa terdiri dari 8 orang, 5 lelaki dan 3 wanita, mereka adalah 8 orang yang disegani bahkan ditakuti di Kampus.

Universitas Gemilang adalah Universitas elit yang menjadi pilihan mereka untuk kuliah.

8 orang keturunan darah biru dengan kekayaan yang tak habis 7 turunan yang mereka miliki, membuat 8 anak manusia itu menjadi sombong seolah tak punya hati.

Senang menindas anak yang lemah atau yang berani bertingkah dihadapan mereka.

Pukul 07.00 deru mobil-mobil mewah telah terdengar di parkiran Kampus yang teramat luas.

8 orang yang dipimpin Leon, lelaki blasteran dengan hidung mancung, kulit putih ditambah hidung yang pas diwajah membuat penampilannya sempurna dan jelas saja digilai banyak wanita yang melihatnya.

Diikuti Radit, Kevin, Satria, Zian dan 3 wanita yang super cantik Geovani, Cleo dan Pricilla.

Mereka tak pernah terpisahkan saat berada di luar rumah masing-masing, seisi Kampus dari lantai dasar sampai lantai atas selalu dibuat terpana oleh penampilan 8 orang tersebut.

Bak Dewa dan Dewi kedatangan mereka seolah dinantikan setiap detiknya meski mereka sadar pada akhirnya hanya akan mengecewakan saja.

"Leon, kamu tahu .... hari ini Kampus kita akan kedatangan Mahasiswi baru ?"

Ucap Geovani seraya menggelayut manja ditangan Leon, mereka adalah sepasang kekasih yang amat sangat serasi bahkan mereka di nobatkan sebagai Ratu dan Raja di Kampus tersebut.

"Tahu, 2 orang kan .... 2 wanita."

Jawab Leon lembut dengan senyuman dibibirnya, mereka melangkah dengan penuh keangkuhan menyusuri halaman dan lorong Kampus untuk menuju ke kelasnya.

Mereka disatukan karena memang permintaannya sejak awal mendaftar menjadi Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus tersebut.

"Minggir .... minggir .... minggir.

Usir Zian saat mereka sampai di kelas, suasana kelas mendadak hening setelah kedatangan mereka.

"Apa lihat-lihat ?"

Pelotot Satria pada seorang wanita yang tak melepas pandangan dari dirinya, kawan seanggotanya tersenyum sinis ke arah wanita tersebut membuat ciut nyali yang ditatapnya.

"Fans berat Sat, jangan heran."

Ejek Kevin yang mendelik mengalihkan pandangan dari mangsanya, mereka asyik mengobrol setelah melepas wanita yang dianggap mengganggu itu.

Topik pembicaraan mereka selalu saja ada, seolah tak pernah habis mereka selalu saja bising dengan cerita ceritanya.

Beberapa menit berlalu, dosen mata kuliah pun masuk dengan diikuti 2 wanita dibelakangnya, 2 wanita yang berpenampilan pas-pasan yang jauh dari kata glamor.

"Selamat pagi semuanya."

"Pagi Pak."

Semua serempak menjawab sapaan dosen di depannya.

"Hari ini kelas kita kedatangan 2 Mahasiswi baru, mereka pindahan dari Medan dan hari ini adalah hari pertama mereka masuk di Kampus dan di kelas ini."

"Gak salah Pak .... cupu abiiisss."

Celetuk Radit yang disusul tawa renyah seisi kelas.

"Radiit."

Radit tersenyum geli melihat dosen yang memelototinya di depan sana.

"Baiklah, silahkan untuk kalian perkenalkan diri terlebih dahulu."

Ucapan dosen mendapat anggukan dari kedua wanita disampingnya.

"Perkenalkan nama aku Yasmin Paradila, aku pindahan dari Medan dan ini hari pertama aku disini, aku harap kita bisa bersosialisasi dengan baik."

"Perkenalkan nama aku Cessillya Anandita, sama seperti Yasmin aku juga berharap kita bisa bersosialisasi dengan baik."

"Bersosialisasi dengan baik itu dengan siapa, dengan mereka sih bisa tapi dengan kita apa lo mampu ?"

Ucap Cleo yang mendapat acungan jempol dari 7 kawannya yang lain, Yasmin dan Cessillya mengernyit mendengar penuturan Cleo dan untuk beberapa saat keduanya saling lempar pandangan.

" Gak bakal mampu kali."

"Cupu sih."

Celetukan tambahan dari Geovani dan Zian mampu membuat Cessillya menghentakan kakinya, untung saja Yasmin langsung meraih tangannya.

"Sudah, cukup jangan ribut, ayo kalian duduk kita akan mulai pelajarannya."

Dosen menengahi keributan yang terjadi diantara anak didiknya, 2 wanita itu melangkah beriringan karena memang kursi kosong juga bersisian.

Geovani tersenyum melihat langkah kaki keduanya, muncul fikiran jahilnya Geovani menjegal langkah kaki Cessillya.

Geovani tak sempat melirik belakang, andai dia tahu jika Leon sedang mengambil bolpoinnya yang terjatuh tentu Geovani tak akan melakukannya.

Tapi sayang Geovani telah membuat Cessillya terjatuh dan tak sengaja mencium pipi Leon, semua mata yang melihatnya tampak syok terutama Geovani yang terlihat mengepalkan tangannya kuat-kuat sambil menahan deru nafas yang telah mencapai puncak kemarahan.

Leon sedikit menjauhkan wajahnya dan beralih menatap wajah di depannya, Leon terpaku menatap 2 bola mata warna coklat milik Cessillya yang tampak meneduhkan.

"Sisi, kamu gak apa-apa ?"

Suara Yasmin mampu menyadarkan Leon dan Cessillya, keduanya bangkit bersamaan.

Sorak ramai penghuni ruangan riuh terdengar, ocehan demi ocehan terlontar dari setiap mulut menyebalkan.

Cessillya berjalan menunduk menuju kursinya diikuti Yasmin, suara dosen berhasil menghentikan suara bising didalam ruangan dan memulai kelasnya.

Saat jam berakhir sepanjang perjalanan menuju kantin, Geovani tak henti mengomel pada Leon tentang kejadian di kelas.

Sampai di tempat mereka biasa berkumpul, Leon menatap lembut mata Geovani dan mengecup lembut bibirnya.

Seperti sudah menjadi hal yang biasa, kawannya tampak biasa saja dengan tingkah Leon dan Geovani.

"Cleo, kamu mau kecupan seperti itu ?"

Goda Radit dengan mengedipkan sebelah matanya, Cleo mengernyit dan memukul kepala Radit tanpa perasaan.

"Ngarep gue mau, hah ?"

"Siapa tahu aja, kan gue siap melaksanakannya, gratis dijamin puas."

"Ih .... stres lo."

"Tawaran yang bagus, kenapa lo nyolot ?"

"Lo tuh bikin nyolot."

"Makan woy, ribut mulu."

Teriak Satria saat hidangannya datang hal itu mampu membuat Cleo dan Radit kaget.

"Laper gue, makan makan makan."

Cleo lebih dulu melahap makannya dan diikuti dengan yang lainnya.

Leon mengusap bibir Geovani yang basah akibat ulahnya, Leon memang paling malas mendengar Geovani mengomel, karena itu akan memakan waktu yang sangat lama.

"Makan dulu, jangan ngomel terus, kejadian tadi gak penting jadi gak perlu dipermasalahkan, kamu diam terus makan itu baru benar."

Ucap Leon lembut dan kemudian melahap makanannya, Geovani mendelik kesal karena baginya itu adalah masalah besar ketika ada wanita lain yang mencium kekasih tercintanya.

"Ayo makan, keburu masuk jam kelas lagi, kamu pasti lapar kan dari tadi ngomel terus, aku kan disini sama kamu bukan sama wanita itu."

"Leon, aku ...."

"Geovani, udah dong, aku kan udah bilang kalau itu semua gak penting sama sekali, gak akan merubah perasaan aku sama kamu, harusnya kamu tahu itu"

"Awas kalau berkepanjangan, dia akan tahu akibatnya."

"Makanya lain kali kalau mau berbuat sesatu itu diperhitungkan, jebakan makan tuan kan jadinya."

"Ada juga senjata makan tuan."

Geovani turut melahap makanannya, Leon tersenyum dan meggeleng melihat kekesalan Geovani terhadapnya padahal kejadian itu ulahnya sendiri tapi kenapa Leon malah jadi sasaran omelannya sejak tadi.

Next chapter